Halaman
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
145
XI
Hemat Energi
Perhatikan gambar berikut ini!
Sumber: www.flickr.com
Pada gambar di atas Anda dapat menemukan penggunaan energi listrik
yang berlebihan. Penggunaan yang berlebihan mengakibatkan krisis energi
listrik. Dampaknya, terjadi pemadaman listrik secara bergilir.
Bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan di atas?
146
Pelajaran XI Hemat Energi
Sumber-sumber energi di negara kita lama-kelamaan habis. Maka dari itu,
diperlukan langkah yang tepat dalam rangka penghematan energi. Masalah
penghematan energi ini dapat dijadikan topik dalam diskusi.
Anda telah belajar mendengarkan informasi dan mengomentari pendapat
dalam sebuah diskusi. Pada pelajaran kali ini Anda mengasah kembali
kemampuan Anda dalam merangkum isi pembicaraan dan mengomentari
pendapat seseorang dalam diskusi. Apakah Anda masih ingat langkah-langkah
merangkum isi pembicaraan dan cara mengomentari pendapat dalam diskusi?
A.
Ikuti langkah-langkah berikut!
1.
Buatlah kelompok diskusi yang beranggotakan minimal enam orang
siswa!
2.
Tunjuklah pemimpin, sekretaris, dan moderator dalam kelompok
diskusi Anda!
3.
Sajikan artikel yang berjudul ”Hemat Energi Bisa Hambat Pertumbuhan
Ekonomi?” bersama kelompok Anda!
4.
Kelompok yang berperan sebagai peserta diskusi bertugas mendengar-
kan dan mencatat pokok-pokok pembicaraan dalam diskusi tersebut!
5.
Buatlah rangkuman dari seluruh isi pembicaraan dalam diskusi ke dalam
beberapa kalimat!
6.
Kelompok Anda bertugas menanggapi rangkuman yang dibuat
kelompok lain!
Mendengarkan Informasi dalam Diskusi
Anda akan merangkum isi pembicaraan dan mengomentari pendapat
seseorang dalam sebuah diskusi.
12 Teks Mendengarkan (halaman 186)
B.
Setiap kelompok diskusi akan membawakan artikel ”Hemat Energi Bisa Hambat
Pertumbuhan Ekonomi?”. Jika kelompok Anda belum mendapat giliran menyajikan
artikel tersebut, lakukan kegiatan berikut!
1.
Pertahankan kelompok diskusi Anda!
2.
Ajukan pertanyaan terhadap penyajian masalah dalam artikel tersebut!
Pertanyaan yang Anda sampaikan harus jelas dan singkat agar pem-
bicara dapat menangkap apa yang ingin Anda sampaikan. Anda juga
dapat memakai kata tanya apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan
bagaimana.
3.
Sampaikan tanggapan Anda dalam bentuk kritikan!
4.
Berikan alasan yang dapat memperkuat tanggapan Anda!
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
147
Tugas Rumah
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Buatlah kesepakatan dengan guru dan teman-teman Anda untuk menonton
sebuah tayangan diskusi di televisi dengan tema bebas!
2.
Catatlah pokok-pokok pembicaraan diskusi!
3.
Rangkumlah seluruh isi pembicaraan dalam diskusi ke dalam beberapa
kalimat!
4.
Berilah tanggapan dari pembicara dalam diskusi tersebut, tanggapan dapat
berupa kritikan atau pendapat Anda!
5.
Berilah alasan yang kuat dari kritikan atau pendapat Anda tersebut!
6.
Catat dalam buku latihan Anda dan kumpulkan kepada guru Anda!
Memerankan Tokoh dalam Drama
Anda akan memahami teks drama, menghayati watak tokoh, dan
memerankan drama.
Pada pelajaran ini Anda akan belajar bermain drama. Bagaimana cara
bermain drama dengan baik? Perhatikan penjelasan berikut.
Mengekspresikan Dialog dalam Pementasan Drama
Kata drama secara etimologi berasal dari bahasa Yunani,
yakni
dran
. Kata
dran
berarti
to do
atau
to act
. Dalam per-
kembangannya drama berarti suatu karangan prosa atau puisi
yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat dipentaskan.
Untuk mementaskan drama perlu proses yang panjang. Proses
tersebut sebagai berikut.
1.
Penelitian atau penyeleksian naskah
Naskah drama diseleksi apakah layak dan dapat dipentaskan
atau tidak.
2.
Penafsiran atau penghayatan naskah
Nakah drama ditafsirkan tentang isi, latar, cerita, tokoh, watak
tokoh, dan jalan ceritanya.
3.
Pemilihan peran atau tokoh
Pemilihan peran disebut juga
casting
. Dalam proses ini para
pemain drama ditunjuk menjadi salah satu tokoh dalam
naskah drama. Pemain yang telah ditunjuk harus memahami
atau mengekspresikan watak, sifat, tingkah laku, dan gerakan
tokoh yang akan dimainkan. Seorang pemain harus terus
menerus berlatih memerankan tokoh. Pemain tersebut juga
harus mengekspresikan dialog sesuai dengan watak tokoh
dan situasi dialog. Ekspresi dalam dialog bisa berupa ekspresi
marah, sedih, gembira, kecewa, takut, bingung, atau merayu.
Ekspresi dapat diwujudkan melalui dialog, tingkah laku,
gerakan tubuh, intonasi suara, atau volume suara.
Anda harus menjiwai watak
tokoh jika akan memerankan
drama. Lakukan hal-hal berikut
agar Anda dapat menjiwai
watak tokoh dengan baik.
1. Membaca naskah drama,
khususnya pada tokoh yang
akan diperankan secara
berulang-ulang.
2. Mengamati orang-orang
yang memiliki watak seperti
dengan tokoh yang hendak
diperankan.
3. Jika tidak ada, pemain dapat
melihat foto-foto, cerita,
sejarah, atau sumber lain
yang dapat mendukung
karakter tokoh.
4. Berlatih memerankan tokoh.
Perlu kamu tahu dalam
drama ada yang disebut
drama
closed
.
Drama closed
adalah
drama yang digunakan hanya
untuk bahan bacaan saja tidak
untuk dipentaskan.
148
Pelajaran XI Hemat Energi
Contoh:
Seorang pemain harus benar-benar mengekspresikan kemarahan saat
dialog menggambarkan kemarahan. Pemain itu dapat memperlihatkan
mimik marah mengepalkan kedua tangan, napasnya cepat, matanya
melotot, intonasi naik, dan volume suara keras.
4.
Latihan
Para pemain drama harus benar-benar berlatih memerankan tokoh.
Pemain harus mengekspresikan dialog yang telah dipelajari.
5.
Memerankan drama
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memerankan naskah
drama.
a.
Tiap-tiap kata harus diucapkan dengan jelas.
b.
Tekanan keras lembutnya pengucapan (tekanan dinamik). Kata-
kata yang diucapkan dengan tekanan keras atau lembut adalah
kata-kata yang dianggap penting dari pada kata-kata lain.
c.
Tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu kata dalam kalimat
(tekanan nada).
d. Tekanan cepat lambatnya pengucapan suatu kata dalam kalimat
(tekanan tempo).
e.
Pengucapan pengembangan, dapat dicapai melalui empat cara,
yaitu:
a.
menaikkan volume suara;
b.
menaikkan tinggi nada;
c.
menaikkan kecepatan tempo suara; serta
d. mengurangi volume tinggi nada dan kecepatan tempo suara.
f.
Menunjukkan gerakan tubuh (gerak-gerik) dan ekspresi wajah
(mimik) yang sesuai dengan karakter atau watak tokoh yang
diperankan. Melalui mimik dan gerak tubuh pemain yang juga
harus dapat menunjukkan perasaan yang sedang dialami tokoh
yang diperankan. Misalnya kegembiraan, kejengkelan, kejemuan,
dan kesedihan.
g.
Watak tokoh dalam drama terlihat dalam percakapan antartokoh.
Dalam percakapan itu tergambar sifat dan tingkah laku setiap
tokoh. Dari kata-kata dan gerak-geriknya tergambar watak jahat,
baik hati, pemarah, pendendam, jujur, sabar, atau yang lainnya.
Pahami kutipan naskah drama berikut ini. Ikuti langkah-langkah berikut!
1.
Perhatikan watak individu tokoh yang akan Anda perankan. Kuasailah
watak-watak dasar seperti marah, sedih, gembira, takut, ataupun kecewa!
2.
Hayati watak dari tokoh yang akan Anda perankan!
3.
Berlatihlah memerankan drama ”Bila Malam Bertambah Malam” bersama
kelompok Anda dengan memperhatikan lafal, intonasi, nada/tekanan,
mimik/gerak-gerik!
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
149
Beberapa istilah drama yang
perlu diketahui.
1.
Prolog
adalah kata peng-
antar atau pendahuluan.
2.
Epilog
adalah kata pe-
nutup.
3.
Sutradara
adalah orang
yang mengatur proses
pertunjukan drama.
4.
Pemeran
adalah pemain
atau orang yang me-
merankan drama. Pemeran
laki-laki dalam pementasan
drama disebut
aktor
,
sedangkan pemeran wanita
disebut
aktris
.
5.
Dialog
adalah percakapan
tokoh dengan tokoh lain-
nya.
6.
Babak
adalah bagian besar
dalam drama yang terdiri
atas beberapa adegan.
7.
Protagonis
adalah peran
utama yang merupakan
pusat cerita, biasanya tokoh
yang baik.
8.
Antagonis
adalah peran
yang menentang peran
utama. Peran ini sebagai
pencipta konflik dalam
drama.
9.
Tritagonis
adalah peran
penengah yang bertugas
menjadi pendamai konflik.
10.
Peran pembantu
adalah
peran yang tidak terlibat
langsung dengan konflik,
tetapi berguna untuk me-
nyelesaikan cerita.
Bila Malam Bertambah Malam
Karya: Putu Wijaya
Pelaku:
Gusti Biang : perempuan tua
Wayan
: laki-laki tua
Nyoman
: perempuan muda
Malam di tempat kediaman Gusti Biang. Sebuah Bale Gede yang
disempurnakan untuk tempat tinggal.
Di ruang depan ada kursi goyang dan kursi tamu.
Gusti Biang memanggil-manggil Wayan.
Gusti Biang : ”Wayaaan, Wayaaannn . . . !!!”
Gusti Biang ngomel terus.
Kelihatan Nyoman sedang menyiapkan makan malam untuk Gusti Biang.
Sementara Wayan mengampelas patung.
Gusti Biang : Wayaaannn . . . Wayaann.
Nyoman memberi isyarat kepada Wayan.
Nyoman
: Benar Ida akan pulang hari ini?
Wayan
: Ya . . . .
Gusti Biang : Si tua itu tak pernah kelihatan kalau sedang dibutuhkan.
Pasti ia sudah berbaring di kandangnya menembang
seperti orang kasmaran, pura-pura tidak mendengar
padahal aku sudah berteriak, sampai leherku patah.
Wayaaannn . . . Wayaaannn tuaaa . . . .
Wayan
: Kedengarannya seperti ada yang berteriak.
Gusti Biang : Leherku sampai putus memanggilmu. Telingamu masih
kau pakai tidak?
Wayan
: Tentu saja Gusti Biang, itu sebabnya tiyang datang.
Gusti Biang : Jangan berbantah dengan aku. Kau sudah tua dan rabun.
Lubang telingamu sudah ditempati kutu. Kau sudah tuli,
malas, suka berbantah, cuma bisa bergaul dengan si
Belang, kau dengar?
Wayan
: Betul Gusti Biang.
Wayan meninggalkan ruangan dan Gusti Biang tetap duduk dan meng-
ambil jarum. Berulang-ulang menggosok mata sambil menggerutu.
Gusti Biang :
Lubangnya terlalu kecil. Benangnya terlalu besar, sekarang
ini serba terlampau. Terlampau tua, terlampau kasar,
terlampau begini, terlampau begitu. Sejak kemarin aku tidak
berhasil memasukkan benang ini. Sekarang mataku
berkunang oh, barangkali toko itu sudah menipu lagi, atau
aku terbalik memegang ujungnya? Wayaaannn . . . .
(
Nyoman muncul dengan baki di tangannya dan lampu
teplok
)
Nyoman
: Bagaimana Gusti Biang? Sudah sehat rasanya.
(
Gusti Biang tak menghiraukan dan tetap memasukkan
benang ke jarumnya
) Gusti Biang, ini air daun belimbing,
bubur ayam yang sengaja tiyang buatkan untuk Gusti
Biang. (
Melihat kesulitan Gusti Biang
) Mari tiyang tolong.
Gusti Biang : Wayaaaaan . . . (
Kaget karena sentuhan
) ulaaarrr . . . .
Nyoman
: Ya, kenapa Gusti terkejut, ini kan Nyoman.
Gusti Biang : Kau? Kau (
Terbatuk
)
Nyoman
: Nah, itu akibatnya kalau belum santap malam. Apalagi
sejak beberapa hari ini Gusti sudah tidak mau minum jamu
lagi. Minum sekarang ya?
150
Pelajaran XI Hemat Energi
Gusti Biang : Kau . .
. kau, kukira ular belang jatuh dari pohon. Bikin sakit jantungku
kumat lagi.
Nyoman
: Gusti Biang takut sekali dengan ular, kenapa?
Gusti Biang : Binatang itu menggigit.
Nyoman
: Tetapi tidak semua ular berbahaya. (
Tersenyum
) Tiyang juga takut
pada ular.
. . . .
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Setelah Anda dan kelompok Anda berlatih bermain drama,
selanjutnya perankan drama tersebut bersama kelompok
Anda di depan guru dan teman-teman Anda secara bergiliran!
Jangan lupa gunakan gerak-gerik, mimik, intonasi yang sesuai
dengan watak tokoh.
2.
Kelompok yang belum mendapat giliran, melakukan kegiatan
berikut!
a.
Mengamati kelompok yang sedang bermain drama.
b.
Menanggapi penampilan setiap tokoh yang diperankan
teman Anda. Hal-hal yang dapat Anda tanggapi sebagai
berikut.
1) Kesesuaian gerak-gerik dan mimik dengan watak
tokoh.
2) Kesesuaian intonasi yang digunakan dengan watak
tokoh.
Membaca Cepat Teks
Anda akan mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat
300 kata per menit. Anda juga akan belajar tentang ungkapan.
Informasi mengenai masalah hemat energi dapat juga Anda ketahui dengan
membaca sebuah teks di media cetak atau elektronik (internet). Untuk men-
dapatkan informasi dari teks tersebut secara cepat, Anda dapat menggunakan
teknik membaca cepat. Masih ingatkah langkah-langkah membaca cepat? Coba,
pelajari kembali Pelajaran VII.
A.
Perhatikan langkah dasar membaca cepat berikut ini!
1.
Bacalah bacaan ”Energi dan Kelestarian Lingkungan Hidup” selama
tiga menit dengan kecepatan 300 kata per menit!
2.
Sebelumnya, sediakanlah sebuah arloji. Kemudian, mintalah teman
sebangku untuk mengukur kecepatan membaca Anda!
Anda telah mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama.
Bagaimana hasilnya? Apakah kamu telah mengekspresikan dialog dengan baik?
Selain mengekspresikan dengan baik, Anda harus memerankan dialog dengan
gerak-gerik, mimik, dan intonasi yang sesuai dengan watak tokoh. Misalnya
Anda memerankan tokoh yang jujur, Anda harus melakukan gerak-gerik, mimik,
dan intonasi yang sesuai dengan watak tokoh yang jujur.
Intonasi merupakan turun-
naiknya nada saat mengucap-
kan kalimat.
Mimik merupakan per-
ubahan ekspresi wajah atau raut
muka sesuai dengan perasaan.
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
151
Energi dan Kelestarian Lingkungan Hidup
Tidak bisa disanggah lagi kalau saat ini, segala
aktivitas yang dilakukan masyarakat modern sangat
tergantung pada ketersediaan energi. Hampir di
semua sektor kegiatan, energi menjadi kebutuhan
pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh
karena itu, kemajuan suatu negara akan sangat
terkait dengan kecukupan ketersediaan energi di
negara tersebut. Sebut saja negara-negara maju
seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa
lainnya, bahkan Korea. Ketersediaan energi di
negara-negara tersebut sangat memadai untuk
melakukan kegiatan di berbagai bidang yang bisa
diandalkan untuk pembangunan bangsa dan
negaranya. Namun, dalam pengadaan energi tentu
saja harus memerhatikan faktor kelestarian
lingkungan hidup. Karena lingkungan tempat
makhluk hidup ini bernaung tidak kalah pentingnya
dari kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Merusak
lingkungan hidup sama saja dengan mencelakakan
diri sendiri. Lingkungan hidup suatu negara akan
sangat berkaitan dengan negara lain karena kita
tinggal di bumi yang sama. Oleh sebab itu, setiap
negara sangat berkewajiban untuk sungguh-
sungguh memerhatikan dan mencegah hal-hal yang
bisa menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup.
Dampak kerusakan lingkungan hidup seperti
pemanasan global saat kini sudah mulai dirasakan
di berbagai belahan bumi ini. Seperti terjadinya
peningkatan suhu udara, permukaan air pasang,
yang bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil, dan
daratan di sekitar pantai, terjadinya perubahan
iklim, mata air mulai tercemar yang kini sudah
terjadi di beberapa tempat termasuk di negeri ini.
Semua itu karena lingkungan tempat manusia dan
makhluk hidup lainnya sudah tercemar. Bahkan,
menurut sumber-sumber yang bisa dipercaya,
keganasan topan yang akhir-akhir ini suka melanda
salah satu bagian di daratan Amerika, diprediksi
oleh para ahli sebagai efek dari pemanasan global.
Ancaman lain yang tidak kalah bahayanya bagi
kehidupan manusia adalah terjadinya hujan asam.
Di Indonesia sendiri, memasuki tahun 2006
telah terjadi angin badai di beberapa perairan yang
mengakibatkan banjir di daerah sekitar pantai
hingga berhari-hari. Akibatnya, para nelayan tidak
bisa turun ke laut untuk mencari ikan sehingga
mereka mengalami masa-masa paceklik. Belum
lagi lebatnya curah hujan mengakibatkan banjir dan
tanah longsor di beberapa daerah. Kejadian-
kejadian ini tentu masih punya kaitan dengan
pemanasan global akibat kerusakan lingkungan.
Jika penyebab-penyebab kerusakan global ini tidak
ditanggulangi untuk ditekan sekecil mungkin, tentu
kerusakan lingkungan yang sudah terjadi ini akan
semakin parah. Akibatnya, akan merugikan semua
makhluk hidup termasuk kita.
Penyumbang terbesar kerusakan lingkungan
hidup secara menyeluruh adalah polusi yang
ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil,
seperti batu bara, bahan bakar minyak, dan gas
alam secara besar-besaran. Dari pembakaran itu
berakibat terjadinya emisi rumah kaca sebagai
penyebab pemanasan global.
Masalah lingkungan hidup memang bukan per-
soalan salah satu negara saja, tetapi sudah menjadi
tanggung jawab seluruh bangsa dan negara. Oleh
karena itu, kita harus mengusahakan diri untuk
mencegah rusaknya lingkungan hidup. Beberapa
negara yang masih memanfaatkan bahan bakar fosil
berusaha mengurangi efek rumah kaca dengan
menggunakan bahan bakar gas alam yang secara
ekonomis sangat kompetitif bila dibandingkan
dengan penggunaan minyak bumi atau batu bara.
Hanya sebenarnya gas alam juga tetap
menimbulkan CO
2
, tetapi lebih sedikit bila
dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi dan
batu bara. Di samping itu, gas alam juga menimbul-
kan methan selama proses penyediaannya, yang
kesemua itu dapat mengakibatkan kerusakan
lingkungan. Akhir-akhir ini muncul teori lain tentang
efek rumah kaca. Periset Amerika mengatakan
bahwa variabel aktivitas mataharilah yang
berpengaruh pada naik turunnya suhu global.
Namun, mengurangi pembakaran bahan bakar fosil
bagi pemenuhan kebutuhan energi tentu mempunyai
manfaat yang besar, paling tidak sebagai langkah
penghematan cadangan sumber daya alam yang
ada untuk dipergunakan oleh anak cucu kita nanti.
3.
Sambil membaca, tandailah pokok-pokok bacaan!
4.
Teman Anda akan memberi tanda setiap satu menit. Tandailah kata
terakhir yang berhasil Anda baca dalam satu menit!
5.
Hitunglah jumlah kata yang berhasil Anda baca selama satu menit!
6.
Jika Anda berhasil membaca 300 kata per menit berarti Anda telah
mampu membaca cepat. Namun, Anda harus banyak berlatih jika belum
berhasil mencapai 300 kata per menit!
7.
Lakukan kegiatan membaca cepat ini secara bergantian dengan teman
sebangku Anda!
152
Pelajaran XI Hemat Energi
Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak
bumi dan batu bara secara besar-besaran dilakukan
orang untuk keperluan pembangkit tenaga listrik,
industrialisasi, dan transportasi. Khusus untuk bahan
bakar pembangkit tenaga listrik, sebenarnya peng-
gunaan bahan bakar fosil sudah bisa ditekan sekecil
mungkin karena ada teknologi modern yang meng-
gunakan bahan bakar lain nonfosil yang lebih irit
produktif, aman, dan tidak menimbulkan polusi. Di
samping itu, bahan bakar fosil seperti bahan bakar
minyak harganya cenderung terus meningkat, per-
sediaannya juga sangat terbatas. Orang tidak
Ungkapan
Perhatikan kalimat berikut ini!
Semoga harapan penghematan sumber daya alam di negara kita ini
bukan semata-mata
harapan kosong
.
Kata yang bercetak tebal pada kalimat di atas merupakan contoh
ungkapan. Adapun arti ungkapan
harapan kosong
adalah harapan yang
sia-sia.
Masih ingatkah Anda, apakah yang dimaksud dengan ungkapan?
Ungkapan adalah gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan
tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.
mungkin tergantung terus-menerus kepada bahan
bakar minyak karena suatu saat cadangannya akan
habis. Oleh karena itu, bagi Indonesia kini saatnya
kita memanfaatkan bahan bakar nonfosil untuk
berbagai keperluan seperti untuk pembangkit listrik.
Dengan demikian, selain turut melakukan upaya
pelestarian lingkungan hidup secara global, juga
sebagai langkah penghematan cadangan sumber
daya alam yang sudah semakin menipis di negeri ini.
Semoga harapan penghematan sumber daya alam
di negara kita ini bukan semata-mata harapan kosong.
Sumber: www.batan.go.id
B.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Negara maju mana saja yang kemajuan di bidang industri tergantung
dengan ketersediaan energi?
2. Faktor apa yang harus diperhatikan dalam penggunaan energi?
3. Sebutkan salah satu dampak kerusakan lingkungan hidup dari peng-
gunaan energi yang tidak memerhatikan kelestarian lingkungan!
4. Sebutkan pula tanda-tanda dari dampak kerusakan lingkungan hidup
tersebut!
5. Kejadian apa saja yang terjadi di Indonesia terkait dengan pemanasan
global?
6. Hal apa saja yang berperan sebagai penyumbang terbesar kerusakan
lingkungan hidup secara menyeluruh?
7. Siapa yang bertanggung jawab terhadap masalah lingkungan hidup
tersebut?
8. Gas apa yang dapat digunakan untuk mengurangi efek rumah kaca?
9. Bagaimana teori tentang efek rumah kaca menurut peneliti Amerika?
10. Tujuan apa yang ingin dicapai Indonesia dengan memanfaatkan bahan
bakar nonfosil?
C.
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Perhatikan kembali bacaan ”Energi dan Kelestarian Lingkungan
Hidup”!
2.
Tentukan pokok dan isi bacaan tersebut!
3.
Ungkapkan pokok-pokok isi bacaan secara lisan kepada guru Anda!
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
153
Meringkas Buku
Anda akan meringkas buku nonfiksi berdasarkan pokok-pokok pikiran
buku. Kemudian, Anda akan mendiskusikan ringkasan tersebut.
Selain dari media cetak atau elektronik, masalah-masalah energi dapat Anda
ketahui dari sebuah buku yang membahas masalah energi. Dari buku yang telah
Anda pahami tersebut, Anda dapat meringkasnya menjadi beberapa kalimat.
Perlu Anda tahu meringkas dan membuat ikhtisar itu berbeda. Di mana letak
perbedaannya? Perhatikan penjelasan berikut!
D.
Coba sebutkan beberapa ungkapan yang telah Anda ketahui beserta artinya!
E.
Coba temukan ungkapan lain yang masih ada dalam bacaan ”Energi dan Kelestarian
Lingkungan Hidup”!
Perbedaan Meringkas dan Membuat Ikhtisar
Meringkas dan membuat ikhtisar pada dasarnya berbeda. Meringkas
merupakan suatu cara untuk menyajikan karangan atau buku dalam
bentuk singkat atau pendek. Dalam kegiatan meringkas urutan isi dan
sudut pandang pengarang harus sama dengan urutan isi dan sudut
pandang karangan atau buku asli. Perbandingan bagian atau bab dalam
ringkasan sama dengan perbandingan bagian atau bab dalam karangan
atau buku asli. Meringkas sama dengan merangkum.
Ikhtisar merupakan suatu cara untuk menyajikan karangan atau buku
dalam bentuk singkat atau pendek tanpa mempertahankan urutan
karangan atau buku asli. Dalam ikhtisar penulis langsung mengemukakan
inti atau pokok masalah. Urutan isi ikhtisar juga dapat dibolak-balik.
Perbandingan bagian atau isi beberapa bab tidak perlu sama dengan
karangan atau buku asli. Bagian atau bab yang tidak penting dalam
karangan atau buku asli dapat dihilangkan.
A.
Pilihlah salah satu buku yang Anda miliki, lalu ringkaslah. Ikuti langkah-langkah
meringkas berikut ini!
1.
Cermati judul buku dan pengarang!
Contoh:
Energi Masa Depan (
Your Environment Future Energy
)
Pengarang: Sally Morgan
2.
Bacalah Kata Pengantar!
Tentukan ide pokok dalam kata pengantar sesuai dengan judulnya!
Contoh:
Semua kehidupan membutuhkan energi.
3.
Bacalah Daftar Isi!
Daftar isi sebuah buku akan memandu isi pokok uraian di dalam
buku tersebut. Cermati judul tiap-tiap babnya!
154
Pelajaran XI Hemat Energi
Masalah Energi
Saat kita menggunakan bahan bakar fosil,
terbentuklah gas yang mengotori udara. Tumpahan
minyak membahayakan pantai dan satwa. Tambang
batu bara merusak daerah pedalaman yang luas.
Energi nuklir menciptakan limbah berbahaya. Namun,
masalah terbesarnya adalah bahan bakar fosil mulai
habis. Kita harus mencari sumber energi yang lain.
Tumpahan minyak dapat menutupi pantai dan
membunuh burung. Kapal tanker raksasa meng-
angkut jutaan liter minyak ke seluruh dunia.
Kecelakaan dapat menyebabkan minyak tumpah.
Sekarang semua kapal tanker baru harus memiliki
dua lambung. Ini berarti lebih sedikit kemungkinan
terjadi tumpahan minyak.
Limbah nuklir tetap berbahaya selama ribuan
tahun. Sebagian orang percaya bahwa energi nuklir
dapat memecahkan masalah energi dunia. Namun,
ilmuwan harus menemukan cara teraman dalam
menyimpan limbah radioaktif yang dihasilkan
pembangkit listrik tenaga nuklir.
Permukaan air laut dapat naik jika suhu bumi
meningkat. Saat bahan bakar fosil terbakar, bahan
bakar fosil akan melepaskan gas karbon dioksida. Ini
disebut gas rumah kaca karena panas terperangkap
di atmosfer bumi. Sebagai hasilnya, bumi bertambah
panas sehingga menyebabkan banyak masalah
lingkungan.
Mengapa kita harus mencari sumber energi baru?
Pada tahun 2001 krisis tenaga listrik yang terjadi di
California menarik perhatian dunia akan habisnya
minyak dan gas. Pemutusan tenaga listrik di seluruh
dunia juga disebabkan gagalnya pasokan bahan bakar
fosil.
Bayangkan kehidupan tanpa listrik atau bensin?
Inilah sebabnya pemerintah di seluruh dunia sedang
mencari cara baru untuk menyediakan energi. Pada
waktu yang sama, kita semua harus belajar cara
menghemat energi.
Dikutip dari:
Energi Masa Depan
, Sally Morgan,
Pakar Raya, 2006
Tugas Rumah
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Buatlah beberapa kelompok diskusi di kelas Anda!
2.
Pergilah ke perpustakaan untuk mencari satu buku yang akan Anda ringkas!
3.
Ikuti langkah-langkah dalam meringkas buku!
Contoh:
DAFTAR ISI
Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4
Apakah Bahan Bakar Itu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
Apakah Bahan Bakar Fosil Itu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
8
Sumber Energi Lain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10
Masalah Energi . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
12
Merencanakan Masa Depan . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
14
4.
Menemukan pokok pikiran atau gagasan utama di setiap bab atau
bagian. Rumuskanlah tiap-tiap bab dalam dua atau tiga kalimat
sederhana tanpa mengubah maksud si pengarang buku.
5.
Kemudian, urutkan rumusan kalimat-kalimat tersebut dari bab pertama
hingga terakhir. Berpeganglah bahwa rumusan kalimat tersebut masih
selaras dengan judul tiap bab. Bacalah daftar isi untuk mencocokkannya!
B.
Pahami kutipan satu bab tentang energi berikut ini!
1.
Setelah Anda memahami bab yang berjudul ”Masalah Energi”, catatlah
pokok-pokok pikiran bab tersebut!
2.
Rangkaikan pokok-pokok pikiran tersebut ke dalam beberapa kalimat
sederhana!
3.
Diskusikan ringkasan Anda dengan teman sebangku Anda. Berilah
masukan terhadap ringkasan teman Anda!
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
155
Rangkuman
Sumber-sumber energi di negara kita lama-kelamaan akan habis. Maka dari
itu, diperlukan partisipasi semua pihak untuk melakukan penghematan energi.
Masalah penghematan energi dapat dijadikan topik dalam sebuah diskusi. Anda
pernah mengikuti sebuah diskusi, bukan? Agar informasi dalam diskusi dapat
Anda peroleh secara utuh, Anda harus mengikuti diskusi dari awal sampai akhir
acara. Anda dapat memberikan komentar atau tanggapan dalam diskusi yang
Anda ikuti. Komentar atau tanggapan yang Anda kemukakan jangan
menyinggung perasaan orang lain. Anda juga dapat membuat sebuah rangkuman
dari diskusi yang Anda ikuti.
Masalah energi dapat tergolong ke dalam masalah ekonomi, industri, atau
sosial. Masalah-masalah yang menimpa rakyat Indonesia ini dapat dijadikan
sebuah topik dalam sebuah naskah drama. Naskah drama akan menjadi sempurna
bila diperankan. Pernahkah Anda memerankan seorang tokoh dalam naskah
drama? Bagaimana ekspresi Anda ketika marah, sedih, susah, atau senang?
Agar dapat memerankan tokoh dengan baik, sebaiknya Anda membaca
naskah drama khususnya tokoh yang Anda perankan, mengamati orang-orang
yang memiliki watak seperti tokoh yang hendak diperankan, dan berlatih
memerankan tokoh.
Tidak dapat disangkal lagi kalau segala aktivitas manusia modern sangat
tergantung pada ketersediaan energi. Dalam penggunaan energi, manusia sering
kali tidak memerhatikan lingkungan hidup sekitarnya. Informasi ini dapat Anda
peroleh dengan membaca sebuah artikel. Anda dapat menggunakan metode
membaca
skimming
untuk memperoleh pokok tiap paragraf secara cepat. Selain
membaca sebuah artikel, informasi tentang masalah-masalah yang berhubungan
dengan energi dapat Anda peroleh dengan membaca buku pengetahuan. Buku
yang telah Anda baca dapat Anda buat menjadi sebuah ringkasan. Langkah-
langkah membuat ringkasan meliputi: mencermati judul, kata pengantar, daftar
isi, membaca bab demi bab, menemukan dan mencatat pokok pikiran atau gagasan
utama tiap bab atau bagian. Kemudian, rumuskan tiap-tiap bab dalam beberapa
kalimat. Kalimat yang Anda susun usahakan tidak mengubah maksud pengarang.
4.
Tentukan satu bab yang akan diringkas oleh kelompok Anda!
5.
Pahami, kemudian buatlah catatan mengenai pokok-pokok pikiran dalam
bab yang kelompok Anda ringkas!
6.
Ubahlah pokok-pokok pikiran tersebut dalam beberapa kalimat!
7.
Diskusikan hasil ringkasan bersama kelompok Anda!
8.
Laporkan hasil ringkasan dan hasil diskusi kelompok kepada guru Anda!
Refleksi
Coba, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. Kemudian, renungkan
jawaban tersebut. Jika jawaban Anda secara keseluruhan mencapai 75%
mampu
,
berarti Anda menguasai pembelajaran yang diajarkan. Jika jawaban Anda secara
keseluruhan mencapai 75%
tidak mampu
, berarti Anda belum menguasai
kompetensi yang diajarkan. Berlatihlah dengan tekun.
Refleksi
156
Pelajaran XI Hemat Energi
Evaluasi Pelajaran XI
Kerjakan soal-soal berikut!
1.
Bacalah teks berikut!
Efek Hemat Energi di Negara Industri
Kebutuhan energi yang terus meningkat dari
waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan industri dan ekonomi di setiap negara,
pada kenyataannya menjadi satu masalah yang besar
ketika cadangan sumber energi konvensional semakin
terbatas. Meskipun begitu, dalam kondisi sumber
energi yang digunakan sulit untuk didapat, kebijakan
mengurangi konsumsi energi bukanlah merupakan
langkah yang tepat. Hampir semua negara di dunia,
besar konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi
merupakan dua sisi yang saling mempengaruhi.
Ferguson melaporkan bahwa berdasarkan hasil
penelitiannya terdapat fungsi korelasi yang signifikan
antara konsumsi energi (terutama yang diubah dalam
bentuk listrik) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi
di setiap negara. Hal ini berimplikasi pada perlunya
kehati-hatian dalam menerapkan kebijakan energi jika
pertumbuhan ekonomi di negara tersebut ingin tetap
terjaga. Karena yang perlu menjadi fokus perhatian
adalah bagaimana mengelola kebijakan penghematan
energi dan diversifikasi energi untuk menjaga
ketahanan energi tetap stabil.
Penghematan energi tentu berbeda dengan
mengurangi konsumsi energi karena pada peng-
hematan energi
output
yang dihasilkan tetaplah sama.
Artinya, ketika penghematan energi dilakukan jumlah
energi yang digunakan lebih efisien dibandingkan
sebelum penghematan energi dilakukan. Sedangkan
pembatasan energi adalah memangkas konsumsi
energi yang sangat mungkin berakibat kepada
menurunnya
output
yang selama ini dihasilkan. Dapat
juga dikatakan bahwa pada kebijakan pengurangan
konsumsi energi tidak dilakukan proses peningkatan
efisiensi sumber energi yang digunakan sehingga
jumlah energi yang lebih sedikit akan menghasilkan
output
yang lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.
. . . .
Dikutip dari: www.beritaiptek.com
1.
Mampukah Anda merangkum dan mengomentari pendapat narasumber
dalam diskusi dengan baik?
2.
Mampukah Anda memerankan tokoh drama dengan baik?
3.
Mampukah Anda membaca cepat dan menemukan pokok bacaan dengan
baik?
4.
Mampukah Anda menulis ringkasan dengan baik?
2.
Tentukan pokok-pokok pikiran dalam teks bacaan tersebut!
3.
Rangkaikan pokok-pokok pikiran tersebut ke dalam beberapa kalimat!
4.
Tentukan arti ungkapan berikut ini!
a.
air tawar
b.
tebal hati
c.
menanam budi
157
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Latihan Ulangan Kenaikan Kelas
1.
Kepada pembawa acara, atas waktu yang
diberikan ini perkenankan saya ucapkan
banyak-banyak terima kasih dalam acara ini.
Hasil perbaikan kalimat pembuka sambutan
tersebut . . .
a.
Terima kasih atas waktu panitia yang
telah menyerahkannya kepada saya
dalam acara ini.
b. Terima kasih saya ucapkan kepada
pembawa acara atas kesempatan
yang diberikan kepada saya untuk
menyampaikan pidato ini.
c.
Dalam acara ini terima kasih panitia atas
pemberian waktunya kepada saya.
d. Panitia, terima kasih saya sampaikan atas
kesempatan yang diberikan kepada saya
dalam acara ini.
e.
Kepada panitia saya sampaikan terima
kasih dalam acara ini atas waktu yang
diberikan kepada saya.
2.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudari,
Hadirin yang mulia. Kita bersyukur ke
hadirat Ilahi bahwa setelah yang kita
rencanakan beberapa waktu yang lalu, yakni
Peringatan Hari Kartini, berkat rahmat Ilahi
dapat kita laksanakan.
Kalimat yang tepat untuk memperbaiki
kalimat pembuka sambutan, tersebut . . .
a.
Bapak, Ibu, Saudara, dan hadirin sekalian.
Marilah kita bersyukur ke hadirat Ilahi
karena kegiatan Peringatan Hari Kartini
dapat terlaksana dengan baik.
b.
Hadirin yang kami muliakan. Puji syukur
ke hadirat Ilahi kita panjatkan karena atas
rahmat-Nya, acara peringatan Hari
Kartini dapat kita laksanakan.
c.
Saudara-saudari, dan hadirin-hadirat
yang kami hormati. Marilah kita
bersyukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pilihlah jawaban yang tepat!
Esa karena acara ini telah terlaksana
dengan baik.
d. Hadirin yang kami muliakan. Izinkanlah
kami bersyukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena kegiatan yang sudah
lama direncanakan dapat terlaksana
dengan baik.
e.
Bapak, ibu, serta hadirin semua. Kita
bersyukur kepada Tuhan karena atas
berkat rahmat-Nyalah acara Peringatan
Hari Kartini dapat kita laksanakan.
3.
Kalimat yang paling tepat membuka sebuah
wawancara adalah . . .
a.
Baiklah Pak,
yuk
kita mulai wawancara
ini.
b.
Oke
Pak, coba kemukakan pendapat
Bapak tentang kegiatan Porseni yang
baru lalu.
c.
Menurut pendapat Bapak, perlukah
kegiatan Porseni ini diselenggarakan
secara berkala di tahun-tahun selanjutnya?
d. Begini saja, sekarang apa pendapat Bapak
tentang manfaat mengikuti kegiatan
Porseni ini?
e.
Apa yang bisa Bapak jelaskan kepada
kami tentang kegiatan Porseni ini?
4.
Kalimat yang berisi pengaduan atas ke-
terlambatan pengiriman barang adalah . . .
a.
Kami harap barang yang kami pesan
tidak terlambat pengirimannya.
b. Telah kami terima barang yang Anda
kirimkan.
c.
Barang yang Anda kirimkan mengalami
keterlambatan di tempat kami.
d. Pengiriman barang yang kami pesan
harap tepat waktu.
e.
Barang yang Anda kirimkan mengalami
keterlambatan. Oleh karena itu, kami
minta ganti rugi.
158
Latihan Ulangan Kenaikan Kelas
5.
Kalimat pembuka surat penawaran barang
berikut ini yang benar yaitu . . .
a.
Perkenankan kami menawarkan jenis
komputer baru yang mampu menjawab
tantangan zaman.
b. Pembelian komputer lebih dari 10 unit
akan mendapatkan potongan 10%.
c.
Harga barang masih bisa ditawar.
d. Perjanjian kita minggu lalu mengenai
penawaran komputer kami setujui.
e.
Telah kami terima komputer yang Anda
kirim.
6.
Pasal 1
Pihak pertama mengaku telah menjual secara
bebas sebidang tanah seluas 500 meter
persegi. Tanah tersebut terletak di Desa
Kranggan, Kecamatan Jati Sampurna,
Kabupaten Bekasi. Tanah tersebut dijual
kepada pihak kedua dan pihak kedua
mengaku telah membeli dengan harga
Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
Adapun batas-batas tanah tersebut adalah
. . . .
Sebelah utara
: . . . .
Sebelah timur
: . . . .
Sebelah selatan : . . . .
Sebelah barat
: . . . .
Isi pasal di atas yang paling menonjol
kekuatan hukumnya adalah . . . .
a.
pengakuan kedua pihak
b.
batas-batas tanah yang dijual
c.
keadaan lokasi tanah
d. kesepakatan harga tanah
e.
letak tanah yang dijual
7.
Cermatilah bagan surat perjanjian berikut.
Bagian bernomor urut 4), 5), 6) berisi . . . .
a.
kesepakatan kedua pihak; pasal-pasal;
dan penutup surat
b. tujuan surat; kesepakatan kedua pihak;
dan pasal-pasal
c.
sumber hukum; pasal-pasal; harapan;
dan saran
d. tanggal pertemuan; kesepakatan pasal;
dan sanksi hukum
e.
kesepakatan kedua pihak; pasal-pasal;
dan sanksi hukum
Bacaan untuk soal nomor 8 dan 9.
1) Operasi pasar beras dilakukan pemerintah
di mana-mana. 2) Di kota maupun di desa.
3) Operasi pasar beras dilakukan untuk
menurunkan harga beras. 4) Namun, operasi
pasar beras yang dilakukan pemerintah belum
juga menuai hasil. 5) Harga beras tetap
membumbung tinggi.
8. Berdasarkan letak pikiran utamanya paragraf
di atas termasuk paragraf yang berpola . . . .
a.
deduktif
d. campuran
b. induktif
e.
deskriptif
c.
naratif
9. Gagasan pokok paragraf di atas terletak pada
kalimat . . . .
a.
1)
d. 4)
b. 2)
e.
5)
c.
3)
10.
Migrasi atau perpindahan penduduk
sebenarnya merupakan suatu reaksi kesempatan
ekonomi pada suatu wilayah. Pola migrasi di
negara-negara yang telah berkembang biasanya
seimbang dan saling ketergantungan
antarwilayah (interdependensi) di dalamnya.
Migrasi juga merefleksikan keseimbangan aliran
sumber daya manusia dari suatu wilayah ke
wilayah lain.
Berdasarkan letak pikiran utamanya paragraf
di atas termasuk bentuk . . . .
a.
deduktif
d. campuran
b. induktif
e.
deskriptif
c.
naratif
11. Komputer dapat dijadikan alat hiburan.
Banyak komputer yang dilengkapi fasilitas
gambar tiga dimensi dan tata suara yang
memukau. Hal ini sejalan dengan per-
kembangan internet. Oleh karena itu,
beberapa komputer kini dirancang dengan
mutu dan fungsi yang semakin meningkat
sesuai dengan aplikasinya.
Paragraf di atas termasuk jenis . . . .
1
2
4
5
a
5
b
5
c
6
8
b
9
10
7
8
a
159
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
a.
deduktif
d. campuran
b. induktif
e.
deskriptif
c.
naratif
12.
Dalam rangka memperingati hari ulang
tahun SMA Pembangunan, OSIS menggalak-
kan kegiatan bakti sosial. Kegiatan ini dapat
dilaksanakan melalui Pramuka, PMR, dan
PKS. Sekolah mengawali kegiatan tersebut
dengan ceramah.
Kalimat pembuka ceramah yang p
aling tepat
sesuai dengan ilustrasi adalah . . .
a.
Dalam rangka memperingati ulang tahun
SMA Pembangunan, OSIS diharapkan
dapat melakukan kegiatan bakti sosial
melalui Pramuka, PMR, dan PKS.
b.
Untuk mengawali kegiatan ulang tahun
sekolah. OSIS dapat memulai kegiatan-
nya dengan melaksanakan bakti sosial
dengan melalui Palang Merah Remaja.
c.
Kegiatan bakti sosial bukan hanya milik
rakyat awam saja melainkan juga untuk
palajar.
d. Dalam ceramah ini, topik yang akan kita
bahas yaitu masalah gerakan bakti sosial
yang dilaksanakan oleh OSIS melalui
Pramuka, PKS, dan PMR.
e.
Kegiatan cermah kali ini kita isi dengan
menggalakkan gerakan bakti sosial
melalui OSIS.
13. Novel
Kubah
dikarang oleh Ahmad Tohari
seorang putra Banyumas yang berkecimpung
dalam dunia politik dan juga seorang
seniman. Banyak karya sastra yang
ditulisnya, antara lain
Ronggeng Dukuh Paruk
,
Lintang Kemukus Dinihari
,
Jantera Bianglala
,
Lingkar Tanah Lingkar Air
, dan banyak cerita
pendek.
Unsur yang dominan dari penggalan resensi
di atas adalah . . . .
a.
identitas buku
b.
sinopsis cerita
c.
kebahasaan pengarang
d. keunggulan dan kelemahan
e.
kepengarangan
14.
Ahmad Tohari dalam novelnya
Ronggeng
Dukuh Paruk
telah memberi kesempatan
kepada kita untuk ikut memberikan apresiasi
dan tafsiran sesuai dengan kemampuan kita.
Dia tidak memaksakan pendapatnya kepada
pembaca. Karena sosok dan makna ronggeng
bagi kita tidak sama seperti yang digambarkan
Ahmad Tohari. Oleh sebab itu, dia memberi
ruang kepada kita sebagai pembaca untuk
menafsirkan. Bukankah karya sastra itu
dikatakan baik bila mampu mendatangkan
lahirnya berbagai tafsiran dan makna baru?
Kalimat resensi yang mengungkapkan
keunggulan novel sesuai isi paragraf adalah . . .
a.
Ahmad Tohari dikenal sebagai sastrawan
yang tidak mau memaksakan kehendak-
nya kepada para pembaca.
b. Makna ronggeng dalam novel ini
mengundang berbagai penafsiran
pembaca sehingga pembaca bebas
memaknai sendiri.
c.
Sosok dan makna ronggeng tidak
dijelaskan sehingga pembaca tidak
mampu memaknainya, tidak menjadi
masalah.
d. Ahmad Tohari menafsirkan berbagai hal
untuk makna ronggeng sehingga
pembaca banyak mendapatkan ilmu
pengetahuan.
e.
Makna ronggeng diungkapkan secara
jelas dan gamblang kepada pembaca
sehingga pembaca mampu menangkap
tafsirannya.
15. Sulit sekali menemukan kekurangan pada
buku ini. Semua unsur yang seharusnya
dimiliki sebuah karya fiksi terpenuhi dalam
buku ini. Bagi siswa yang tidak senang
membaca karya sastra memang buku ini tidak
menarik, sebab novel ini serius dan tidak
cukup menarik.
Unsur yang dominan dalam penggalan
resensi tersebut adalah . . . .
a.
kelemahan
b. kelebihan
c.
kelemahan dan kelebihan
d. novel tersebut tidak menarik bagi remaja
e.
novel tersebut tidak bersifat menghibur
16. Dalam rangka memperingati Hari Sumpah
Pemuda, SMA Sekar Arum 1 akan meng-
adakan kegiatan lomba menulis esai dan
cerpen antarsekolah. Untuk membiayai
kegiatan tersebut, panitia harus menyusun
proposal yang akan disampaikan kepada
calon donatur untuk menghimpun dana.
Kalimat yang merupakan rumusan tujuan
yang tepat dalam proposal sesuai dengan
ilustrasi di atas adalah . . .
160
Latihan Ulangan Kenaikan Kelas
a.
Dengan lomba menulis esai dan cerpen
kita tingkatkan sikap peduli terhadap
pendidikan bangsa.
b. Lomba menulis esai dan cerpen
menanamkan sikap mencintai kegiatan
menulis, terutama menulis karya sastra.
c.
Lomba menulis esai dan cerpen me-
rupakan alternatif cara untuk membuat
siswa belajar menulis karya sastra.
d. Lomba menulis esai dan cerpen bertujuan
meningkatkan dan mengembangkan
kreativitas siswa untuk menulis karya
tulis.
e.
Lomba menulis esai dan cerpen
dimaksudkan untuk membantu siswa
mencintai karya sastra.
17.
Memiliki keterampilan menulis tidaklah
semudah yang dibayangkan orang. Banyak
ahli terampil menuangkan gagasannya saat
berbicara. Namun, sering mereka kurang
terampil menyajikannya secara utuh melalui
tulisan. Oleh sebab itulah, perlu kiranya
diadakan lomba menulis karya sastra SMA
se-DKI sebagai wadah bagi siswa berlatih
menulis.
Penggalan proposal kegiatan di atas
merupakan unsur proposal bagian . . . .
a.
pendahuluan
b. sasaran
c.
tema
d. dasar pemikiran
e.
perkiraan anggaran
18. Tiga tahun lamanya kami bekerja . . . untuk
membiayai keluarga ini.
Ungkapan yang tepat untuk melengkapi
kalimat di atas adalah . . . .
a.
memegang buku
b.
memutar otak
c.
membanting tulang
d. menangkap angin
e.
meminta janji
19. Pak Rudi menjadi kuda hitam dalam undian
berhadiah yang diadakan oleh Bank Awan.
Makna ungkapan kuda hitam di atas
adalah . . . .
a.
pemenang yang tidak diduga
b.
dijadikan orang yang bersalah
c.
orang yang tidak pernah beruntung
d. orang yang selalu disalahkan
e.
orang yang selalu beruntung
20.
Ita seorang gadis desa. Ia pergi ke kota
untuk bekerja. Sudah lama ia tidak memberi
kabar kepada orang tuanya. Tiba-tiba Ita
pulang ke desanya. Perilakunya sungguh
berbeda, ia tidak lagi hormat kepada orang
tua. Ia juga sombong. Ia menganggap orang
desa seperti orang miskin. Dandanannya
serba mencolok. Ita bertingkah seperti orang
tidak pernah hidup susah.
Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi di
atas adalah . . .
a.
Jauh bau bunga dekat bau tahi.
b.
Lupa kacang akan kulitnya.
c.
Bagai kacang direbus satu.
d. Indah kabar dari muka.
e.
Diberi betis minta paha.
21. Perekonomian dalam rumah tangga harus
diatur dengan cermat. Oleh karena itu, kita
harus dapat memilah apa yang lebih penting
untuk dibeli dan apa yang tidak perlu untuk
dibeli. Jangan sampai perekonomian keluarga
menjadi besar pasak daripada tiang.
Makna peribahasa yang digunakan pada
penggalan wacana di atas adalah . . .
a.
Menekan biaya pameran dan promosi
agar mendapat hasil.
b. Ongkos pameran dan promosi tidak
sebanding dengan hasil.
c.
Kebutuhan pameran dan promosi cukup
tidak mahal.
d. Biaya pameran lebih tinggi daripada
biaya promosi barang.
e.
Biaya pengeluaran lebih tinggi daripada
hasil yang diperoleh.
22. Udara di pantai sangat sejuk. Angin
berembus sepoi-sepoi.
Nyiur melambai-
lambai memanggil semua orang.
Sungguh
indah pemandangan pantai.
Kalimat yang bercetak tebal pada paragraf di
atas menggunakan majas . . . .
a.
alegori
b. eufemisme
c.
pars prototo
d. totem proparte
e.
personifikasi
23. Kalimat yang menggunakan majas metonimia
adalah . . .
a. Wajah anak itu pucat seperti bulan
kesiangan.
b.
Perjuangan kami, rakyat kecil ini hanya
setitik air dalam samudra luas.
161
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
c.
Ayah membelikan saya Honda karena
bisa masuk perguruan tinggi negeri.
d. Gubuk sederhana inilah hasil karya kami
selama bertahun-tahun.
e.
Kenaikan harga-harga bahan bangunan
terasa sampai mencekik leher.
24. Guru Bahasa Inggris baru itu pandai sekali.
Jika yang pandai itu adalah guru Bahasa
Inggris penulisan yang tepat adalah . . .
a.
Guru, Bahasa Inggris baru itu pandai
sekali.
b. Guru Bahasa Inggris baru itu pandai
sekali.
c.
Guru-Bahasa Inggris baru itu pandai
sekali.
d. Guru Bahasa-Inggris baru itu pandai
sekali.
e.
Guru Bahasa Inggris baru itu pandai
sekali.
25. Guru baru memulai pelajaran Matematika
dengan belajar Logaritma. Jika yang
dimaksudkan pelajaran Matematika baru
dimulai oleh guru, kalimat tersebut diperbaiki
menjadi . . .
a. Guru baru itu, memulai pelajaran
Matematika dengan belajar Logaritma.
b. Guru, baru memulai pelajaran
Matematika dengan belajar Logaritma.
c.
Pelajaran Matematika dimulai dengan
belajar Logaritma oleh guru baru.
d. Baru dimulai belajar Logaritma pada
pelajaran Matematika oleh guru.
e.
Guru pelajaran Matematika baru
memulai belajar Logaritma.
26. Kita sebagai orang yang berpendidikan, kita
wajib menghormati guru di mana telah
mendidik kita.
Kalimat tersebut supaya logis, diubah
menjadi . . .
a. Orang yang berpendidikan wajib
menghormati guru yang mendidiknya.
b.
Sebagai orang yang berpendidikan, kita
wajib menghormati guru yang telah
mendidik kita.
c.
Orang yang berpendidikan pasti
menghormati guru yang mendidik.
d. Sebagai orang berpendidikan pasti
mengikuti petunjuk guru yang mendidik
mereka.
e.
Sebagai orang yang berpendidikan, kita
berkewajiban menghormati guru yang
mana mendidik kita.
27. Penulisan judul karya tulis yang benar adalah
. . .
a. Mempertanyakan Produksi Padi di
Indonesia.
b. Unsur Kebudayaan Dalam Novel
Indonesia
c.
Nilai-Nilai Kemasyarakatan yang
Terdapat dalam Masyarakat Desa.
d. Pesan-Pesan Pengarang dalam Karya
Sastranya.
e.
”Analisis Kemasyarakatan”.
28.
Nama Pak Mujair (1890–1957) diabadikan
sebagai nama ”ikan misterius” yang pernah
ditemukan oleh penduduk di muara sungai
Kondang di pesisir selatan Blitar. Ahli
perikanan Belanda ”berkeliling dunia” untuk
menemukan ikan lain yang sejenis. Usaha
mereka tidak sia-sia. Tetapi, mereka tidak
habis mengerti mengapa ”Saudara” ikan
misterius itu bermukim di Mozambik, Afrika
Timur. Bagaimana ikan Afrika, kini disebut
nila, yang hidup di air tawar itu mengarungi
samudra luas untuk bermigrasi ke Pulau Jawa
sulit dijelaskan?
Ide pokok penggalan informasi di atas adalah
. . .
a.
Pak Mujair memang tokoh misterius.
b.
Belanda gemar mempelajari ikan mujair.
c.
Nama mujair diabadikan sebagai nama
ikan.
d. Ikan mujair hidup dan produktif di air
tawar.
e.
Saudara ikan mujair tersebar di seluruh
dunia.
29. Mengutip dari sumber tertulis yang benar
adalah . . .
a.
Pertama, komposisi program studi di
kampus tidak sesuai dengan variasi
kebutuhan tenaga kerja di lapangan.
Kedua, terjadi degradasi mutu lulusan.
b. Oleh karena itu, bekerja tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan manusia, baik
secara fisik maupun psikologis.
c.
Argumentasi itu tidak lain daripada
usaha untuk mengajukan bukti-bukti
atau menentukan kemungkinan-
kemungkinan untuk menyatakan sikap
atau pendapat mengenai suatu hal (Gorys
Keraf, 1989:3).
162
Latihan Ulangan Kenaikan Kelas
d. Gorys Keraf (
Komposisi
: 1989 halaman 3)
menjelaskan bahwa argumentasi adalah
suatu retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain.
e.
Yaitu alur, penokohan, bahasa, dan
simbol-simbol yang dipakai oleh
pengarang (Imam Syafeie dan A.
Syukur Ghazali, 1995, halaman 10).
30. Pembahasan karya tulis ini penulis awali
dengan mengetengahkan masalah yang
berkaitan dengan peranan pelajar dalam
melestarikan kebudayaan daerah. Secara
umum, pelajar merupakan bagian dari
kebudayaan daerah. Oleh karena itu, pelajar
tidak mungkin terlepas dari tanggung jawab
dalam melestarikan kebudayaan daerah, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Mengingat luasnya jangkauan pembahasan,
pembahasan tersebut akan dibatasi ruang
lingkupnya.
Pertanyaan yang sesuai dengan pendahuluan
di atas adalah . . .
a.
Apakah remaja mempunyai sikap acuh
tak acuh terhadap kebudayaan daerah?
b.
Benarkah remaja merupakan bagian dari
kebudayaan daerah?
c.
Kapankah remaja harus berperan
langsung dalam melestarikan ke-
budayaan daerah?
d. Umur berapakah seseorang dikelompok-
kan sebagai remaja?
e.
Bagaimanakah hubungan antara remaja
dan orang tua dalam melestarikan
kebudayaan daerah?
31.
Kualitas remaja pemilik masa depan,
sangat ditentukan oleh perlakuan orang tua
terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya
suatu bangsa di masa depan sangat
dipengaruhi oleh kesiapan fisik, mental,
sosial, maupun intelektual generasi muda
yang saat ini masih berada dalam fase remaja.
Dalam karya tulis, uraian di atas merupakan
bagian . . . .
a.
tujuan penulisan
b.
latar belakang
c.
pembatasan masalah
d. landasan teori
e.
permasalahan
32. Kalimat permintaan saran yang logis pada
kata pengantar sebuah karya tulis adalah . . .
a.
Banyak kekurangan dijumpai di sana-
sini. Oleh karena itu, penulis mohon
supaya pembaca memberikan saran
untuk kemajuan penulis di masa datang.
b.
Dalam karya tulis ini banyak ditemukan
kekurangan, penulis berharap adanya
saran karya tulis ini lebih baik.
c.
Keterbatasan pengetahuan dan ke-
mampuan penulis menjadi kendala
dalam penulisan karya tulis ini. Untuk
itu, penulis mohon saran untuk kemajuan
penulisan di masa datang.
d. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam karya tulis ini karena
keterbatasan pengetahuan dan ke-
mampuan penulis. Oleh karena itu,
penulis sangat menghargai kritik dan sa-
ran dari berbagai pihak untuk perbaikan
pada masa yang akan datang.
e.
Penulis merasa banyak kekurangan
dalam karya tulis ini. Untuk itu, penulis
juga mengharap saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca untuk
memperkaya karya tulis ini.
33. Pemerintah mulai memikirkan masa depan
para . . . dewasa ini. Mereka tidak hanya
sekadar pemain olahraga, tetapi juga . . .
negara. Upaya ini dilakukan agar mereka
dapat berjuang secara . . .
Kata serapan yang baku untuk melengkapi
paragraf yang rumpang tersebut ialah . . . .
a.
atletik, aset, maksimal
b.
atlit, sumber daya, optimal
c.
atletis, sumber daya, maksimal
d. atlet, aset, optimal
e.
atlet, asset, optimal
34. Perhatikan contoh notula berikut ini!
(1) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas
Acara pembuka dipimpin . . . .
Pelaksanaan:
memutuskan kenaikan 100%
semua siswa diacak.
Acara penutup dipimpin . . . .
Yogyakarta, . . . .
Kepala Sekolah
Sekretaris
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .
163
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
(2) Laporan Hasil Rapat Kenaikan kelas
SMAN I Sleman, Yogyakarta pelaksanaan
tanggal . . .
Acara:
a) pembukaan
b) sanbutan Kepala Sekolah
c)
pengesahan kenaikan kelas
d) penutup
Hasil:
a) Kelas I Jumlah siswa 240
Naik: 237, tidak naik: 3
b) Kelas II Jumlah siswa 240
Naik: 238, Tidak Naik: 2
Yogyakarta, . . . .
Kepala Sekolah
Sekretaris
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .
(3) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas
Acara:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pelaksanaan:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Yogyakarta, . . . .
Kepala Sekolah
Sekretaris
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .
(4) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas
Pembukaan:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Isi:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penutup:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Yogyakarta, . . . .
Kepala Sekolah
Sekretaris
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .
(5) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas
No.
:
Hal
:
Acara :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kegiatan:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penutup:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Yogyakarta, . . . .
Kepala Sekolah
Sekretaris
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .
Contoh notula yang benar adalah nomor . . . .
a.
pertama
d. keempat
b. kedua
e.
kelima
c.
ketiga
35. Mengingat fungsi ular yang mampu mem-
bantu kita dalam menjaga keseimbangan
lingkungan alam, sebaiknya kita ikut
mengusahakan kelestarian hidupnya.
Seyogyanya kita tidak memburu binatang ini
jika untuk diambil kulitnya, atau jika hanya
untuk dimakan. Kita harus menyadari bahwa
makin berkurang jumlah ular di alam bebas,
makin bertambah jumlah tikus yang akan
mengganggu sawah dan ladang petani kita.
Sanggahan yang memilliki alasan yang logis
adalah . . .
a.
Pendapat tersebut omong kosong, mana
ada ular yang memangsa tikus.
b.
Pendapat tersebut terlalu dibuat-dibuat,
saya kira tidak seorang pun yang berani
pada ular.
c.
Pendapat di atas cukup baik, tetapi perlu
diingat bahwa pelestarian binatang ini
berarti menyimpan bahaya.
d. Pendapat tersebut mustahil karena yang
makan ular hanya sedikit.
e.
Pendapat tersebut cukup baik, tetapi saya
tidak tertarik sama sekali dengan pokok
pembicaraan ini.
36. ”Saudara moderator, setelah saya mendengar
uraian Saudara A, saya merasa bingung
karena uraian tersebut bertentangan dengan
isi makalahnya, yakni pada halaman 2, baris
ke-27”. Kalimat di atas merupakan . . . .
a.
tanggapan seorang pemandu diskusi
b.
tanggapan seorang penyaji terhadap isi
makalahnya
c.
sanggahan seorang moderator diskusi
d. tanggapan seorang peserta diskusi
tentang ketidakpuasan
e.
pembelaan terhadap moderator
164
Latihan Ulangan Kenaikan Kelas
37. 1) Latar belakang
2) Pendahuluan
3) Kesimpulan
4) Tujuan
5) Pembahasan
Sistematik yang tepat untuk sebuah karya
tulis berdasarkan unsur-unsur karya tulis di
atas adalah . . . .
a.
1), 2), 3), 4), dan 5)
b.
2), 3), 4), 5), dan 1)
c.
3), 4), 5), 1), dan 2)
d. 2), 1), 4), 5), dan 3)
e.
1), 3), 5), 2), dan 4)
38. Penulisan daftar pustaka yang sesuai dengan
EyD untuk novel
Mantra Pejinak Ular
karya
Kuntowijoyo yang diterbitkan oleh Penerbit
Kompas di Jakarta tahun 2000 adalah . . .
a.
Kuntowijoyo. 2000. Penerbit Kompas.
Mantra Pejinak Ular
.
b.
Mantra Pejinak Ular
. 2000. Kuntowijoyo.
c.
Kuntowijoyo. 2000.
Mantra Pejinak Ular
.
Jakarta: Penerbit Kompas.
d.
Mantra Pejinak Ular
. Kuntowijoyo. 2000.
Jakarta: Penerbit Kompas.
e.
Kuntowijoyo.
Mantra Pejinak Ular
. 2000.
Jakarta-Penerbit Kompas.
39. Penulisan daftar pustaka yang benar adalah . . .
a.
R.A. Kartini. 1987.
Habis Gelap Terbitlah
Terang
. Jakarta: Balai Pustaka.
b. Keraf, Gorys. 1985.
Argumentasi dan
Narasi
. Ende Flores: Pustaka Jaya.
c.
Gorys, Keraf. 1985.
Argumentasi dan
Narasi
. Ende Flores. Pustaka Jaya.
d. Kridalaksana, Harimukti dan Kentjono,
Joko,
Seminar Bahasa Indonesia 1968
, Ende
Flores: Nusa Indah, 1971.
e.
Rosidi, Ajip, 1977.
Laut Biru Langit Biru
.
Pustaka Jaya, Jakarta.
40. Siti
: ”Pak Bagas memang guru sejati.
Mau melibatkan diri dengan
problem anak-anaknya. Dia
sungguh seperti bapakku sendiri.”
Rahmad : ”Dia seo
rang bapak yang
melindungi, sifatnya lembut
seperti seorang ibu . . . .”
Armen : ”Bagaimana kalau dia kita juluki,
Pak Bagas Sang Penyelamat . . . .”
Semua
: ”Setuju!”
Watak Pak Bagas sesuai dengan kutipan di
atas . . . .
a.
lembut
b. penyelamat
c.
baik hati
d. setia
e.
pengertian
41. Gadis
: Aku tidak mengemis nyawa
pada Tuan!
Van Dijk
: Akan kita lihat nanti . . . .
Hei kau, Ibu! Siapkan dirimu!
Kini giliranmu!
Ibu
: Tidak! Tidak! Biarkan aku
pulang. Demi kemanusiaan.
Aku punya anak dua orang,
masih kecil-kecil. Mereka
terkunci. Jika aku harus mati
buat mereka, aku akan
menerima dengan senang hati.
Situasi yang terdapat dalam kutipan di atas
adalah . . . .
a.
menegangkan
b. menakutkan
c.
menyedihnya
d. menggembirakan
e.
mengharukan
42.
Astuti mengangguk sambil mencoba
tersenyum. Kemudian mulai berjalan
meninggalkan tempat itu. Saya terus
memandanginya sampai sosok tubuhnya
hilang di belokan jalan. Saya masih belum
dapat mempercayai bahwa inilah hidup.
Matahari bersinar terik ketika saya
kembali ke kemah. Hawa dingin terasa segar
di badan. Puncak Gunung Slamet mulai
menghilang tertutup kabut. Alam Baturaden
memang indah. Tetapi nasib Astuti terus
membayangi perasaan saya.
Unsur intrinsik yang menonjol dalam
penggalan cerpen tersebut . . . .
a.
alur maju, latar tempat, amanat
b.
alur maju, latar tempat, latar waktu
c.
alur sorot balik, latar tempat, latar waktu
d. alur sorot balik, perwatakan, latar budaya
e.
alur, sudut pandang, gaya bahasa
43.
. . .
Kita lihat, dari pintu masuk sebuah ruangan
di hotel berbintang empat itu, dia membelok
ke arah kiri. Dia memilih kursi paling samping
dari deretan kursi paling belakang. Begitu dia
duduk, sejumlah lelaki dekat kursi itu serempak
kasak-kusuk dalam gelap.
Latar tempat penggalan cerpen tersebut . . . .
a.
pintu masuk
b.
kursi paling belakang
165
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
c.
arah kiri
d. kursi paling samping
e.
hotel bintang empat
44.
”Walau apa katamu terhadapku, walau
kaucaci maki aku, kaukutuki aku, aku terima.
Tapi, untuk membiarkan Masri dan Arni
hidup sebagai suami istri, padahal Tuhan
telah melarangnya, o . . . o . . . o . . ., itu telah
melanggar prinsip hidup setiap orang yang
percaya pada-Nya. Kau memang telah
berbuat sesuatu yang benar sebagai ibu yang
mau memelihara kebahagiaan anaknya. Tapi,
ada lagi kebenaran yang lebih mutlak yang
tak bisa ditawar-tawar lagi, Iyah, yakni
kebenaran yang dikatakan Tuhan dalam
kitab-Nya. Prinsip hidup segala manusialah
menjunjung kebenaran Tuhan.”
Kemarau
, A.A. Navis
Unsur ekstrinsik yang terdapat dalam kutipan
novel di atas adalah . . . .
a.
religi
d. sosial
b. adat
e.
ekonomi
c.
budaya
45.
Mentari yang tidak siap mendepat cacian
dari Roberto berusaha menahan diri. Ia tahu
pemuda itu menjadi sangat emosi karena
merasa begitu kehilangan calon istri.
”Roberto! Jaga mulutmu!” . . .
Tanpa disangka tiba-tiba Roberto
mengayunkan tangannya ke arah Johanes.
Mentari menjerit sambil menutup wajahnya
dengan telapak tangan. Suasana jadi gempar,
semua jadi menjerit sambil menutup
wajahnya dengan telapak tangan. Suasana
jadi gempar, semua jadi merubung Roberto
yang terus menghujam pukulan ke arah
Johanes . . . .
Dua hari kemudian, tiba-tiba orang tua
Roberto datang ke Puskesmas untuk minta
maaf kepada Johanes dan Mentari atas sikap
Roberto. Roberto juga tampak menyesali
tindakannya.
Serpih-Serpih Salju di Anaipu
, Dyah Kalsit
Nilai moral yang terkandung dalam
penggalan tersebut yaitu . . .
a.
Karena sangat emosi boleh memukul
orang lain.
b. Berani mengakui kesalahan dan minta
maaf.
c.
Harus dapat menahan diri kalau dicaci
seseorang.
d. Segera melerai bila melihat orang
berkelahi.
e.
Menyesal karena kehilangan calon istri.
46.
Menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL)
bukan pekerjaan mudah. Buktinya, PKL yang
berjualan di trotoar Jalan Sudirman dekat
Pasar Wage beberapa waktu yang lalu sudah
pindah. Akan tetapi, sekarang kembali lagi
ke tempat semula. Kini tempat itu menjadi
ramai lagi. Wali Kota Purwokerto mengakui
bahwa PKL memang sulit ditertibkan. Waktu
diminta pindah, mereka menyatakan sudah
sanggup, dan langsung pindah. Akan tetapi,
mereka hanya berpindah sementara.
Kawasan trotoar Jalan Sudirman sebelah
barat Pasar Wage, sejak tiga hari terakhir ini
kembali dipenuhi para pedagang tersebut!
Sumber: www.suaramerdeka.com
Ringkasan yang tepat berdasarkan penggalan
bacaan tersebut . . .
a.
Wali Kota Purwokerto mengakui sangat
tidak mudah mengatur Pedagang Kaki
Lima (PKL). Mereka menganggap bahwa
kepindahan tersebut masih sangat
sementara dan tidak permanen.
b. Pedagang Kaki Lima (PKL) sangat
menyulitkan Pemerintah Kota Purwokerto.
Mereka berdagang di tempat terlarang,
kemudian disuruh pindah ke tempat yang
telah ditentukan.
c.
Pekerjaan paling tidak mudah adalah
menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL)
berjualan di tempat yang telah
ditentukan. Akan tetapi, tidak beberapa
lama mereka kembali lagi ke tempat
semula.
d. Pedagang Kaki Lima (PKL) tidak mudah
diatur karena mereka mudah pindah dari
tempat berjualan yang telah ditentukan.
Selang beberapa waktu pindah lagi ke
tempat yang dilarang pemerintah.
e.
Menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL)
trotoar Jalan Sudirman sebelah barat
Pasar Wage Purwokerto tidak mudah.
166
Latihan Ulangan Kenaikan Kelas
47.
Musik berirama dangdut banyak
penggemarnya dewasa ini. Jenis musik
tersebut tidak hanya disenangi oleh
masyarakat pedesaan, tetapi juga oleh
masyarakat perkotaan. Oleh sebab itu,
tidaklah berlebihan bila semua stasiun televisi
yang ada di negeri ini memprogramkan paket
khusus penayangan musik berirama dangdut
meskipun dengan jam tayang yang berbeda-
beda. Banyak pengusaha rekaman
memanfaatkannya.
Rangkuman yang tepat paragraf tersebut
adalah . . .
a. Musik dangdut digemari berbagai
kalangan sehingga diprogramkan semua
stasiun tv.
b.
Musik dangdut berkembang pesat berkat
para pengusaha rekaman dan stasiun tv.
c.
Kini penggemar musik dangdut tidak
hanya masyarakat pedesaan, tetapi juga
masyarakat perkotaan.
d. Masyarakat pada umumnya senang
tayangan musik dangdut karena mudah
dinikmati.
e.
Masyarakat penggemar dangdut dapat
menikmati musik ini karena banyak
pengusaha rekaman dan stasiun tv.
48.
Sebuah lapangan luas yang masih terlihat
sekarang adalah Buffelsveld alias lapangan
Banteng. Dahulu lapangan itu tempat tentara-
tentara berbaris dan berparade sehingga juga
dikenal sebagai Paradeplein atau nama
kerennya, Champ de Mars. Lapangan
Banteng juga pernah disebut sebagai
Waterloo Plein, memperingati peristiwa
dikalahkan Napoleon oleh gabungan
pasukan Inggris, Jerman, dan Belanda pada
tahun 1815. Di lapangan itu pernah dibangun
sebuah monumen seekor singa di atas sebuah
kolam yang ditempatkan di tengah lapangan.
Sayang, monumen itu dihancurkan oleh
penguasa Jepang ketika Perang Dunia II
berkecamuk.
Disadur dari:
Intisari
, Juni 2001
Ide pokok penggalan bacaan tersebut ialah
. . .
a.
Sebuah lapangan luas yang masih terlihat
sekarang adalah Buffelsveld alias
lapangan Banteng.
b. Dahulu lapangan itu tempat tentara-
tentara berbaris dan berparade sehingga
juga dikenal sebagai Paradeplein atau
nama kerennya, Champ de Mars.
c.
Lapangan Banteng juga pernah disebut
sebagai Waterloo Plein, memperingati
peristiwa dikalahkannya Napoleon oleh
gabungan pasukan Inggris, Jerman, dan
Belanda pada tahun 1815.
d. Di lapangan itu pernah dibangun sebuah
monumen seekor singa di atas sebuah
kolam yang ditempatkan di tengah
lapangan.
e.
Sayang, monumen itu dihancurkan oleh
penguasa Jepang ketika Perang Dunia II
berkecamuk.
49. Hari Pers Nasional 2007 dirayakan dengan
mengadakan refleksi. Refleksi ini sangat tepat
dengan mengusung fakta pers sebagai media.
Secara idealistik posisi pers ditegaskan
sebagai bagian dari solusi. Keberadaan pers
ditegaskan sebagai bagian dari solusi.
Keberadaan itu sangatlah dirasakan, dengan
contoh aktual ketika terjadi bencana tsunami
di Aceh dan Nias dua tahun lalu, gempa bumi
di Yogyakarta dan Jawa Tengah, luapan
lumpur panas Lapindo Brantas, dan sekarang
banjir besar yang melanda Jakarta. Setidak-
tidaknya termuat pesan dasar: meng-
informasikan dan mengkomunikasikan.
Sumber:
Jawa Pos
, Februari 2007
Fakta yang terdapat dalam penggalan tajuk
rencana di atas terdapat dalam kalimat . . .
a.
1
d. 4
b. 2
e.
5
c.
3
50. Gagasan pokok penggalan tajuk rencana di
atas terletak dalam kalimat . . . .
a.
1
d. 4
b. 2
e.
5
c.
3
167
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Glosarium
aktivator:
hal/benda
yang
bekerja
aktif
untuk
menjalankan
sebuah
alat
artefak:
benda-benda
seperti
alat,
perhiasan
yang
menunjukkan
kecakapan
kerja
manusia
(terutama
pada
zaman
dahulu)
yang
ditemukan
melalui
penggalian
arkeologi
bioteknologi:
teknologi
yang
menyangkut
jasad
hidup
diversifikasi:
penganekaragaman
ekologi:
ilmu
tentang
hubungan
timbal
balik
antara
makhluk
hidup
dan
alam
sekitarnya
emisi
karbon:
pelepasan
karbon
akibat
pembakaran
yang
tidak
sempurna
genre:
ragam
sastra;
jenis
intrusi:
perembesan
air
laut
ke
dalam
lapisan
tanah
sehingga
terjadi
percampuran
air
laut
dengan
air
tanah
kolega:
teman
sejawat;
teman
sepekerjaan
konvensional:
radisional
konversi:
perubahan
dari
satu
bentuk
ke
bentuk
yang
lain
kosmopolit:
warga
dunia
(orang
yang
hidup
tanpa
aturan
yang
mengikat)
mediasi:
proses
pengikutsertaan
pihak
ketiga
dalam
penyelesaian
suatu
perselisihan
sebagai
penasihat
nirkabel:
tanpa
menggunakan
kabel
perspektif:
sudut
pandang;
pandangan
polemik:
perdebatan
mengenai
suatu
masalah
yang
dikemukakan
secara
terbuka
dalam
media
massa
radioaktif:
berkenaan
dengan
sifat
beberapa
unsur
atau
yang
dapat
memancarkan
sinar
radiasi
atau
sinar
gama
melalui
penghancuran
inti
atom
signifikan:
penting,
berarti
167
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
168
Pelajaran V Berpikir Kreatif
Daftar
Pustaka
Alwi, Hasan, Soenjono Darjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono. 2003.
Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Bardy, L. 1985.
Ungkapan dan Peribahasa
. Klaten: Intan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran 3: Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA/MA
. Jakarta.
_____. 2006.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik
Indonesia
Nomor
23
Tahun
2006
tentang
Standar
Kompetensi
Lulusan
untuk
Satuan
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah
.
Jakarta.
Harymawan,
R.M.A.
1993.
Dramaturgi
.
Bandung:
Rosdakarya.
Mido,
Frans.
1994.
Cerita
Rekaan
dan
Seluk-Beluknya
.
Ende:
Nusa
Indah.
Nurgiyantoro,
Burhan.
2002.
Teori
Pengkajian
Fiksi
.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University
Press.
Nursisto.
2000.
Penuntun
Mengarang
.
Yogyakarta:
Adicita.
Ramlan,
M.
1987.
Sintaksis
.
Yogyakarta:
Karyono.
Redaksi
Balai
Pustaka.
2004.
Pantun
Melayu
.
Jakarta:
Balai
Pustaka.
Rumadi,
A.
1988.
Kumpulan
Drama
Remaja
.
Jakarta:
Gramedia.
Saadawi,
Nawal
el.
2002.
Perempuan
di
Titik
Nol
.
Jakarta:
Yayasan
Obor
Indonesia.
Sabariyanto,
Dirgo.
1999.
Mengapa
Disebut
Baku
dan
Tidak
Baku?
(Kosakata)
.
Yogyakarta:
Mitra
Gama.
Soedarso.
2002.
Speed
Reading,
Sistem
Membaca
Cepat
dan
Efektif
.
Jakarta:
Gramedia.
Sugono,
Dendy.
2002.
Ensiklopedia
Sastra
Indonesia
Modern
.
Bandung:
Rosdakarya.
Tim
Penyusun.
2002.
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(edisi
ketiga)
.
Jakarta:
Balai
Pustaka.
Tim
Penyusun.
2007.
Detik-Detik
Ujian
Nasional
Bahasa
Indonesia
SMA/MA
.
Klaten:
Intan
Pariwara.
Tohari,
Ahmad.
1995.
Lingkar
Tanah
Lingkar
Air
.
Purwokerto:
Harta
Prima.
Utami,
Ayu.
1998.
Saman
.
Jakarta:
Kepustakaan
Populer
Indonesia.
Waluyo,
Herman
J.
1987.
Teori
dan
Apresiasi
Puisi
.
Jakarta:
Erlangga.
168
Terampil
Berbahasa
Indonesia
XI
IPA
dan
IPS
169
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Indeks
A
A. Rumadi, 137, 178
Ahmad Tohari, 130, 159
Aktivator, 46
Arswendo Atmowiloto, 116
Artikel, 4,–6, 12–14, 17, 45, 47–56, 85, 102, 116,
142,146, 155,
Ayu Utami, 60
B
Biografi, 63, 66, 111, 113, 115–116
Bioteknologi, 48
C
Clare Oliver, 97
D
Danarto, 11–12, 54
Dendy Sugono, 113, 116
Destruktif, 52
Diversifikasi, 156
Dyah Kalsit, 165
E
Ekologi, 7, 48
Ekosistem, 7, 14, 172
Elektro, 46, 55
Emisi, 7, 151
Energi, 7, 95, 145–146, 150–156, 186
Etnik, 135–136
F
Faktual, 106
Faktual, 11–12
Fantastis, 11
Fantastis, 116
Fosil, 151–152, 154
Fosil, 7
G
Genre, 112
Global, 151–152
I
Induktif, 6,–8, 13, 47, 55, 56, 83–84, 158–159
Intrusi, 5
K
Kompetitif, 151
Konversi, 117, 126–127
Konversi, 5, 7
M
Mediasi, 49
N
Nawal el-Saadawi, 64
Ngarto Februana, 12
Nh. Dini, 111–114
Nonfosil, 152
Nuklir, 154
O
Olivia Goldsmith, 67, 130
Output, 156
P
Primitif, 5
Publikasi, 51, 53, 55, 59–60
Putu Wijaya, 149
R
Radioaktif, 154
Realitas, 11–12, 184
Rekomendasi, 46
S
S. Suharianto, 75
Sally Morgan, 153–154
Spektakuler, 135
Stabil, 156
Sufi, 12
Surealistis, 11
Swasensor, 45, 47, 55
T
Tanker, 154
Timo Scheunemann, 18, 28
Tritagonis, 30, 76, 138, 149
Tropis, 95
U
Undang-undang, 19, 124, 127, 129, 135–136
V
Versi, 46
Virus, 94, 140
169
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
170
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
171
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
1 Teks Mendengarkan (halaman 3)
Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,
Anak-anak yang berbahagia,
Assalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh.
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di halaman ini guna
memperingati hari Bumi. Peringatan hari Bumi ini akan kita isi dengan kegiatan
menanam pohon di lingkungan sekolah kita. Kemudian, keesokan harinya kita akan
melakukan kunjungan di kawasan hutan gambut Riau yang terkenal yaitu
Semenanjung Kampar.
Kunjungan di kawasan hutan gambut tersebut bertujuan untuk melihat keadaan
yang terjadi di Semenanjung Kampar. Ini merupakan bukti kepedulian kita terhadap
lingkungan hutan gambut yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.
Bapak dan Ibu guru yang saya hormati serta anak-anakku yang saya cintai.
Seperti kita ketahui bersama bahwa kawasan hutan gambut tersebut kini mulai
terkikis dengan adanya hutan tanaman industri. Hal ini bisa menjadi awal datangnya
petaka banjir asap dan kekurangan air. Bencana ini dapat berdampak bagi orang
banyak termasuk kita semua.
Semoga kepedulian kita terhadap keadaan hutan gambut dapat dipahami dan
dimengerti oleh pihak-pihak yang telah merusaknya. Semoga kegiatan kita di
kawasan hutan gambut tidak mendapat satu halangan apa pun. Kami berharap
agar hadirin menyukseskan kegiatan yang telah memakan dana ratusan ribu ini.
Demikian sambutan saya. Saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati kalian semua. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh.
172
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
2 Teks Mendengarkan (halaman 14)
Hadirin yang saya hormati,
Selamat malam dan salam sejahtera,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan hidayah-Nya pada malam hari ini kita dapat berkumpul bersama di
tempat ini guna mengikuti sarasehan dengan tema ”Selamatkan Hutanku,
Selamatkan Negeriku”.
Seperti kita ketahui bersama bahwa kebakaran hutan gambut di Kalimantan
Tengah mengancam keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Jika kebakaran ini
dibiarkan terus, tidak saja merusak ekosistem tetapi juga merugikan bagi masyarakat
yang tinggal di sekitar area tersebut. Sebagai langkah awal, kami berusaha
memadamkan api di hutan tersebut. Selain itu, kami memantau terus-menerus
dengan menggunakan pesawat
ultralight
.
Semoga dengan diadakan sarasehan ini, masalah-masalah yang timbul akibat
kebakaran hutan gambut dapat teratasi.
Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan. Saya berharap rekan-rekan
semua dapat mengikuti acara sarasehan ini dengan baik.
Sekian, terima kasih.
173
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
3 Teks Mendengarkan (halaman 16)
Pembinaan Sepak Bola Harus Sejak Usia Dini
Pewawancara : Wartawan
Suara Karya
, Syamsudin Walad.
Narasumber
: Letjen (Purn.) Ir. H. Azwar Anas.
Pewawancara :
Munas PSSI yang berlangsung di Makassar pekan lalu telah
memilih kembali Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode
2007–2011, tanggapan Anda?
Narasumber
: Pertama-tama saya ucapkan selamat kepada Nurdin. Saya melihat
dia memang orang yang komit dengan sepak bola Indonesia. Dia
kelihatan mau mengorbankan segala waktu dan kemampuannya
untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Terlepas dari pro dan kontra
di masyarakat, saya tahu betul siapa dia. Selain cinta benar dengan
sepak bola, dia juga orang yang memiliki tekad yang kuat. Memang
PSSI ke depan harus dipimpin oleh orang-orang yang kuat, berani,
tahan mental, tahan kritikan dan mau bekerja keras untuk sepak
bola Indonesia.
Pewawancara :
Sekarang ini PSSI tengah disorot lantaran prestasi sepak bola
Indonesia yang terus terpuruk. Apa yang harus dilakukan pengurus
ke depan nanti untuk memperbaiki kondisi ini?
Narasumber
: Ada beberapa pendekatan yang harus dilakukan. Pertama,
pendekatan dari sisi legalitas, seperti AD/ART yang harus disesuai-
kan dengan perkembangan persepakbolaan Asia dan disesuaikan
dengan standar FIFA. Aturan pertandingan yang disesuaikan
dengan FIFA, termasuk sanksi-sanksi bagi yang melanggar.
Kemudian pendekatan empiris, dalam arti kekuatan sepak bola,
baik dari sisi pemain, wasit, pelatih, dana maupun prasarana
lainnya. Untuk mendapatkan pemain yang bagus tidak gampang,
harus ada pembinaan sejak usia dini. Saya pernah mendatangkan
Franz Beckenbauer, dan dia mengatakan bahwa pemain-pemain
kita hanya memiliki 10 persen dari dasar-dasar bermain sepak
bola. Bayangkan itu, hanya 10 persen kemampuan pemain-pemain
kita dibandingkan standar sepak bola Eropa. Dari sisi wasit juga
kita harus bekerja sama dengan FIFA agar kita memiliki wasit yang
benar-benar berkualitas. Soal pelatih, kita juga jangan sekadar
memilih pelatih asing. Cari pelatih yang benar-benar berkualitas.
Kalau perlu pelatih tingkat dunia yang juga bisa memberi
pengetahuan kepada pelatih-pelatih kita.
Pewawancara :
Soal dana dan prasarana, bagaimana?
Narasumber
: Itulah, saya katakan saat ini berbeda dengan dulu. Saat ini dana
sangat terbatas, sementara prasarana dan lapangan sepak bola
hilang. Sekarang lapangan banyak yang berubah menjadi mall.
Bagaimana anak-anak kita bisa bermain bola kalau lahannya
sudah tidak ada. Saya lihat banyak anak-anak yang terpaksa
bermain bola di jalan-jalan. Soal dana, saat ini tak bisa hanya
bergantung pada pemerintah. Harus melibatkan peran swasta.
Terus terang saya salut dengan komitmen keluarga Bakrie yang
benar-benar mau membantu perkembangan olahraga Indonesia.
Tak hanya di sepak bola melalui Nirwan, tetapi di cabang olahraga
lainnya juga.
Pewawancara :
Soal pembinaan usia dini, sejak kapan itu harus dilakukan?
174
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Narasumber
: Seharusnya dari usia 10 tahun ke bawah, kemudian dilanjutkan
dengan pembinaan usia 10–15 tahun. Jika pada usia 15 tahun
sudah mengetahui teknik-teknik dasar sepak bola, itu akan mudah
membentuk tim yang tangguh. Saya pernah membawa anak-anak
usia 15 tahun berlatih ke klub Sampdoria, Italia. Program yang
kami sebut Primavera itu, meski sempat menuai kritik, tetapi
toh
lebih baik dari sekarang ini.
. . . .
Sumber: www.suarakarya.com
4 Teks Mendengarkan (halaman 28)
Pewawancara :
Saat ini sulit sekali membangun tim sepak bola Indonesia yang
kuat dan bisa berprestasi, minimal di tingkat Asia Tenggara.
Menurut Anda apa yang salah?
Narasumber
: Saya juga tidak tahu kenapa. Padahal dari sisi pendanaan, setelah
swasta ikut terlibat, itu tidak ada masalah. Tapi, memang saya
lihat sekarang ini orientasinya lebih kepada materi. Dulu pemain
sangat bangga bila dipanggil membela timnas. Semangat “Merah
Putih” mereka berkobar-kobar. Tapi sekarang, saya dengar pemain
lebih senang membela klub karena bayarannya lebih tinggi
ketimbang timnas. Memang itu tidak bisa digeneralisasi
(disamaratakan). Mungkin saja perkembangan sepak bola di
negara-negara lain lebih cepat dibanding Indonesia.
Pewawancara :
Keberadaan pemain-pemain asing di Liga Indonesia saat ini juga
tengah disorot karena dianggap tidak memberikan nilai tambah
bagi sepak bola Indonesia. Anda adalah Ketua Umum PSSI yang
membuka pintu masuknya pemain asing di Indonesia. Tanggapan
Anda?
Narasumber
: Pemain asing yang bermain di Liga Indonesia harus benar-benar
diseleksi. Maksud saya dulu mendatangkan pemain asing agar
pemain-pemain kita bisa belajar dari mereka, baik dari sisi teknik
maupun mental bertanding. Dulu itu pemain asing yang bermain
di Liga Indonesia benar-benar berkualitas. Salah satunya Roger
Mila. Pemain asal Kamerun ini sempat menjadi perhatian pada
Piala Dunia 1990. Saat ini saya tidak tahu seperti apa seleksi
pemain asing.
Sumber: www.suarakarya.com
175
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
5 Teks Mendengarkan (halaman 32)
Contoh 1
Di halaman muka rumah Suksoro. Di sekeliling pohon kecil beberapa kursi kebun
dengan mejanya. Di atas meja ada dua buah mangkuk berisi kopi. Perempuan tua
sedang bercakap-cakap. Waktu sore.
Adegan Pertama
Perempuan tua : ”Ayahmu tidak kelihatan sehari-hari ini Satilawati.”
Satilawati
: ”Ayah berkur
ung saja sehari-harian ini dalam kamarnya.
Mengarang, apa lagi. Katanya mengumpulkan bahan-bahan
untuk bukunya tentang pahlawan-pahlawan Aceh.”
Perempuan tua : ”Banyakkah ia mendapat duit dengan karangannya itu?”
Satilawati
: (
menunjuk ke belakangnya
)
”Rumah ini buktinya.”
Perempuan tua : ”Memang ia seorang yang rajin.”
Satilawati
: ”Tapi sejak mata orang Indonesia terbuka untuk kesusastraan
baru, ia tercecer. Bahkan ia menjadi lawan pemuda-pemuda yang
hendak maju itu.”
Perempuan tua : “Maksudmu, karangannya tidak disukai orang lagi?”
Satilawati
: ”Hanya oleh kawan-kawannya yang sezaman dengan dia. Dan
oleh orang-orang yang tiada mempunyai perjuangan hidup lagi.
Aku sendiri kurang suka membaca karangan Ayah.”
Perempuan tua : ”Biasanya orang yang sudah
tua itu . . . biasanya tidak mau
mengambil sesuatu yang baru.”
Satilawati
: ”T
api bukan itu sebabnya dengan Ayah. Ia hanya keluaran sekolah
desa saja. Hanya kepandaian berbahasa Indonesia yang menjadi-
kan dia pengarang dulu. Dan aku pikir, Ayah dalam kesusastraan
Indonesia akan seperti air hujan saja. Turun dari langit, masuk
ke dalam tanah liat, hilang. Atau jika tergenang di atas tanah,
dipanasi sinar matahari, habis menjadi hawa.”
Perempuan tua : ”Rendah betul pandanganmu kepada ayahmu.”
Satilawati
: ”
Rendah sekali. Pernah Ishak berkata. ”Karangan seperti itu dapat
kuselesaikan satu hari satu. Tapi itu sama dengan meracuni
kesusastraan baru Indonesia, Satilawati.”
Perempuan tua : (
tersenyum
)
”Ishak itu siapa?”
Satilawati
: (
terkejut lekas bicara kembali
)
”Temanku, dulu ia sering ke sini.”
Perempuan tua : ”Dan engkau telah bertukar cincin dengan dia diam-diam, bukan?”
Satilawati
: (
terkejut
)
”Dari mana Nenek tahu?”
Perempuan tua : ”Dari ayahmu.”
Satilawati
: (
sesak bernapas
)
”Ayah tahu?”
Perempuan tua (
tersenyum
) mengangguk.
Satilawati
: ”Dan sekarang kami telah bertukar cincin kembali. Juga dengan
diam-diam.”
Perempuan tua : (
terkejut
)
”Betulkah itu Satilawati?”
176
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Satilawati
: (
cepat-cepat
)
”Tapi hatiku masih kena kepadanya, Nek. Tidak pernah aku begitu
tertarik kepada laki-laki (
memegang tangan perempuan tua
).
Banyak yang terselip dalam hatiku yang hendak aku keluarkan.
Tapi kepada siapa? Kepada siapa?”
Perempuan tua : ”Kepada ayahmu.”
Satilawati
: ”T
idak bisa, Nek. Ayah dari semula telah benci kepada Ishak. Ayah
melihat kepada Ishak sebagai lawannya dalam mengarang. Pernah
Ayah mengatakan, Ishak seorang yang tidak beragama. Anak
perempuan jahat dipermuliakannya dalam karangannya. Dan
waktu Ayah mengatakan itu, ia menatap mataku, seakan-akan ia
hendak mengatakan. ”Coba engkau lanjutkan perkenalanmu
dengan dia”. Aku takut dengan Ayah, Nek.”
Perempuan tua : (
menepuk bahu Satilawati
)
”Keluarkan isi hatimu kepadaku. Satilawati. Anggaplah aku ini
sebagai ibumu sendiri.”
. . . .
Contoh 2
Diam
Judul asli:
Le Silence
Karya: Jean Murriat
Saduran: Bakdi Soemanto
Para Pelaku:
1.
Aleks
2.
Irna
3.
Dawud
Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada beberapa meja dan
kursi. Ada sebuah pintu di sebelah kiri untuk keluar dan masuk. Di atas meja ada
beberapa buku. Saat itu sore hari, kira-kira pukul 18.00. Lampu belum dinyalakan.
01. Aleks : (Masuk menjatuhkan buku-bukunya di meja, dan duduk dengan kesal)
Bing, Bing. (Berhenti) Bing, Bing. (Berhenti) Bong. Bong. (Berhenti)
Bong, Booooooong. Huh, Bongkrek.
02. Irna
: He, sudah lama?
03. Aleks : Baru saja. Kau?
04. Irna
: Lebih baru dari kau. Mana Bing?
05. Aleks : Tahu. Keluar ’kali.
06. Irna
: Jadi, nggak jadi?
07. Aleks : Sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi,
boleh bilang tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi
terlambat, dan apa saja.
08. Irna
: Kalau tahu begini, aku mestinya . . . .
09. Aleks : Nggak kemari, dan ke Rahayu bersama Agus, nonton, dan jajan, dan
minum-minum, dan rileks, dan putar-putar kota, dan cuci mata, dan . . . .
10. Irna
: Cukup. Kau tidak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia
tak sehebat kau, tak sebrilyan kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau,
dan tak sekaya kau . . . .
11. Aleks : Cukup. Tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung,
tetapi menjatuhkan, menghina, meremehkan, memandang rendah,
me . . . .
12. Irna
: Cukup. Tak u . . . .
13. Aleks : Cukup. Kau . . . .
14. Irna
: Sudah.
177
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
15. Dawud: (Tiba-tiba masuk) Sudah. Setiap kali ketemu, begini. Di sekolah, di
kantin, di sini, di rumah Amroq, di rumah Pak Juweh, di rumah . . . .
16. Irna
: Sudah. Kau juga sama saja. Marah selalu. Di sini, di sana, dan . . . .
17. Aleks : Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal
ngomong, asal . . . .
18. Dawud:
Diam.
19. Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak.
20. Aleks : Ini jadi . . . .
21. Irna
: Diam. Dawud bilang apa? Masak nggak dengar bahwa da . . . .
22. Dawud:
Diam, Irna. Kalau kau terus-terus begitu, berkeringat tanpa guna.
Padahal . . . .
23. Aleks : Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekuen itu namanya. Absurd.
Buat larangan dilanggar sendiri. Huh. Dasar . . . .
24. Irna
: Kau mulai lagi. Komentar itu secukupnya. Tidak ngelantur ke sana ke
sini . . . .
25. Aleks : Diam, Irna, diaaaam!
26. Dawud: Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak memberi contoh
. . . .
27. Irna
: Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud.
28. Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.
Sumber:
Kumpulan Drama Remaja
, A. Rumadi, Gramedia, Jakarta, 1991
6 Teks Mendengarkan (halaman 45)
Kehidupan Galilei
Judul asli : Leben des Galilei
Karya : Bertolt Brecht
Terjemahan : Frans Rahardjo
Para Pelaku:
1. Gal (Galilei)
2. And (Andrea, anak lelaki)
3. Sar (Nyonya Sarti), ibu Andrea, pemilik rumah
Panggung menggambarkan ruang kerja Galilei.
01. Gal : Jadi kau sudah mengerti apa yang akan jelaskan kemarin?
02. And : Tentang apa?
03. Gal : Tentang kemarin.
04. And : Tentang koppernikus dengan perputarannya itu.
05. Gal : Ya.
06. And : Belum. Bagaimana mungkin Anda harapkan aku ngerti? Aku masih sukar
memahami. Satu Oktober nanti usiaku baru genap sebelas.
07. Gal : Apa salahnya kau memahami, Nak? Aku ingin, agar orang mengerti apa
yang aku pikirkan. Untuk itu aku bekerja dan uangnya kubelikan buku-
buku daripada kubayarkan tukang susu.
08. And : Tapi kenyataannya aku selalu melihat, matahari terbit di timur dan
tenggelam di barat. Begitu selalu. Matahari tidak pernah mandeg. Tidak
pernah dan tidak akan mandeg.
178
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
09. Gal : Apa? Kaukatakan engkau melihat? Apa yang kaulihat? Sebenarnya
engkau tidak melihat apa-apa. Engkau sekadar membelalakkan matamu.
Membelalakkan mata belum berarti melihat. (
Gal menaruh meja waskom
di tengah-tengah kamar
) Nah ini matahari. Duduklah. (
And duduk di kursi,
Gal berdiri di belakangnya
) Coba katakan di mana mataharinya? Di
sebelah kanan atau di sebelah kiri?
10. And : Di sebelah kiri.
11. Gal : Bagus. Dan sekarang bagaimana caranya supaya matahari itu berada
di sebelah kanan?
12. And : Jika Anda memindahkan matahari itu ke sebelah kanan, tentu!
13. Gal : Cuma begitu saja? Tidak ada cara lain? (
Gal mengangkat And sekaligus
dengan kursi yang didudukinya dan memindahkannya ke sebelah lain
dari meja waskom
) Nah, sekarang di mana mataharinya?
14. And : Di sebelah kanan.
15. Gal : Dan apakah matahari itu tidak bergerak?
16. And : Tentu tidak!
17. Gal : Jadi yang bergerak adalah . . . .
18. And : Aku.
19. Gal : Salah! Goblok! Kursinya!
20. And : Tapi aku kan melekat pada kursi itu?
21. Gal : Nah, kursi itu adalah bumi. Dan engkau berada di atas bumi itu.
(
Sar, masuk, mengatur tempat tidur sambil memperhatikan
)
22. Sar : Apa yang sedang Anda ajarkan kepada anakku, Tuan Galilei?
23. Gal : Aku sedang mengajar dia melihat, Nyonya Sarti.”
24. Sar : Dengan cara mengurung dia dalam kamar seperti ini?
25. And : Jangan ikut campur, Bu. Ibu kan tidak mengerti apa yang sedang kami
pelajari.
26. Sar : O, ya, tapi apakah kau sendiri mengerti pelajaran itu? (
Kepada Gal
)
Jangan Anda ajari dia hal yang sukar-sukar. Sedang dua kali dua
dikatakan lima. Dia selalu salah wesel tentang apa yang Anda ajarkan
kepadanya. Malah kemarin dia memberi tahu aku, katanya bumi ini
berputar mengelilingi matahari. Ia yakin benar, karena katanya soal itu
telah diselidiki dengan saksama oleh orang yang bernama Koppernikus.
27. And : (
Kepada Gal
) Bukankah Koppernikus memang telah menyelidikinya
dengan saksama, Tuan Galilei? Lebih baik Anda jelaskan sendiri kepada
Ibu.
28. Sar : Apa? (
Kepada Gal
) Jadi Anda sendiri telah mengajarkan omong kosong
semacam itu? Pantesan anakku ngomong kiri-kanan di sekolah. Sampai-
sampai para rohaniwan mendatangi aku, gara-gara pernyataannya yang
lancang yang bisa membawa bencana itu. Anda patut malu, Tuan Galilei.
29. Gal : (
Sambil sarapan
) Penyelidikan kami cukup mempunyai dasar yang kuat,
Nyonya Sarti. Setelah melalui perdebatan yang sengit, akhirnya Andrea
dan aku sampailah pada suatu penemuan baru. Tak lama lagi kita akan
menyingkap tabir rahasia yang menyelimuti bumi kita. Akan tampil suatu
zaman baru. Zaman yang jaya, di mana dibutuhkan kegairahan untuk
hidup.
30. Sar : Ya . . . , mudah-mudahan dalam zaman baru itu nanti kita masih mampu
membayar tukang susu. Tuan Galilei, di luar ada orang muda, yang juga
mempelajarinya. Pakaiannya bagus dan membawa surat pujian. (
Sar,
menyerahkan surat
) Semoga Anda tidak mengecewakan aku dan
janganlah Anda abaikan surat itu. Aku prihatin tentang rekening susu itu.
Sumber:
Kumpulan Drama Remaja
, Editor A. Rumadi, Grasindo, 1991
179
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
7 Teks Mendengarkan (halaman 58)
Sidang Jumat yang terhormat.
Sebagaimana kita maklumi bahwa masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok
manusia. Kelompok terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Apabila rumah
tangga ini baik niscaya baiklah masyarakat itu. Itu tadi faktor pertama. Faktor kedua
adalah sekolah dan faktor ketiga sebagai faktor penentu juga, yaitu masyarakat itu
sendiri.
Khotbah kali ini saya fokuskan pada faktor pertama, yaitu bagaimana konsep
Islam dalam mendidik anak. Dasar alasannya bahwa kasus-kasus kejahatan remaja
yang banyak kita baca di harian atau majalah, para pelakunya tidak hanya dari
kalangan keluarga tidak mampu atau yang intelektualnya rendah saja. Bahkan,
banyak pula dijumpai anak-anak kaum berada atau pejabat.
Oleh karena masalah anak adalah masalah yang tidak dapat dianggap enteng,
kadang menyenangkan, kadang menyulitkan dan menyebalkan; maka sebagai
landasan pertama, marilah kita perhatikan dulu firman Allah dalam surat An-Anfal
ayat 28:
”Maka ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar”.
Ayat di atas merupakan peringatan atau lampu kuning agar kita waspada
terhadap anak jika kita tidak dapat mendidik dengan baik. Jika dididik dengan baik
Insya Allah, anak tersebut menjadi anak yang shaleh, berguna bagi agama, keluarga,
masyarakat dan bangsanya, dan kita mendapat pahala dari Allah. Demikian pula
sebaliknya, apabila kita mengabaikan mereka, maka kecelakaanlah yang menimpa
kita, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat, bukan kecelakaan yang datangnya dari luar
justru dari dalam, dari anak kita sendiri,
Na’udzubillaahi mindzalik
.
. . . .
Sumber:
Himpunan Khutbah Jum’ah, Seri Amalan Sehari-
hari
, M. Farid Anwar, CV Amin Surabaya, 1986
180
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
8 Teks Mendengarkan (halaman 70)
A : “Bu, anak saya
kok
sangat tergantung kepada orang tuanya. Semuanya harus
dikerjakan orang tua. Sebenarnya bagaimana cara mendidik anak agar mandiri?”
B : ”Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk melatih anak menjadi mandiri.
Ajarilah ia sedari kecil untuk bergantung pada dirinya sendiri dan menentukan
pilihannya sendiri.”
A : ”Lalu, bagaimana cara melatih anak untuk bergantung pada diri sendiri dan
menentukan pilihannya ?”
B : ”Caranya, Anda dapat memberi anak kesempatan memilih. Hargai semua
usaha yang ia lakukan, hindari banyak bertanya, jangan langsung menjawab
pertanyaannya, beri pengertian kepada anak kalau ada alternatif lain, dan yang
paling penting jangan patahkan semangatnya.”
A : ”Saya sudah pernah mencoba memberi kesempatan kepada anak saya untuk
memilih. Namun, pilihan yang dia tentukan malah macam-macam. Misalnya,
saya suruh memilih pakaian, malah dia memilih baju yang aneh-aneh. Saya
kan jadi jengkel. Akhirnya tetap saya yang memilih pakaian.”
B : ”Nah, hal itulah yang membuat anak jadi tergantung kepada Ibu. Akhirnya,
pakaian yang ia kenakan bukan pilihannya sendiri, tetapi pilihan Ibu. Seharusnya
Ibu menghargai pilihan anak, apa pun pilihannya. Membiasakan anak untuk
membuat keputusan-keputusan sendiri sejak dini akan memudahkan si anak
untuk memutuskan sendiri hal-hal yang terjadi dalam hidupnya. Selain
menghargai pilihan anak, Anda harus menghargai usahanya.”
A. : “Bagaimana contoh menghargai hasil usaha anak, Bu?”
B : ”Kita bisa membiarkan anak untuk memakai sepatu sendiri, membuka kaleng
permen sendiri, ataupun menalikan sepatunya sendiri. Beri mereka hadiah
kecil setelah mereka berhasil melakukan sesuatu. Hal itu dapat memacu
semangatnya untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi.”
A : ”Apa tidak terlalu dini untuk melatih anak bergantung pada dirinya sendiri dan
menentukan pilihannya sendiri?”
B : ”Tentu tidak. Semakin sering dibiasakan bergantung pada diri sendiri semakin
cepat dia belajar mandiri. Dan, tentunya semakin cepat pula dia ingin berusaha
meraih sesuatu.”
A : ”Sebetulnya, saya belum tega melepas anak saya bergantung pada diri sendiri.
Tetapi, . . . saya akan mencobanya. Mudah-mudahan kali ini usaha saya
berhasil.”
B : ”Ya, itu lebih baik, Bu. Percayalah, anak Ibu pasti tumbuh menjadi anak yang
mandiri dan penuh tanggung jawab.”
A : ”Baiklah, saya akan mengikuti saran Ibu. Terima kasih atas penjelasannya.
Semoga lain waktu kita bisa berbincang-bincang lagi.”
181
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Parmin
Mencurigai. Betapa tidak enaknya perbuatan ini.
Bahkan terhadap orang yang patut dicurigai sekalipun.
Lebih tidak enak lagi kalau orang itu adalah Parmin.
Tukang kebun yang rajin dan tak banyak cakap itu.
Yang kerjanya cekatan, dengan wajah yang senantiasa
memancarkan kesabaran. Kadang ia membangkitkan
rasa iba, tanpa dia bersikap meminta. Parmin justru
banyak memberi, Cuma jarang begitu disadari.
Tapi keadaan telah berubah. Semenjak pesta ulang
tahun papi beberapa hari yang lalu, senyum itu tak lagi
akrab dengan wajah lugunya. Tak ada yang bisa
memaksa Parmin untuk mengatakan sesuatu
sehubungan dengan kemurungannya itu selain ucapan,
”Saya tidak apa-apa.” Rasanya berat untuk berpikiran
bahwa orang seperti dia bisa melakukan tindak tak
terpuji. tapi apa boleh buat, ada dugaan kuat bahwa
paling tidak dia telah berbuat salah yang membuatnya
begitu resah. Dan inilah peristiwa yang mengawali
kecurigaan itu, seperti berulang kali diceritakan mami.
Parmin mencuri? Itulah kemungkinan yang paling
dikhawatirkan. Hari-hari sebelumnya sebenarnya tidak
ada petunjuk ke arah itu. Bahkan hari Sabtu, pada
siangnya pesta itu akan berlangsung, pagi-pagi ia
datang masih dengan penampilan cerah seperti biasa.
Kapan dan mengapa? Sekitar pukul sepuluh ia
membantu Parjilah berbelanja ke beberapa rumah
makan, pasar, dan
supermarket.
Selanjutnya
pekerjaan Parmin tidak berat: menyimpan es krim,
menghidangkannya bila ada tamu yang berminat.
Segalanya berjalan beres.
Adalah sangat mengagetkan ketika keesokan
harinya ia tetap muncul, walau masih dengan
kegelisahan dan kegugupannya. Nampak lesu,
bekerja tanpa gairah, Parmin kemudian minta izin
pulang awal dengan alasan kurang enak badan. Tapi,
keesokan harinya lagi, yakni dua hari setelah pesta
ulang tahun papi, Parmin tidak masuk!
Bisa jadi 'sang tikus' berhasil berbelit dari
perangkap. Tapi berarti pula ada kesempatan
menyelidik. Dapur diteliti, gudang belakang dibongkar.
Diamati saksama apakah terdapat kerusakan pada
pintu-pintu, dan yang penting adalah barang-barang
di dalam yang hilang, yang kira-kira paling berharga
dan bisa menarik perhatian seseorang yang ”sudah
lama melakukan pengamatan dengan menyamar
sebagai tukang kebun”.
Walhasil, kerja seharian bongkar muat sana-sini
tak menghasilkan apa-apa selain rangkaian nostalgia
dan seonggok debu. Jadi, Bisa saja Parmin tak
9 Teks Mendengarkan (halaman 100)
mengambil apa-apa, pada saat itu, Tapi belum tentu
untuk hari-hari mendatang, sebagai mana ditandas-
kan oleh Tante Tatik, kakak papi tertua, ketika
dihubungi mami lewat telepon. ”Hati-hati. Pencuri
zaman sekarang mulai bekerja pakai akal. Mereka
pandai-pandai, punya
planning
. Rumah sebelah
pernah kena rampok jutaan persis di mana tempat
menyimpan barang-barang berharga.”
Mami tersentak. Ya, siapa sebenarnya Parmin?
Pembantu perempuan cepat-cepat dipanggil, lalu
diinterogasi.
”Parjilah! Dulunya Parmin itu tinggal sedusun
sama kamu?”
”Tidak.”
”
Lho
, jadi dia bukan apa-apa kamu,
to?
Tidak
kenal sejak di dusun? Sejak kecil? Tidak tahu juga
rumahnya di mana? Atau rumah saudara-saudara
dia?”
”Tidak. Saya kenal Mas Parmin waktu dia kerja di
rumah sebelah.”
”Rumah Parmin pasti tak jauh dari sini. Ke sini
dia cuma bersepeda,” papi menganalisa. ”Besok kita
tanyakan ke kelurahan. Kalau perlu ke kecamatan.”
Mami setuju. Tapi . . . .
”Di mana
sih
kantor kecamatan kita?”
Pada akhirnya ternyata Mami, atau siapa pun, tak
perlu merepotkan diri ke kantor kelurahan, kecamatan,
atau kantor apa pun, karena pada hari ketiga, keempat
dan seterusnya sampai dengan kemarin ini, Parmin
masuk seperti biasa.
Namun tak berarti persoalan lalu selesai. Sebab
nanti siang akan ada pesta lagi. (Arisan keluarga
sebenarnya. Tapi apalah bedanya dengan pesta).
Kecurigaan atas diri Parmin tak menjadikan mami
ragu-ragu membolehkan Parmin datang membantu-
bantu. Malah sebaliknya, pesta nanti siang seolah
dirancang sebagai perangkap, yang diharapkan bisa
merangsang Parmin agar ”melakukan rekonstruksi
tanpa paksaan”.
Pukul sembilan dia datang dengan sepeda tuanya.
Langsung ke kebun belakang, mengambil slang air,
menyiram taman anggrek. Selesai itu mami menyuruh
Parmin mempersiapkan kursi-kursi tambahan untuk
ruang tengah.
”Mau ada acara makan,” mami menambahkan.
Arisan memang berjalan lancar, namun tak urung
mami terbawa-bawa jadi gelisah. Dan, entah mesti
182
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
disyukuri ataukah disesalkan, rekonstruksi ternyata
berjalan persis yang dinanti. Parmin, suatu ketika,
melintas cepat dari dapur ke garasi. Himan siaga.
Sempat ia melihat Parmin memasukkan sesuatu ke
dalam tasnya. Hanya sekilas. Karena secepat itu pula
Parmin melarikan sepedanya keluar.
”Kejar!” mami berteriak.
Maka nampaklah dua sepeda mencoba berpacu,
berkelit di antara ratusan mobil yang berhenti ataupun
melata pelan, di tengah jalanan Jakarta yang macet,
tanpa ada yang tahu persis siapa mengejar siapa.
Jangan-jangan, justru parminlah yang tengah
mengejar sesuatu, Tapi apa? Himan mengikuti dengan
perasaan bertanya-tanya.
Sampai kemudian Parmin nampak menyusuri
dinding sebuah rumah petak, separuh bangunan batu
dan sebelah atas dinding kayu. Di ujung sana Parmin
memasukkan sepedanya. Himan cepat menyusul.
Tapi yang dihadapinya kemudian memaksanya untuk
berhenti melangkah, urung menyergap.
”Bapak pulang! Bapak datang!”
Tiga anak kecil keluar dari dalam merubung
Parmin. Seseorang meninju-ninju kaki bapaknya,
seorang ber-
breakdance
tak keruan, dan yang satu
lagi menarik-narik tas.
”Hati-hati ada isinya!”
Serentak ketiganya bersorak. ”Mak! Mak! Tas
bapak ada isinya!”
Istri parmin keluar, membawa segelas teh yang
nampaknya sudah disiapkan sejak tadi. Sementara
itu tas dibuka. Ada bungkusan plastik. Bungkusan
dibuka. Ada kantong plastik. Kantong plastik dibuka.
Si bungsu merebut. Plastik pecah. Isinya sebagian
tumpah!
”Maak! Es kriiim!
”Cepat ambil gelas!”
”He, he, kalau sudah begini lupa berdoa, ya?”
”Berdoa kan buat kalau mau makan nasi, Mak.”
”Ya sudah, sekarang mengucap terima kasih
saja,” Parmin menyambung. ”Yang memberi es krim
ini tante Oche, tante Ucis, sama Oom Himan. Ayo,
gimana?”
Dengan takzim ketiganya mengucapkan pelan,
satu anak menyebut satu nama.
”Terima kasih Tante Oche.”
”Terima kasih Tante Ucis.”
”Terima kasih Oom Himan.”
Himan melangkah surut. Diambilnya sepedanya,
lalu pelan ia menyusuri gang yang remang oleh sisa-
sisa cahaya lampu dari dalam rumah-rumah petak
yang jendelanya masih terbuka.
Dikutip dengan sedikit perubahan:
Parmin
,
Kumpulan Cerpen
, Jujur Prananto, Kompas, 2002
183
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
10 Teks Mendengarkan (halaman 106)
Peti Kubur Batu Kalang Diduga Megalitik Tua
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Peti kubur batu Kalang di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat ini masih bisa ditemui setidaknya
di sembilan titik. Jumlahnya 100 lebih, dengan jarak antartitik kelompok peti
kubur batu bervariasi antara 150 meter dan 1 kilometer. Lokasi peti kubur
batu sekitar 10 km dari Bengawan Solo. Kubur batu terletak di lereng-lereng
perbukitan, tepatnya di Bukit Sumur 70 Kedewan di lahan hutan seluas sekitar
15 hektare dan Bukit Gunung Mas. Rata-Rata kubur batu berukuran 1 meter–
2 meter. Namun, ada juga kubur batu yang berukuran 3 meter. Kedalaman
lubang kubur sekitar 60 sentimeter.
Selain di Kawengan, kubur batu juga ditemukan di areal perbukitan Desa
Dungur di Kecamatan Senori, Desa Soko di Kecamatan Bangilan, Desa
Nglateng di Kecamatan Kalirejo, Desa Prambon di Kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Tiga puluh tahun lalu pernah batu-batu yang merupakan
peti kubur batu itu diambili untuk proyek bangunan karena ketidaktahuan
masyarakat. Saat ini sebagian peti kubur batu itu kondisinya sudah terkikis
dan berada di antara semak belukar.
2. Masalah
Masalah yang akan disajikan dalam makalah ini yakni sisa-sisa batu
kubur yang telah diambil masyarakat kondisinya sudah terkikis dan berada
di antara semak belukar.
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini dimaksudkan untuk mendapat masukan tentang
penanganan batu kubur peninggalan zaman Megalitik.
B. Pembahasan
Peti kubur batu merupakan
tradisi megalitik tua yang sudah
ada sejak masa bercocok tanam
pada zaman prasejarah. Diper-
kirakan situs ini paling tua berasal
dari masa perundagian pada
zaman prasejarah. Bahkan,
berasal dari masa Hindu-Budha
yang masih melanjutkan tradisi
prasejarah. Oleh karena itu, peti
kubur batu peninggalan pra-
sejarah ini wajib dilestarikan.
Untuk melestarikan peninggalan peti kubur batu agar tidak terkikis atau
musnah, pihak pemerintah dalam hal ini Balai Arkeologi memindahkan peti kubur
batu yang ditemukan ke dapan cagar budaya atau museum. Usaha tersebut
dapat dilakukan agar masyarakat mengetahui peninggalan nenek moyang pada
zaman batu. Peti kubur batu tersebut juga dimanfaatkan untuk penelitian calon-
calon arkeolog. Usaha tersebut dapat dilakukan agar masyarakat mengetahui
peninggalan nenek moyang pada zaman batu.
Repro:
Kompas
, 17 Juni 2007
184
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dalam rangka melestarikan peninggalan nenek moyang bangsa
Indonesia agar tidak musnah, pemerintah perlu memberi perhatian dengan
cara memindahkan peti kubur batu tersebut ke dalam cagar budaya atau
museum. Dengan demikian, peninggalan budaya tersebut dapat dijadikan
penelitian maupun diketahui masyarakat luas sebagai benda bersejarah.
2. Saran
Usaha pelestarian benda-benda peninggalan sejarah perlu dilakukan.
Hal ini dilakukan agar peninggalan bersejarah tersebut tidak musnah. Selain
itu, berpotensi sebagai pengembangan pariwisata di Indonesia.
11 Teks Mendengarkan (halaman 132)
Teater sebagai Gerak Budaya
Moderator
: ”Akhir-akhir ini para teaterawan kehilangan ’kreativitasnya’.
Sementara itu, gerak budaya melalui aksi-aksi teaterikal justru
muncul dari kalangan aktivis, buruh, mahasiswa, maupun LSM. Tidak
ada batasan ruang pementasan dan bebas menentukan tema.
Bagaimana para teaterawan melihat fenomena ini?”
Narasumber : ”Seni merupakan unsur ekspresi yang paling penting dalam budaya.
Seni sanggup menyuarakan pengalaman lebih langsung,
menyeluruh, dan lengkap. Apa pun pilihan bentuk, isi pementasan
atau aksi akan menjadi tanda, cara, strategi kebudayaan dalam
mempengaruhi, merespon kondisi sosial dan budaya. Pilihan
tersebut diharapkan dapat memberikan semangat para teaterawan
untuk berkreativitas kembali.”
Peserta
: ”Berdasarkan uraian Anda, berarti seni harus mengungkapkan
kebenaran. Seni tersebut harus menyesuaikan keadaan yang terjadi.
Jika seni harus mengikuti tradisi, bagaimana kemandirian seni
sendiri?”
Narasumber : ”Kebenaran menjadi kata kunci yang diagungkan dalam wujud
pementasan. Kebenaran juga berkaitan erat dengan kebaikan dan
keindahan. Akhirnya, wujud seni pementasan teater akan
memengaruhi keefektivitasan gerak budaya. Secara garis besar, ada
enam kecenderungan dalam cara penyampaian dan berekspresi
para teaterawan di Tanah Air. Yang pertama merupakan manifestasi
budaya massa. Karena banyak pementasan yang menyiratkan
adegan sinetron, laga, dan misteri yang mampu mengharu-biru
penonton dengan realitas di angan-angan sehingga budaya massa
yang lahir hanya bersifat menyenangkan. Padahal seni berusaha
mengungkapkan kritik terhadap kenyataan sosial-budaya secara
jujur. Kedua, membuat dan memperlakukan naskah dengan cara
bermain-main. Modal ini cenderung mengoptimalkan unsur satire
dan komedi. Memang seni adalah ekspresi kreatif, tanggapan, dan
renungan seniman terhadap masyarakat. Ekspresi yang muncul pun
bisa bersifat hiburan. Akan tetapi, mengemukakan hiburan semata
maka segi sosial, politik, dan budaya tidak tersampaikan. Ketiga,
meskipun dikemas rapi dan baik pertunjukan meniggalkan lubang
besar pada kejiwaan tokoh-tokohnya. Padahal seni bukanlah entitas
185
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
yang mati, melainkan menjadi gerakan kesadaran. Keempat, memilih
naskah yang sublim, tetapi ekspresi seninya kurang mendapat porsi
yang optimal. Kelompok ini akan mampu mengerahkan daya
kreativitas untuk mewujudkan kompleksitas karakter sehingga
kenyataan dapat diungkapkan dalam bentuk seni. Kelima, fenomena
lain dalam pementasan teater baik di gedung kesenian maupun
kampus-kampus. Pementasan menjadi alat mencapai tujuan tertentu
yang berujung pada kemanusiaan karena seni untuk masyarakat.
Terakhir, sikap santai dalam menyikapi kehadiran ruang pementas-
an.”
Peserta
: ”Jadi, apa kedudukan seni dalam kehidupan?”
Narasumber : ”Seni bukan lokomotif demokrasi, tetapi seni merupakan gerak roh
budaya demokrasi itu sendiri yang akan membimbing manusia di
dalam menempuh gerak budaya, kapan pun manusia hidup secara
lebih manusiawi.”
. . . .
Disadur dari: www.sinarharapan.co.id
186
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Hemat Energi Bisa Hambat Pertumbuhan Ekonomi
Menteri Keuangan Jusuf Anwar mengatakan
penghematan energi dapat mengurangi pertumbuhan
ekonomi tetapi hal itu harus dibuktikan seiring dengan
waktu. Namun saat ini karena kondisi kelangkaan BBM
di beberapa daerah dan kenaikan harga minyak mentah
dunia membuat penghematan itu harus dilakukan agar
konsumsi BBM yang ditargetkan dalam APBN 2005
sebesar 59,6 juta kilo liter tidak membengkak. Menteri
Keuangan (Menkeu) mengatakan itu kepada wartawan
seusai membuka sosialisasi pelaksanaan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA), di Jakarta, Kamis (14/
7). Sebelumnya Gubenur Bank Indonesia Burhanuddin
Abdullah mengatakan, penghematan energi bisa
berhadapan dengan pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan beberapa pengamat ekonomi, di antaranya
Sri Adiningsih mengatakan penghematan energi
khususnya pada sektor industri justru akan memukul
balik pertumbuhan ekonomi.
Menanggapi hal tersebut Menkeu mengakui,
kebijakan penghemat energi kemungkinan dapat
mengurangi pertumbuhan ekonomi tetapi saat ini
12 Teks Mendengarkan (halaman 146)
penghematan harus dilakukan. Bagaimanapun,
sambungnya, pengurangan pemakaian (konsumsi)
BBM dapat menghemat 10 persen terhadap konsumsi
BBM, dan dari sisi fiskal penghematan 10 persen itu
sangat membantu. Pola hidup kita yang boros dengan
penggunaan energi juga harus diubah.
Dia menjelaskan, bila penghematan itu dilakukan
di samping bisa menurunkan konsumsi BBM juga
dapat menghindari membengkaknya subsidi BBM
dengan harga minyak mentah yang masih tinggi saat
ini berkisar US$60 per barel bila tidak ada
penghematan maka subsidi diperkirakan akan naik
melebihi target di APBN-P (anggaran pendapatan dan
belanja negara-perubahan), yakni Rp76,5 triliun
menjadi Rp120 triliun. Mengenai dampak
penghematan subsidi terhadap pertumbuhan industri,
Menkeu mengatakan, pemerintah cuma menghemat
yang tidak perlu. Tetapi industri yang perlu untuk
pertumbuhan tetap jalan. Pertumbuhan tidak akan
berhenti.
Sumber: http://www.korantempo.com
167
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Glosarium
aktivator:
hal/benda
yang
bekerja
aktif
untuk
menjalankan
sebuah
alat
artefak:
benda-benda
seperti
alat,
perhiasan
yang
menunjukkan
kecakapan
kerja
manusia
(terutama
pada
zaman
dahulu)
yang
ditemukan
melalui
penggalian
arkeologi
bioteknologi:
teknologi
yang
menyangkut
jasad
hidup
diversifikasi:
penganekaragaman
ekologi:
ilmu
tentang
hubungan
timbal
balik
antara
makhluk
hidup
dan
alam
sekitarnya
emisi
karbon:
pelepasan
karbon
akibat
pembakaran
yang
tidak
sempurna
genre:
ragam
sastra;
jenis
intrusi:
perembesan
air
laut
ke
dalam
lapisan
tanah
sehingga
terjadi
percampuran
air
laut
dengan
air
tanah
kolega:
teman
sejawat;
teman
sepekerjaan
konvensional:
radisional
konversi:
perubahan
dari
satu
bentuk
ke
bentuk
yang
lain
kosmopolit:
warga
dunia
(orang
yang
hidup
tanpa
aturan
yang
mengikat)
mediasi:
proses
pengikutsertaan
pihak
ketiga
dalam
penyelesaian
suatu
perselisihan
sebagai
penasihat
nirkabel:
tanpa
menggunakan
kabel
perspektif:
sudut
pandang;
pandangan
polemik:
perdebatan
mengenai
suatu
masalah
yang
dikemukakan
secara
terbuka
dalam
media
massa
radioaktif:
berkenaan
dengan
sifat
beberapa
unsur
atau
yang
dapat
memancarkan
sinar
radiasi
atau
sinar
gama
melalui
penghancuran
inti
atom
signifikan:
penting,
berarti
167
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
168
Pelajaran V Berpikir Kreatif
Daftar
Pustaka
Alwi, Hasan, Soenjono Darjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono. 2003.
Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Bardy, L. 1985.
Ungkapan dan Peribahasa
. Klaten: Intan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran 3: Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA/MA
. Jakarta.
_____. 2006.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik
Indonesia
Nomor
23
Tahun
2006
tentang
Standar
Kompetensi
Lulusan
untuk
Satuan
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah
.
Jakarta.
Harymawan,
R.M.A.
1993.
Dramaturgi
.
Bandung:
Rosdakarya.
Mido,
Frans.
1994.
Cerita
Rekaan
dan
Seluk-Beluknya
.
Ende:
Nusa
Indah.
Nurgiyantoro,
Burhan.
2002.
Teori
Pengkajian
Fiksi
.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University
Press.
Nursisto.
2000.
Penuntun
Mengarang
.
Yogyakarta:
Adicita.
Ramlan,
M.
1987.
Sintaksis
.
Yogyakarta:
Karyono.
Redaksi
Balai
Pustaka.
2004.
Pantun
Melayu
.
Jakarta:
Balai
Pustaka.
Rumadi,
A.
1988.
Kumpulan
Drama
Remaja
.
Jakarta:
Gramedia.
Saadawi,
Nawal
el.
2002.
Perempuan
di
Titik
Nol
.
Jakarta:
Yayasan
Obor
Indonesia.
Sabariyanto,
Dirgo.
1999.
Mengapa
Disebut
Baku
dan
Tidak
Baku?
(Kosakata)
.
Yogyakarta:
Mitra
Gama.
Soedarso.
2002.
Speed
Reading,
Sistem
Membaca
Cepat
dan
Efektif
.
Jakarta:
Gramedia.
Sugono,
Dendy.
2002.
Ensiklopedia
Sastra
Indonesia
Modern
.
Bandung:
Rosdakarya.
Tim
Penyusun.
2002.
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(edisi
ketiga)
.
Jakarta:
Balai
Pustaka.
Tim
Penyusun.
2007.
Detik-Detik
Ujian
Nasional
Bahasa
Indonesia
SMA/MA
.
Klaten:
Intan
Pariwara.
Tohari,
Ahmad.
1995.
Lingkar
Tanah
Lingkar
Air
.
Purwokerto:
Harta
Prima.
Utami,
Ayu.
1998.
Saman
.
Jakarta:
Kepustakaan
Populer
Indonesia.
Waluyo,
Herman
J.
1987.
Teori
dan
Apresiasi
Puisi
.
Jakarta:
Erlangga.
168
Terampil
Berbahasa
Indonesia
XI
IPA
dan
IPS
169
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Indeks
A
A. Rumadi, 137, 178
Ahmad Tohari, 130, 159
Aktivator, 46
Arswendo Atmowiloto, 116
Artikel, 4,–6, 12–14, 17, 45, 47–56, 85, 102, 116,
142,146, 155,
Ayu Utami, 60
B
Biografi, 63, 66, 111, 113, 115–116
Bioteknologi, 48
C
Clare Oliver, 97
D
Danarto, 11–12, 54
Dendy Sugono, 113, 116
Destruktif, 52
Diversifikasi, 156
Dyah Kalsit, 165
E
Ekologi, 7, 48
Ekosistem, 7, 14, 172
Elektro, 46, 55
Emisi, 7, 151
Energi, 7, 95, 145–146, 150–156, 186
Etnik, 135–136
F
Faktual, 106
Faktual, 11–12
Fantastis, 11
Fantastis, 116
Fosil, 151–152, 154
Fosil, 7
G
Genre, 112
Global, 151–152
I
Induktif, 6,–8, 13, 47, 55, 56, 83–84, 158–159
Intrusi, 5
K
Kompetitif, 151
Konversi, 117, 126–127
Konversi, 5, 7
M
Mediasi, 49
N
Nawal el-Saadawi, 64
Ngarto Februana, 12
Nh. Dini, 111–114
Nonfosil, 152
Nuklir, 154
O
Olivia Goldsmith, 67, 130
Output, 156
P
Primitif, 5
Publikasi, 51, 53, 55, 59–60
Putu Wijaya, 149
R
Radioaktif, 154
Realitas, 11–12, 184
Rekomendasi, 46
S
S. Suharianto, 75
Sally Morgan, 153–154
Spektakuler, 135
Stabil, 156
Sufi, 12
Surealistis, 11
Swasensor, 45, 47, 55
T
Tanker, 154
Timo Scheunemann, 18, 28
Tritagonis, 30, 76, 138, 149
Tropis, 95
U
Undang-undang, 19, 124, 127, 129, 135–136
V
Versi, 46
Virus, 94, 140
169
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
170
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
171
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
1 Teks Mendengarkan (halaman 3)
Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,
Anak-anak yang berbahagia,
Assalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh.
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di halaman ini guna
memperingati hari Bumi. Peringatan hari Bumi ini akan kita isi dengan kegiatan
menanam pohon di lingkungan sekolah kita. Kemudian, keesokan harinya kita akan
melakukan kunjungan di kawasan hutan gambut Riau yang terkenal yaitu
Semenanjung Kampar.
Kunjungan di kawasan hutan gambut tersebut bertujuan untuk melihat keadaan
yang terjadi di Semenanjung Kampar. Ini merupakan bukti kepedulian kita terhadap
lingkungan hutan gambut yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.
Bapak dan Ibu guru yang saya hormati serta anak-anakku yang saya cintai.
Seperti kita ketahui bersama bahwa kawasan hutan gambut tersebut kini mulai
terkikis dengan adanya hutan tanaman industri. Hal ini bisa menjadi awal datangnya
petaka banjir asap dan kekurangan air. Bencana ini dapat berdampak bagi orang
banyak termasuk kita semua.
Semoga kepedulian kita terhadap keadaan hutan gambut dapat dipahami dan
dimengerti oleh pihak-pihak yang telah merusaknya. Semoga kegiatan kita di
kawasan hutan gambut tidak mendapat satu halangan apa pun. Kami berharap
agar hadirin menyukseskan kegiatan yang telah memakan dana ratusan ribu ini.
Demikian sambutan saya. Saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati kalian semua. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh.
172
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
2 Teks Mendengarkan (halaman 14)
Hadirin yang saya hormati,
Selamat malam dan salam sejahtera,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan hidayah-Nya pada malam hari ini kita dapat berkumpul bersama di
tempat ini guna mengikuti sarasehan dengan tema ”Selamatkan Hutanku,
Selamatkan Negeriku”.
Seperti kita ketahui bersama bahwa kebakaran hutan gambut di Kalimantan
Tengah mengancam keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Jika kebakaran ini
dibiarkan terus, tidak saja merusak ekosistem tetapi juga merugikan bagi masyarakat
yang tinggal di sekitar area tersebut. Sebagai langkah awal, kami berusaha
memadamkan api di hutan tersebut. Selain itu, kami memantau terus-menerus
dengan menggunakan pesawat
ultralight
.
Semoga dengan diadakan sarasehan ini, masalah-masalah yang timbul akibat
kebakaran hutan gambut dapat teratasi.
Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan. Saya berharap rekan-rekan
semua dapat mengikuti acara sarasehan ini dengan baik.
Sekian, terima kasih.
173
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
3 Teks Mendengarkan (halaman 16)
Pembinaan Sepak Bola Harus Sejak Usia Dini
Pewawancara : Wartawan
Suara Karya
, Syamsudin Walad.
Narasumber
: Letjen (Purn.) Ir. H. Azwar Anas.
Pewawancara :
Munas PSSI yang berlangsung di Makassar pekan lalu telah
memilih kembali Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode
2007–2011, tanggapan Anda?
Narasumber
: Pertama-tama saya ucapkan selamat kepada Nurdin. Saya melihat
dia memang orang yang komit dengan sepak bola Indonesia. Dia
kelihatan mau mengorbankan segala waktu dan kemampuannya
untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Terlepas dari pro dan kontra
di masyarakat, saya tahu betul siapa dia. Selain cinta benar dengan
sepak bola, dia juga orang yang memiliki tekad yang kuat. Memang
PSSI ke depan harus dipimpin oleh orang-orang yang kuat, berani,
tahan mental, tahan kritikan dan mau bekerja keras untuk sepak
bola Indonesia.
Pewawancara :
Sekarang ini PSSI tengah disorot lantaran prestasi sepak bola
Indonesia yang terus terpuruk. Apa yang harus dilakukan pengurus
ke depan nanti untuk memperbaiki kondisi ini?
Narasumber
: Ada beberapa pendekatan yang harus dilakukan. Pertama,
pendekatan dari sisi legalitas, seperti AD/ART yang harus disesuai-
kan dengan perkembangan persepakbolaan Asia dan disesuaikan
dengan standar FIFA. Aturan pertandingan yang disesuaikan
dengan FIFA, termasuk sanksi-sanksi bagi yang melanggar.
Kemudian pendekatan empiris, dalam arti kekuatan sepak bola,
baik dari sisi pemain, wasit, pelatih, dana maupun prasarana
lainnya. Untuk mendapatkan pemain yang bagus tidak gampang,
harus ada pembinaan sejak usia dini. Saya pernah mendatangkan
Franz Beckenbauer, dan dia mengatakan bahwa pemain-pemain
kita hanya memiliki 10 persen dari dasar-dasar bermain sepak
bola. Bayangkan itu, hanya 10 persen kemampuan pemain-pemain
kita dibandingkan standar sepak bola Eropa. Dari sisi wasit juga
kita harus bekerja sama dengan FIFA agar kita memiliki wasit yang
benar-benar berkualitas. Soal pelatih, kita juga jangan sekadar
memilih pelatih asing. Cari pelatih yang benar-benar berkualitas.
Kalau perlu pelatih tingkat dunia yang juga bisa memberi
pengetahuan kepada pelatih-pelatih kita.
Pewawancara :
Soal dana dan prasarana, bagaimana?
Narasumber
: Itulah, saya katakan saat ini berbeda dengan dulu. Saat ini dana
sangat terbatas, sementara prasarana dan lapangan sepak bola
hilang. Sekarang lapangan banyak yang berubah menjadi mall.
Bagaimana anak-anak kita bisa bermain bola kalau lahannya
sudah tidak ada. Saya lihat banyak anak-anak yang terpaksa
bermain bola di jalan-jalan. Soal dana, saat ini tak bisa hanya
bergantung pada pemerintah. Harus melibatkan peran swasta.
Terus terang saya salut dengan komitmen keluarga Bakrie yang
benar-benar mau membantu perkembangan olahraga Indonesia.
Tak hanya di sepak bola melalui Nirwan, tetapi di cabang olahraga
lainnya juga.
Pewawancara :
Soal pembinaan usia dini, sejak kapan itu harus dilakukan?
174
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Narasumber
: Seharusnya dari usia 10 tahun ke bawah, kemudian dilanjutkan
dengan pembinaan usia 10–15 tahun. Jika pada usia 15 tahun
sudah mengetahui teknik-teknik dasar sepak bola, itu akan mudah
membentuk tim yang tangguh. Saya pernah membawa anak-anak
usia 15 tahun berlatih ke klub Sampdoria, Italia. Program yang
kami sebut Primavera itu, meski sempat menuai kritik, tetapi
toh
lebih baik dari sekarang ini.
. . . .
Sumber: www.suarakarya.com
4 Teks Mendengarkan (halaman 28)
Pewawancara :
Saat ini sulit sekali membangun tim sepak bola Indonesia yang
kuat dan bisa berprestasi, minimal di tingkat Asia Tenggara.
Menurut Anda apa yang salah?
Narasumber
: Saya juga tidak tahu kenapa. Padahal dari sisi pendanaan, setelah
swasta ikut terlibat, itu tidak ada masalah. Tapi, memang saya
lihat sekarang ini orientasinya lebih kepada materi. Dulu pemain
sangat bangga bila dipanggil membela timnas. Semangat “Merah
Putih” mereka berkobar-kobar. Tapi sekarang, saya dengar pemain
lebih senang membela klub karena bayarannya lebih tinggi
ketimbang timnas. Memang itu tidak bisa digeneralisasi
(disamaratakan). Mungkin saja perkembangan sepak bola di
negara-negara lain lebih cepat dibanding Indonesia.
Pewawancara :
Keberadaan pemain-pemain asing di Liga Indonesia saat ini juga
tengah disorot karena dianggap tidak memberikan nilai tambah
bagi sepak bola Indonesia. Anda adalah Ketua Umum PSSI yang
membuka pintu masuknya pemain asing di Indonesia. Tanggapan
Anda?
Narasumber
: Pemain asing yang bermain di Liga Indonesia harus benar-benar
diseleksi. Maksud saya dulu mendatangkan pemain asing agar
pemain-pemain kita bisa belajar dari mereka, baik dari sisi teknik
maupun mental bertanding. Dulu itu pemain asing yang bermain
di Liga Indonesia benar-benar berkualitas. Salah satunya Roger
Mila. Pemain asal Kamerun ini sempat menjadi perhatian pada
Piala Dunia 1990. Saat ini saya tidak tahu seperti apa seleksi
pemain asing.
Sumber: www.suarakarya.com
175
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
5 Teks Mendengarkan (halaman 32)
Contoh 1
Di halaman muka rumah Suksoro. Di sekeliling pohon kecil beberapa kursi kebun
dengan mejanya. Di atas meja ada dua buah mangkuk berisi kopi. Perempuan tua
sedang bercakap-cakap. Waktu sore.
Adegan Pertama
Perempuan tua : ”Ayahmu tidak kelihatan sehari-hari ini Satilawati.”
Satilawati
: ”Ayah berkur
ung saja sehari-harian ini dalam kamarnya.
Mengarang, apa lagi. Katanya mengumpulkan bahan-bahan
untuk bukunya tentang pahlawan-pahlawan Aceh.”
Perempuan tua : ”Banyakkah ia mendapat duit dengan karangannya itu?”
Satilawati
: (
menunjuk ke belakangnya
)
”Rumah ini buktinya.”
Perempuan tua : ”Memang ia seorang yang rajin.”
Satilawati
: ”Tapi sejak mata orang Indonesia terbuka untuk kesusastraan
baru, ia tercecer. Bahkan ia menjadi lawan pemuda-pemuda yang
hendak maju itu.”
Perempuan tua : “Maksudmu, karangannya tidak disukai orang lagi?”
Satilawati
: ”Hanya oleh kawan-kawannya yang sezaman dengan dia. Dan
oleh orang-orang yang tiada mempunyai perjuangan hidup lagi.
Aku sendiri kurang suka membaca karangan Ayah.”
Perempuan tua : ”Biasanya orang yang sudah
tua itu . . . biasanya tidak mau
mengambil sesuatu yang baru.”
Satilawati
: ”T
api bukan itu sebabnya dengan Ayah. Ia hanya keluaran sekolah
desa saja. Hanya kepandaian berbahasa Indonesia yang menjadi-
kan dia pengarang dulu. Dan aku pikir, Ayah dalam kesusastraan
Indonesia akan seperti air hujan saja. Turun dari langit, masuk
ke dalam tanah liat, hilang. Atau jika tergenang di atas tanah,
dipanasi sinar matahari, habis menjadi hawa.”
Perempuan tua : ”Rendah betul pandanganmu kepada ayahmu.”
Satilawati
: ”
Rendah sekali. Pernah Ishak berkata. ”Karangan seperti itu dapat
kuselesaikan satu hari satu. Tapi itu sama dengan meracuni
kesusastraan baru Indonesia, Satilawati.”
Perempuan tua : (
tersenyum
)
”Ishak itu siapa?”
Satilawati
: (
terkejut lekas bicara kembali
)
”Temanku, dulu ia sering ke sini.”
Perempuan tua : ”Dan engkau telah bertukar cincin dengan dia diam-diam, bukan?”
Satilawati
: (
terkejut
)
”Dari mana Nenek tahu?”
Perempuan tua : ”Dari ayahmu.”
Satilawati
: (
sesak bernapas
)
”Ayah tahu?”
Perempuan tua (
tersenyum
) mengangguk.
Satilawati
: ”Dan sekarang kami telah bertukar cincin kembali. Juga dengan
diam-diam.”
Perempuan tua : (
terkejut
)
”Betulkah itu Satilawati?”
176
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Satilawati
: (
cepat-cepat
)
”Tapi hatiku masih kena kepadanya, Nek. Tidak pernah aku begitu
tertarik kepada laki-laki (
memegang tangan perempuan tua
).
Banyak yang terselip dalam hatiku yang hendak aku keluarkan.
Tapi kepada siapa? Kepada siapa?”
Perempuan tua : ”Kepada ayahmu.”
Satilawati
: ”T
idak bisa, Nek. Ayah dari semula telah benci kepada Ishak. Ayah
melihat kepada Ishak sebagai lawannya dalam mengarang. Pernah
Ayah mengatakan, Ishak seorang yang tidak beragama. Anak
perempuan jahat dipermuliakannya dalam karangannya. Dan
waktu Ayah mengatakan itu, ia menatap mataku, seakan-akan ia
hendak mengatakan. ”Coba engkau lanjutkan perkenalanmu
dengan dia”. Aku takut dengan Ayah, Nek.”
Perempuan tua : (
menepuk bahu Satilawati
)
”Keluarkan isi hatimu kepadaku. Satilawati. Anggaplah aku ini
sebagai ibumu sendiri.”
. . . .
Contoh 2
Diam
Judul asli:
Le Silence
Karya: Jean Murriat
Saduran: Bakdi Soemanto
Para Pelaku:
1.
Aleks
2.
Irna
3.
Dawud
Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada beberapa meja dan
kursi. Ada sebuah pintu di sebelah kiri untuk keluar dan masuk. Di atas meja ada
beberapa buku. Saat itu sore hari, kira-kira pukul 18.00. Lampu belum dinyalakan.
01. Aleks : (Masuk menjatuhkan buku-bukunya di meja, dan duduk dengan kesal)
Bing, Bing. (Berhenti) Bing, Bing. (Berhenti) Bong. Bong. (Berhenti)
Bong, Booooooong. Huh, Bongkrek.
02. Irna
: He, sudah lama?
03. Aleks : Baru saja. Kau?
04. Irna
: Lebih baru dari kau. Mana Bing?
05. Aleks : Tahu. Keluar ’kali.
06. Irna
: Jadi, nggak jadi?
07. Aleks : Sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi,
boleh bilang tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi
terlambat, dan apa saja.
08. Irna
: Kalau tahu begini, aku mestinya . . . .
09. Aleks : Nggak kemari, dan ke Rahayu bersama Agus, nonton, dan jajan, dan
minum-minum, dan rileks, dan putar-putar kota, dan cuci mata, dan . . . .
10. Irna
: Cukup. Kau tidak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia
tak sehebat kau, tak sebrilyan kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau,
dan tak sekaya kau . . . .
11. Aleks : Cukup. Tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung,
tetapi menjatuhkan, menghina, meremehkan, memandang rendah,
me . . . .
12. Irna
: Cukup. Tak u . . . .
13. Aleks : Cukup. Kau . . . .
14. Irna
: Sudah.
177
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
15. Dawud: (Tiba-tiba masuk) Sudah. Setiap kali ketemu, begini. Di sekolah, di
kantin, di sini, di rumah Amroq, di rumah Pak Juweh, di rumah . . . .
16. Irna
: Sudah. Kau juga sama saja. Marah selalu. Di sini, di sana, dan . . . .
17. Aleks : Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal
ngomong, asal . . . .
18. Dawud:
Diam.
19. Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak.
20. Aleks : Ini jadi . . . .
21. Irna
: Diam. Dawud bilang apa? Masak nggak dengar bahwa da . . . .
22. Dawud:
Diam, Irna. Kalau kau terus-terus begitu, berkeringat tanpa guna.
Padahal . . . .
23. Aleks : Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekuen itu namanya. Absurd.
Buat larangan dilanggar sendiri. Huh. Dasar . . . .
24. Irna
: Kau mulai lagi. Komentar itu secukupnya. Tidak ngelantur ke sana ke
sini . . . .
25. Aleks : Diam, Irna, diaaaam!
26. Dawud: Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak memberi contoh
. . . .
27. Irna
: Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud.
28. Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.
Sumber:
Kumpulan Drama Remaja
, A. Rumadi, Gramedia, Jakarta, 1991
6 Teks Mendengarkan (halaman 45)
Kehidupan Galilei
Judul asli : Leben des Galilei
Karya : Bertolt Brecht
Terjemahan : Frans Rahardjo
Para Pelaku:
1. Gal (Galilei)
2. And (Andrea, anak lelaki)
3. Sar (Nyonya Sarti), ibu Andrea, pemilik rumah
Panggung menggambarkan ruang kerja Galilei.
01. Gal : Jadi kau sudah mengerti apa yang akan jelaskan kemarin?
02. And : Tentang apa?
03. Gal : Tentang kemarin.
04. And : Tentang koppernikus dengan perputarannya itu.
05. Gal : Ya.
06. And : Belum. Bagaimana mungkin Anda harapkan aku ngerti? Aku masih sukar
memahami. Satu Oktober nanti usiaku baru genap sebelas.
07. Gal : Apa salahnya kau memahami, Nak? Aku ingin, agar orang mengerti apa
yang aku pikirkan. Untuk itu aku bekerja dan uangnya kubelikan buku-
buku daripada kubayarkan tukang susu.
08. And : Tapi kenyataannya aku selalu melihat, matahari terbit di timur dan
tenggelam di barat. Begitu selalu. Matahari tidak pernah mandeg. Tidak
pernah dan tidak akan mandeg.
178
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
09. Gal : Apa? Kaukatakan engkau melihat? Apa yang kaulihat? Sebenarnya
engkau tidak melihat apa-apa. Engkau sekadar membelalakkan matamu.
Membelalakkan mata belum berarti melihat. (
Gal menaruh meja waskom
di tengah-tengah kamar
) Nah ini matahari. Duduklah. (
And duduk di kursi,
Gal berdiri di belakangnya
) Coba katakan di mana mataharinya? Di
sebelah kanan atau di sebelah kiri?
10. And : Di sebelah kiri.
11. Gal : Bagus. Dan sekarang bagaimana caranya supaya matahari itu berada
di sebelah kanan?
12. And : Jika Anda memindahkan matahari itu ke sebelah kanan, tentu!
13. Gal : Cuma begitu saja? Tidak ada cara lain? (
Gal mengangkat And sekaligus
dengan kursi yang didudukinya dan memindahkannya ke sebelah lain
dari meja waskom
) Nah, sekarang di mana mataharinya?
14. And : Di sebelah kanan.
15. Gal : Dan apakah matahari itu tidak bergerak?
16. And : Tentu tidak!
17. Gal : Jadi yang bergerak adalah . . . .
18. And : Aku.
19. Gal : Salah! Goblok! Kursinya!
20. And : Tapi aku kan melekat pada kursi itu?
21. Gal : Nah, kursi itu adalah bumi. Dan engkau berada di atas bumi itu.
(
Sar, masuk, mengatur tempat tidur sambil memperhatikan
)
22. Sar : Apa yang sedang Anda ajarkan kepada anakku, Tuan Galilei?
23. Gal : Aku sedang mengajar dia melihat, Nyonya Sarti.”
24. Sar : Dengan cara mengurung dia dalam kamar seperti ini?
25. And : Jangan ikut campur, Bu. Ibu kan tidak mengerti apa yang sedang kami
pelajari.
26. Sar : O, ya, tapi apakah kau sendiri mengerti pelajaran itu? (
Kepada Gal
)
Jangan Anda ajari dia hal yang sukar-sukar. Sedang dua kali dua
dikatakan lima. Dia selalu salah wesel tentang apa yang Anda ajarkan
kepadanya. Malah kemarin dia memberi tahu aku, katanya bumi ini
berputar mengelilingi matahari. Ia yakin benar, karena katanya soal itu
telah diselidiki dengan saksama oleh orang yang bernama Koppernikus.
27. And : (
Kepada Gal
) Bukankah Koppernikus memang telah menyelidikinya
dengan saksama, Tuan Galilei? Lebih baik Anda jelaskan sendiri kepada
Ibu.
28. Sar : Apa? (
Kepada Gal
) Jadi Anda sendiri telah mengajarkan omong kosong
semacam itu? Pantesan anakku ngomong kiri-kanan di sekolah. Sampai-
sampai para rohaniwan mendatangi aku, gara-gara pernyataannya yang
lancang yang bisa membawa bencana itu. Anda patut malu, Tuan Galilei.
29. Gal : (
Sambil sarapan
) Penyelidikan kami cukup mempunyai dasar yang kuat,
Nyonya Sarti. Setelah melalui perdebatan yang sengit, akhirnya Andrea
dan aku sampailah pada suatu penemuan baru. Tak lama lagi kita akan
menyingkap tabir rahasia yang menyelimuti bumi kita. Akan tampil suatu
zaman baru. Zaman yang jaya, di mana dibutuhkan kegairahan untuk
hidup.
30. Sar : Ya . . . , mudah-mudahan dalam zaman baru itu nanti kita masih mampu
membayar tukang susu. Tuan Galilei, di luar ada orang muda, yang juga
mempelajarinya. Pakaiannya bagus dan membawa surat pujian. (
Sar,
menyerahkan surat
) Semoga Anda tidak mengecewakan aku dan
janganlah Anda abaikan surat itu. Aku prihatin tentang rekening susu itu.
Sumber:
Kumpulan Drama Remaja
, Editor A. Rumadi, Grasindo, 1991
179
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
7 Teks Mendengarkan (halaman 58)
Sidang Jumat yang terhormat.
Sebagaimana kita maklumi bahwa masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok
manusia. Kelompok terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Apabila rumah
tangga ini baik niscaya baiklah masyarakat itu. Itu tadi faktor pertama. Faktor kedua
adalah sekolah dan faktor ketiga sebagai faktor penentu juga, yaitu masyarakat itu
sendiri.
Khotbah kali ini saya fokuskan pada faktor pertama, yaitu bagaimana konsep
Islam dalam mendidik anak. Dasar alasannya bahwa kasus-kasus kejahatan remaja
yang banyak kita baca di harian atau majalah, para pelakunya tidak hanya dari
kalangan keluarga tidak mampu atau yang intelektualnya rendah saja. Bahkan,
banyak pula dijumpai anak-anak kaum berada atau pejabat.
Oleh karena masalah anak adalah masalah yang tidak dapat dianggap enteng,
kadang menyenangkan, kadang menyulitkan dan menyebalkan; maka sebagai
landasan pertama, marilah kita perhatikan dulu firman Allah dalam surat An-Anfal
ayat 28:
”Maka ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar”.
Ayat di atas merupakan peringatan atau lampu kuning agar kita waspada
terhadap anak jika kita tidak dapat mendidik dengan baik. Jika dididik dengan baik
Insya Allah, anak tersebut menjadi anak yang shaleh, berguna bagi agama, keluarga,
masyarakat dan bangsanya, dan kita mendapat pahala dari Allah. Demikian pula
sebaliknya, apabila kita mengabaikan mereka, maka kecelakaanlah yang menimpa
kita, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat, bukan kecelakaan yang datangnya dari luar
justru dari dalam, dari anak kita sendiri,
Na’udzubillaahi mindzalik
.
. . . .
Sumber:
Himpunan Khutbah Jum’ah, Seri Amalan Sehari-
hari
, M. Farid Anwar, CV Amin Surabaya, 1986
180
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
8 Teks Mendengarkan (halaman 70)
A : “Bu, anak saya
kok
sangat tergantung kepada orang tuanya. Semuanya harus
dikerjakan orang tua. Sebenarnya bagaimana cara mendidik anak agar mandiri?”
B : ”Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk melatih anak menjadi mandiri.
Ajarilah ia sedari kecil untuk bergantung pada dirinya sendiri dan menentukan
pilihannya sendiri.”
A : ”Lalu, bagaimana cara melatih anak untuk bergantung pada diri sendiri dan
menentukan pilihannya ?”
B : ”Caranya, Anda dapat memberi anak kesempatan memilih. Hargai semua
usaha yang ia lakukan, hindari banyak bertanya, jangan langsung menjawab
pertanyaannya, beri pengertian kepada anak kalau ada alternatif lain, dan yang
paling penting jangan patahkan semangatnya.”
A : ”Saya sudah pernah mencoba memberi kesempatan kepada anak saya untuk
memilih. Namun, pilihan yang dia tentukan malah macam-macam. Misalnya,
saya suruh memilih pakaian, malah dia memilih baju yang aneh-aneh. Saya
kan jadi jengkel. Akhirnya tetap saya yang memilih pakaian.”
B : ”Nah, hal itulah yang membuat anak jadi tergantung kepada Ibu. Akhirnya,
pakaian yang ia kenakan bukan pilihannya sendiri, tetapi pilihan Ibu. Seharusnya
Ibu menghargai pilihan anak, apa pun pilihannya. Membiasakan anak untuk
membuat keputusan-keputusan sendiri sejak dini akan memudahkan si anak
untuk memutuskan sendiri hal-hal yang terjadi dalam hidupnya. Selain
menghargai pilihan anak, Anda harus menghargai usahanya.”
A. : “Bagaimana contoh menghargai hasil usaha anak, Bu?”
B : ”Kita bisa membiarkan anak untuk memakai sepatu sendiri, membuka kaleng
permen sendiri, ataupun menalikan sepatunya sendiri. Beri mereka hadiah
kecil setelah mereka berhasil melakukan sesuatu. Hal itu dapat memacu
semangatnya untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi.”
A : ”Apa tidak terlalu dini untuk melatih anak bergantung pada dirinya sendiri dan
menentukan pilihannya sendiri?”
B : ”Tentu tidak. Semakin sering dibiasakan bergantung pada diri sendiri semakin
cepat dia belajar mandiri. Dan, tentunya semakin cepat pula dia ingin berusaha
meraih sesuatu.”
A : ”Sebetulnya, saya belum tega melepas anak saya bergantung pada diri sendiri.
Tetapi, . . . saya akan mencobanya. Mudah-mudahan kali ini usaha saya
berhasil.”
B : ”Ya, itu lebih baik, Bu. Percayalah, anak Ibu pasti tumbuh menjadi anak yang
mandiri dan penuh tanggung jawab.”
A : ”Baiklah, saya akan mengikuti saran Ibu. Terima kasih atas penjelasannya.
Semoga lain waktu kita bisa berbincang-bincang lagi.”
181
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Parmin
Mencurigai. Betapa tidak enaknya perbuatan ini.
Bahkan terhadap orang yang patut dicurigai sekalipun.
Lebih tidak enak lagi kalau orang itu adalah Parmin.
Tukang kebun yang rajin dan tak banyak cakap itu.
Yang kerjanya cekatan, dengan wajah yang senantiasa
memancarkan kesabaran. Kadang ia membangkitkan
rasa iba, tanpa dia bersikap meminta. Parmin justru
banyak memberi, Cuma jarang begitu disadari.
Tapi keadaan telah berubah. Semenjak pesta ulang
tahun papi beberapa hari yang lalu, senyum itu tak lagi
akrab dengan wajah lugunya. Tak ada yang bisa
memaksa Parmin untuk mengatakan sesuatu
sehubungan dengan kemurungannya itu selain ucapan,
”Saya tidak apa-apa.” Rasanya berat untuk berpikiran
bahwa orang seperti dia bisa melakukan tindak tak
terpuji. tapi apa boleh buat, ada dugaan kuat bahwa
paling tidak dia telah berbuat salah yang membuatnya
begitu resah. Dan inilah peristiwa yang mengawali
kecurigaan itu, seperti berulang kali diceritakan mami.
Parmin mencuri? Itulah kemungkinan yang paling
dikhawatirkan. Hari-hari sebelumnya sebenarnya tidak
ada petunjuk ke arah itu. Bahkan hari Sabtu, pada
siangnya pesta itu akan berlangsung, pagi-pagi ia
datang masih dengan penampilan cerah seperti biasa.
Kapan dan mengapa? Sekitar pukul sepuluh ia
membantu Parjilah berbelanja ke beberapa rumah
makan, pasar, dan
supermarket.
Selanjutnya
pekerjaan Parmin tidak berat: menyimpan es krim,
menghidangkannya bila ada tamu yang berminat.
Segalanya berjalan beres.
Adalah sangat mengagetkan ketika keesokan
harinya ia tetap muncul, walau masih dengan
kegelisahan dan kegugupannya. Nampak lesu,
bekerja tanpa gairah, Parmin kemudian minta izin
pulang awal dengan alasan kurang enak badan. Tapi,
keesokan harinya lagi, yakni dua hari setelah pesta
ulang tahun papi, Parmin tidak masuk!
Bisa jadi 'sang tikus' berhasil berbelit dari
perangkap. Tapi berarti pula ada kesempatan
menyelidik. Dapur diteliti, gudang belakang dibongkar.
Diamati saksama apakah terdapat kerusakan pada
pintu-pintu, dan yang penting adalah barang-barang
di dalam yang hilang, yang kira-kira paling berharga
dan bisa menarik perhatian seseorang yang ”sudah
lama melakukan pengamatan dengan menyamar
sebagai tukang kebun”.
Walhasil, kerja seharian bongkar muat sana-sini
tak menghasilkan apa-apa selain rangkaian nostalgia
dan seonggok debu. Jadi, Bisa saja Parmin tak
9 Teks Mendengarkan (halaman 100)
mengambil apa-apa, pada saat itu, Tapi belum tentu
untuk hari-hari mendatang, sebagai mana ditandas-
kan oleh Tante Tatik, kakak papi tertua, ketika
dihubungi mami lewat telepon. ”Hati-hati. Pencuri
zaman sekarang mulai bekerja pakai akal. Mereka
pandai-pandai, punya
planning
. Rumah sebelah
pernah kena rampok jutaan persis di mana tempat
menyimpan barang-barang berharga.”
Mami tersentak. Ya, siapa sebenarnya Parmin?
Pembantu perempuan cepat-cepat dipanggil, lalu
diinterogasi.
”Parjilah! Dulunya Parmin itu tinggal sedusun
sama kamu?”
”Tidak.”
”
Lho
, jadi dia bukan apa-apa kamu,
to?
Tidak
kenal sejak di dusun? Sejak kecil? Tidak tahu juga
rumahnya di mana? Atau rumah saudara-saudara
dia?”
”Tidak. Saya kenal Mas Parmin waktu dia kerja di
rumah sebelah.”
”Rumah Parmin pasti tak jauh dari sini. Ke sini
dia cuma bersepeda,” papi menganalisa. ”Besok kita
tanyakan ke kelurahan. Kalau perlu ke kecamatan.”
Mami setuju. Tapi . . . .
”Di mana
sih
kantor kecamatan kita?”
Pada akhirnya ternyata Mami, atau siapa pun, tak
perlu merepotkan diri ke kantor kelurahan, kecamatan,
atau kantor apa pun, karena pada hari ketiga, keempat
dan seterusnya sampai dengan kemarin ini, Parmin
masuk seperti biasa.
Namun tak berarti persoalan lalu selesai. Sebab
nanti siang akan ada pesta lagi. (Arisan keluarga
sebenarnya. Tapi apalah bedanya dengan pesta).
Kecurigaan atas diri Parmin tak menjadikan mami
ragu-ragu membolehkan Parmin datang membantu-
bantu. Malah sebaliknya, pesta nanti siang seolah
dirancang sebagai perangkap, yang diharapkan bisa
merangsang Parmin agar ”melakukan rekonstruksi
tanpa paksaan”.
Pukul sembilan dia datang dengan sepeda tuanya.
Langsung ke kebun belakang, mengambil slang air,
menyiram taman anggrek. Selesai itu mami menyuruh
Parmin mempersiapkan kursi-kursi tambahan untuk
ruang tengah.
”Mau ada acara makan,” mami menambahkan.
Arisan memang berjalan lancar, namun tak urung
mami terbawa-bawa jadi gelisah. Dan, entah mesti
182
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
disyukuri ataukah disesalkan, rekonstruksi ternyata
berjalan persis yang dinanti. Parmin, suatu ketika,
melintas cepat dari dapur ke garasi. Himan siaga.
Sempat ia melihat Parmin memasukkan sesuatu ke
dalam tasnya. Hanya sekilas. Karena secepat itu pula
Parmin melarikan sepedanya keluar.
”Kejar!” mami berteriak.
Maka nampaklah dua sepeda mencoba berpacu,
berkelit di antara ratusan mobil yang berhenti ataupun
melata pelan, di tengah jalanan Jakarta yang macet,
tanpa ada yang tahu persis siapa mengejar siapa.
Jangan-jangan, justru parminlah yang tengah
mengejar sesuatu, Tapi apa? Himan mengikuti dengan
perasaan bertanya-tanya.
Sampai kemudian Parmin nampak menyusuri
dinding sebuah rumah petak, separuh bangunan batu
dan sebelah atas dinding kayu. Di ujung sana Parmin
memasukkan sepedanya. Himan cepat menyusul.
Tapi yang dihadapinya kemudian memaksanya untuk
berhenti melangkah, urung menyergap.
”Bapak pulang! Bapak datang!”
Tiga anak kecil keluar dari dalam merubung
Parmin. Seseorang meninju-ninju kaki bapaknya,
seorang ber-
breakdance
tak keruan, dan yang satu
lagi menarik-narik tas.
”Hati-hati ada isinya!”
Serentak ketiganya bersorak. ”Mak! Mak! Tas
bapak ada isinya!”
Istri parmin keluar, membawa segelas teh yang
nampaknya sudah disiapkan sejak tadi. Sementara
itu tas dibuka. Ada bungkusan plastik. Bungkusan
dibuka. Ada kantong plastik. Kantong plastik dibuka.
Si bungsu merebut. Plastik pecah. Isinya sebagian
tumpah!
”Maak! Es kriiim!
”Cepat ambil gelas!”
”He, he, kalau sudah begini lupa berdoa, ya?”
”Berdoa kan buat kalau mau makan nasi, Mak.”
”Ya sudah, sekarang mengucap terima kasih
saja,” Parmin menyambung. ”Yang memberi es krim
ini tante Oche, tante Ucis, sama Oom Himan. Ayo,
gimana?”
Dengan takzim ketiganya mengucapkan pelan,
satu anak menyebut satu nama.
”Terima kasih Tante Oche.”
”Terima kasih Tante Ucis.”
”Terima kasih Oom Himan.”
Himan melangkah surut. Diambilnya sepedanya,
lalu pelan ia menyusuri gang yang remang oleh sisa-
sisa cahaya lampu dari dalam rumah-rumah petak
yang jendelanya masih terbuka.
Dikutip dengan sedikit perubahan:
Parmin
,
Kumpulan Cerpen
, Jujur Prananto, Kompas, 2002
183
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
10 Teks Mendengarkan (halaman 106)
Peti Kubur Batu Kalang Diduga Megalitik Tua
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Peti kubur batu Kalang di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat ini masih bisa ditemui setidaknya
di sembilan titik. Jumlahnya 100 lebih, dengan jarak antartitik kelompok peti
kubur batu bervariasi antara 150 meter dan 1 kilometer. Lokasi peti kubur
batu sekitar 10 km dari Bengawan Solo. Kubur batu terletak di lereng-lereng
perbukitan, tepatnya di Bukit Sumur 70 Kedewan di lahan hutan seluas sekitar
15 hektare dan Bukit Gunung Mas. Rata-Rata kubur batu berukuran 1 meter–
2 meter. Namun, ada juga kubur batu yang berukuran 3 meter. Kedalaman
lubang kubur sekitar 60 sentimeter.
Selain di Kawengan, kubur batu juga ditemukan di areal perbukitan Desa
Dungur di Kecamatan Senori, Desa Soko di Kecamatan Bangilan, Desa
Nglateng di Kecamatan Kalirejo, Desa Prambon di Kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Tiga puluh tahun lalu pernah batu-batu yang merupakan
peti kubur batu itu diambili untuk proyek bangunan karena ketidaktahuan
masyarakat. Saat ini sebagian peti kubur batu itu kondisinya sudah terkikis
dan berada di antara semak belukar.
2. Masalah
Masalah yang akan disajikan dalam makalah ini yakni sisa-sisa batu
kubur yang telah diambil masyarakat kondisinya sudah terkikis dan berada
di antara semak belukar.
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini dimaksudkan untuk mendapat masukan tentang
penanganan batu kubur peninggalan zaman Megalitik.
B. Pembahasan
Peti kubur batu merupakan
tradisi megalitik tua yang sudah
ada sejak masa bercocok tanam
pada zaman prasejarah. Diper-
kirakan situs ini paling tua berasal
dari masa perundagian pada
zaman prasejarah. Bahkan,
berasal dari masa Hindu-Budha
yang masih melanjutkan tradisi
prasejarah. Oleh karena itu, peti
kubur batu peninggalan pra-
sejarah ini wajib dilestarikan.
Untuk melestarikan peninggalan peti kubur batu agar tidak terkikis atau
musnah, pihak pemerintah dalam hal ini Balai Arkeologi memindahkan peti kubur
batu yang ditemukan ke dapan cagar budaya atau museum. Usaha tersebut
dapat dilakukan agar masyarakat mengetahui peninggalan nenek moyang pada
zaman batu. Peti kubur batu tersebut juga dimanfaatkan untuk penelitian calon-
calon arkeolog. Usaha tersebut dapat dilakukan agar masyarakat mengetahui
peninggalan nenek moyang pada zaman batu.
Repro:
Kompas
, 17 Juni 2007
184
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dalam rangka melestarikan peninggalan nenek moyang bangsa
Indonesia agar tidak musnah, pemerintah perlu memberi perhatian dengan
cara memindahkan peti kubur batu tersebut ke dalam cagar budaya atau
museum. Dengan demikian, peninggalan budaya tersebut dapat dijadikan
penelitian maupun diketahui masyarakat luas sebagai benda bersejarah.
2. Saran
Usaha pelestarian benda-benda peninggalan sejarah perlu dilakukan.
Hal ini dilakukan agar peninggalan bersejarah tersebut tidak musnah. Selain
itu, berpotensi sebagai pengembangan pariwisata di Indonesia.
11 Teks Mendengarkan (halaman 132)
Teater sebagai Gerak Budaya
Moderator
: ”Akhir-akhir ini para teaterawan kehilangan ’kreativitasnya’.
Sementara itu, gerak budaya melalui aksi-aksi teaterikal justru
muncul dari kalangan aktivis, buruh, mahasiswa, maupun LSM. Tidak
ada batasan ruang pementasan dan bebas menentukan tema.
Bagaimana para teaterawan melihat fenomena ini?”
Narasumber : ”Seni merupakan unsur ekspresi yang paling penting dalam budaya.
Seni sanggup menyuarakan pengalaman lebih langsung,
menyeluruh, dan lengkap. Apa pun pilihan bentuk, isi pementasan
atau aksi akan menjadi tanda, cara, strategi kebudayaan dalam
mempengaruhi, merespon kondisi sosial dan budaya. Pilihan
tersebut diharapkan dapat memberikan semangat para teaterawan
untuk berkreativitas kembali.”
Peserta
: ”Berdasarkan uraian Anda, berarti seni harus mengungkapkan
kebenaran. Seni tersebut harus menyesuaikan keadaan yang terjadi.
Jika seni harus mengikuti tradisi, bagaimana kemandirian seni
sendiri?”
Narasumber : ”Kebenaran menjadi kata kunci yang diagungkan dalam wujud
pementasan. Kebenaran juga berkaitan erat dengan kebaikan dan
keindahan. Akhirnya, wujud seni pementasan teater akan
memengaruhi keefektivitasan gerak budaya. Secara garis besar, ada
enam kecenderungan dalam cara penyampaian dan berekspresi
para teaterawan di Tanah Air. Yang pertama merupakan manifestasi
budaya massa. Karena banyak pementasan yang menyiratkan
adegan sinetron, laga, dan misteri yang mampu mengharu-biru
penonton dengan realitas di angan-angan sehingga budaya massa
yang lahir hanya bersifat menyenangkan. Padahal seni berusaha
mengungkapkan kritik terhadap kenyataan sosial-budaya secara
jujur. Kedua, membuat dan memperlakukan naskah dengan cara
bermain-main. Modal ini cenderung mengoptimalkan unsur satire
dan komedi. Memang seni adalah ekspresi kreatif, tanggapan, dan
renungan seniman terhadap masyarakat. Ekspresi yang muncul pun
bisa bersifat hiburan. Akan tetapi, mengemukakan hiburan semata
maka segi sosial, politik, dan budaya tidak tersampaikan. Ketiga,
meskipun dikemas rapi dan baik pertunjukan meniggalkan lubang
besar pada kejiwaan tokoh-tokohnya. Padahal seni bukanlah entitas
185
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
yang mati, melainkan menjadi gerakan kesadaran. Keempat, memilih
naskah yang sublim, tetapi ekspresi seninya kurang mendapat porsi
yang optimal. Kelompok ini akan mampu mengerahkan daya
kreativitas untuk mewujudkan kompleksitas karakter sehingga
kenyataan dapat diungkapkan dalam bentuk seni. Kelima, fenomena
lain dalam pementasan teater baik di gedung kesenian maupun
kampus-kampus. Pementasan menjadi alat mencapai tujuan tertentu
yang berujung pada kemanusiaan karena seni untuk masyarakat.
Terakhir, sikap santai dalam menyikapi kehadiran ruang pementas-
an.”
Peserta
: ”Jadi, apa kedudukan seni dalam kehidupan?”
Narasumber : ”Seni bukan lokomotif demokrasi, tetapi seni merupakan gerak roh
budaya demokrasi itu sendiri yang akan membimbing manusia di
dalam menempuh gerak budaya, kapan pun manusia hidup secara
lebih manusiawi.”
. . . .
Disadur dari: www.sinarharapan.co.id
186
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Hemat Energi Bisa Hambat Pertumbuhan Ekonomi
Menteri Keuangan Jusuf Anwar mengatakan
penghematan energi dapat mengurangi pertumbuhan
ekonomi tetapi hal itu harus dibuktikan seiring dengan
waktu. Namun saat ini karena kondisi kelangkaan BBM
di beberapa daerah dan kenaikan harga minyak mentah
dunia membuat penghematan itu harus dilakukan agar
konsumsi BBM yang ditargetkan dalam APBN 2005
sebesar 59,6 juta kilo liter tidak membengkak. Menteri
Keuangan (Menkeu) mengatakan itu kepada wartawan
seusai membuka sosialisasi pelaksanaan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA), di Jakarta, Kamis (14/
7). Sebelumnya Gubenur Bank Indonesia Burhanuddin
Abdullah mengatakan, penghematan energi bisa
berhadapan dengan pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan beberapa pengamat ekonomi, di antaranya
Sri Adiningsih mengatakan penghematan energi
khususnya pada sektor industri justru akan memukul
balik pertumbuhan ekonomi.
Menanggapi hal tersebut Menkeu mengakui,
kebijakan penghemat energi kemungkinan dapat
mengurangi pertumbuhan ekonomi tetapi saat ini
12 Teks Mendengarkan (halaman 146)
penghematan harus dilakukan. Bagaimanapun,
sambungnya, pengurangan pemakaian (konsumsi)
BBM dapat menghemat 10 persen terhadap konsumsi
BBM, dan dari sisi fiskal penghematan 10 persen itu
sangat membantu. Pola hidup kita yang boros dengan
penggunaan energi juga harus diubah.
Dia menjelaskan, bila penghematan itu dilakukan
di samping bisa menurunkan konsumsi BBM juga
dapat menghindari membengkaknya subsidi BBM
dengan harga minyak mentah yang masih tinggi saat
ini berkisar US$60 per barel bila tidak ada
penghematan maka subsidi diperkirakan akan naik
melebihi target di APBN-P (anggaran pendapatan dan
belanja negara-perubahan), yakni Rp76,5 triliun
menjadi Rp120 triliun. Mengenai dampak
penghematan subsidi terhadap pertumbuhan industri,
Menkeu mengatakan, pemerintah cuma menghemat
yang tidak perlu. Tetapi industri yang perlu untuk
pertumbuhan tetap jalan. Pertumbuhan tidak akan
berhenti.
Sumber: http://www.korantempo.com