Gambar Sampul Bahasa Indonesia · k_Bab 11 Hemat Energi
Bahasa Indonesia · k_Bab 11 Hemat Energi
GunawanBudiSantoso

24/08/2021 13:00:12

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

145

XI

Hemat Energi

Perhatikan gambar berikut ini!

Sumber: www.flickr.com

Pada gambar di atas Anda dapat menemukan penggunaan energi listrik

yang berlebihan. Penggunaan yang berlebihan mengakibatkan krisis energi

listrik. Dampaknya, terjadi pemadaman listrik secara bergilir.

Bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan di atas?

146

Pelajaran XI Hemat Energi

Sumber-sumber energi di negara kita lama-kelamaan habis. Maka dari itu,

diperlukan langkah yang tepat dalam rangka penghematan energi. Masalah

penghematan energi ini dapat dijadikan topik dalam diskusi.

Anda telah belajar mendengarkan informasi dan mengomentari pendapat

dalam sebuah diskusi. Pada pelajaran kali ini Anda mengasah kembali

kemampuan Anda dalam merangkum isi pembicaraan dan mengomentari

pendapat seseorang dalam diskusi. Apakah Anda masih ingat langkah-langkah

merangkum isi pembicaraan dan cara mengomentari pendapat dalam diskusi?

A.

Ikuti langkah-langkah berikut!

1.

Buatlah kelompok diskusi yang beranggotakan minimal enam orang

siswa!

2.

Tunjuklah pemimpin, sekretaris, dan moderator dalam kelompok

diskusi Anda!

3.

Sajikan artikel yang berjudul ”Hemat Energi Bisa Hambat Pertumbuhan

Ekonomi?” bersama kelompok Anda!

4.

Kelompok yang berperan sebagai peserta diskusi bertugas mendengar-

kan dan mencatat pokok-pokok pembicaraan dalam diskusi tersebut!

5.

Buatlah rangkuman dari seluruh isi pembicaraan dalam diskusi ke dalam

beberapa kalimat!

6.

Kelompok Anda bertugas menanggapi rangkuman yang dibuat

kelompok lain!

Mendengarkan Informasi dalam Diskusi

Anda akan merangkum isi pembicaraan dan mengomentari pendapat

seseorang dalam sebuah diskusi.

12 Teks Mendengarkan (halaman 186)

B.

Setiap kelompok diskusi akan membawakan artikel ”Hemat Energi Bisa Hambat

Pertumbuhan Ekonomi?”. Jika kelompok Anda belum mendapat giliran menyajikan

artikel tersebut, lakukan kegiatan berikut!

1.

Pertahankan kelompok diskusi Anda!

2.

Ajukan pertanyaan terhadap penyajian masalah dalam artikel tersebut!

Pertanyaan yang Anda sampaikan harus jelas dan singkat agar pem-

bicara dapat menangkap apa yang ingin Anda sampaikan. Anda juga

dapat memakai kata tanya apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan

bagaimana.

3.

Sampaikan tanggapan Anda dalam bentuk kritikan!

4.

Berikan alasan yang dapat memperkuat tanggapan Anda!

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

147

Tugas Rumah

Lakukan kegiatan berikut!

1.

Buatlah kesepakatan dengan guru dan teman-teman Anda untuk menonton

sebuah tayangan diskusi di televisi dengan tema bebas!

2.

Catatlah pokok-pokok pembicaraan diskusi!

3.

Rangkumlah seluruh isi pembicaraan dalam diskusi ke dalam beberapa

kalimat!

4.

Berilah tanggapan dari pembicara dalam diskusi tersebut, tanggapan dapat

berupa kritikan atau pendapat Anda!

5.

Berilah alasan yang kuat dari kritikan atau pendapat Anda tersebut!

6.

Catat dalam buku latihan Anda dan kumpulkan kepada guru Anda!

Memerankan Tokoh dalam Drama

Anda akan memahami teks drama, menghayati watak tokoh, dan

memerankan drama.

Pada pelajaran ini Anda akan belajar bermain drama. Bagaimana cara

bermain drama dengan baik? Perhatikan penjelasan berikut.

Mengekspresikan Dialog dalam Pementasan Drama

Kata drama secara etimologi berasal dari bahasa Yunani,

yakni

dran

. Kata

dran

berarti

to do

atau

to act

. Dalam per-

kembangannya drama berarti suatu karangan prosa atau puisi

yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat dipentaskan.

Untuk mementaskan drama perlu proses yang panjang. Proses

tersebut sebagai berikut.

1.

Penelitian atau penyeleksian naskah

Naskah drama diseleksi apakah layak dan dapat dipentaskan

atau tidak.

2.

Penafsiran atau penghayatan naskah

Nakah drama ditafsirkan tentang isi, latar, cerita, tokoh, watak

tokoh, dan jalan ceritanya.

3.

Pemilihan peran atau tokoh

Pemilihan peran disebut juga

casting

. Dalam proses ini para

pemain drama ditunjuk menjadi salah satu tokoh dalam

naskah drama. Pemain yang telah ditunjuk harus memahami

atau mengekspresikan watak, sifat, tingkah laku, dan gerakan

tokoh yang akan dimainkan. Seorang pemain harus terus

menerus berlatih memerankan tokoh. Pemain tersebut juga

harus mengekspresikan dialog sesuai dengan watak tokoh

dan situasi dialog. Ekspresi dalam dialog bisa berupa ekspresi

marah, sedih, gembira, kecewa, takut, bingung, atau merayu.

Ekspresi dapat diwujudkan melalui dialog, tingkah laku,

gerakan tubuh, intonasi suara, atau volume suara.

Anda harus menjiwai watak

tokoh jika akan memerankan

drama. Lakukan hal-hal berikut

agar Anda dapat menjiwai

watak tokoh dengan baik.

1. Membaca naskah drama,

khususnya pada tokoh yang

akan diperankan secara

berulang-ulang.

2. Mengamati orang-orang

yang memiliki watak seperti

dengan tokoh yang hendak

diperankan.

3. Jika tidak ada, pemain dapat

melihat foto-foto, cerita,

sejarah, atau sumber lain

yang dapat mendukung

karakter tokoh.

4. Berlatih memerankan tokoh.

Perlu kamu tahu dalam

drama ada yang disebut

drama

closed

.

Drama closed

adalah

drama yang digunakan hanya

untuk bahan bacaan saja tidak

untuk dipentaskan.

148

Pelajaran XI Hemat Energi

Contoh:

Seorang pemain harus benar-benar mengekspresikan kemarahan saat

dialog menggambarkan kemarahan. Pemain itu dapat memperlihatkan

mimik marah mengepalkan kedua tangan, napasnya cepat, matanya

melotot, intonasi naik, dan volume suara keras.

4.

Latihan

Para pemain drama harus benar-benar berlatih memerankan tokoh.

Pemain harus mengekspresikan dialog yang telah dipelajari.

5.

Memerankan drama

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memerankan naskah

drama.

a.

Tiap-tiap kata harus diucapkan dengan jelas.

b.

Tekanan keras lembutnya pengucapan (tekanan dinamik). Kata-

kata yang diucapkan dengan tekanan keras atau lembut adalah

kata-kata yang dianggap penting dari pada kata-kata lain.

c.

Tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu kata dalam kalimat

(tekanan nada).

d. Tekanan cepat lambatnya pengucapan suatu kata dalam kalimat

(tekanan tempo).

e.

Pengucapan pengembangan, dapat dicapai melalui empat cara,

yaitu:

a.

menaikkan volume suara;

b.

menaikkan tinggi nada;

c.

menaikkan kecepatan tempo suara; serta

d. mengurangi volume tinggi nada dan kecepatan tempo suara.

f.

Menunjukkan gerakan tubuh (gerak-gerik) dan ekspresi wajah

(mimik) yang sesuai dengan karakter atau watak tokoh yang

diperankan. Melalui mimik dan gerak tubuh pemain yang juga

harus dapat menunjukkan perasaan yang sedang dialami tokoh

yang diperankan. Misalnya kegembiraan, kejengkelan, kejemuan,

dan kesedihan.

g.

Watak tokoh dalam drama terlihat dalam percakapan antartokoh.

Dalam percakapan itu tergambar sifat dan tingkah laku setiap

tokoh. Dari kata-kata dan gerak-geriknya tergambar watak jahat,

baik hati, pemarah, pendendam, jujur, sabar, atau yang lainnya.

Pahami kutipan naskah drama berikut ini. Ikuti langkah-langkah berikut!

1.

Perhatikan watak individu tokoh yang akan Anda perankan. Kuasailah

watak-watak dasar seperti marah, sedih, gembira, takut, ataupun kecewa!

2.

Hayati watak dari tokoh yang akan Anda perankan!

3.

Berlatihlah memerankan drama ”Bila Malam Bertambah Malam” bersama

kelompok Anda dengan memperhatikan lafal, intonasi, nada/tekanan,

mimik/gerak-gerik!

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

149

Beberapa istilah drama yang

perlu diketahui.

1.

Prolog

adalah kata peng-

antar atau pendahuluan.

2.

Epilog

adalah kata pe-

nutup.

3.

Sutradara

adalah orang

yang mengatur proses

pertunjukan drama.

4.

Pemeran

adalah pemain

atau orang yang me-

merankan drama. Pemeran

laki-laki dalam pementasan

drama disebut

aktor

,

sedangkan pemeran wanita

disebut

aktris

.

5.

Dialog

adalah percakapan

tokoh dengan tokoh lain-

nya.

6.

Babak

adalah bagian besar

dalam drama yang terdiri

atas beberapa adegan.

7.

Protagonis

adalah peran

utama yang merupakan

pusat cerita, biasanya tokoh

yang baik.

8.

Antagonis

adalah peran

yang menentang peran

utama. Peran ini sebagai

pencipta konflik dalam

drama.

9.

Tritagonis

adalah peran

penengah yang bertugas

menjadi pendamai konflik.

10.

Peran pembantu

adalah

peran yang tidak terlibat

langsung dengan konflik,

tetapi berguna untuk me-

nyelesaikan cerita.

Bila Malam Bertambah Malam

Karya: Putu Wijaya

Pelaku:

Gusti Biang : perempuan tua

Wayan

: laki-laki tua

Nyoman

: perempuan muda

Malam di tempat kediaman Gusti Biang. Sebuah Bale Gede yang

disempurnakan untuk tempat tinggal.

Di ruang depan ada kursi goyang dan kursi tamu.

Gusti Biang memanggil-manggil Wayan.

Gusti Biang : ”Wayaaan, Wayaaannn . . . !!!”

Gusti Biang ngomel terus.

Kelihatan Nyoman sedang menyiapkan makan malam untuk Gusti Biang.

Sementara Wayan mengampelas patung.

Gusti Biang : Wayaaannn . . . Wayaann.

Nyoman memberi isyarat kepada Wayan.

Nyoman

: Benar Ida akan pulang hari ini?

Wayan

: Ya . . . .

Gusti Biang : Si tua itu tak pernah kelihatan kalau sedang dibutuhkan.

Pasti ia sudah berbaring di kandangnya menembang

seperti orang kasmaran, pura-pura tidak mendengar

padahal aku sudah berteriak, sampai leherku patah.

Wayaaannn . . . Wayaaannn tuaaa . . . .

Wayan

: Kedengarannya seperti ada yang berteriak.

Gusti Biang : Leherku sampai putus memanggilmu. Telingamu masih

kau pakai tidak?

Wayan

: Tentu saja Gusti Biang, itu sebabnya tiyang datang.

Gusti Biang : Jangan berbantah dengan aku. Kau sudah tua dan rabun.

Lubang telingamu sudah ditempati kutu. Kau sudah tuli,

malas, suka berbantah, cuma bisa bergaul dengan si

Belang, kau dengar?

Wayan

: Betul Gusti Biang.

Wayan meninggalkan ruangan dan Gusti Biang tetap duduk dan meng-

ambil jarum. Berulang-ulang menggosok mata sambil menggerutu.

Gusti Biang :

Lubangnya terlalu kecil. Benangnya terlalu besar, sekarang

ini serba terlampau. Terlampau tua, terlampau kasar,

terlampau begini, terlampau begitu. Sejak kemarin aku tidak

berhasil memasukkan benang ini. Sekarang mataku

berkunang oh, barangkali toko itu sudah menipu lagi, atau

aku terbalik memegang ujungnya? Wayaaannn . . . .

(

Nyoman muncul dengan baki di tangannya dan lampu

teplok

)

Nyoman

: Bagaimana Gusti Biang? Sudah sehat rasanya.

(

Gusti Biang tak menghiraukan dan tetap memasukkan

benang ke jarumnya

) Gusti Biang, ini air daun belimbing,

bubur ayam yang sengaja tiyang buatkan untuk Gusti

Biang. (

Melihat kesulitan Gusti Biang

) Mari tiyang tolong.

Gusti Biang : Wayaaaaan . . . (

Kaget karena sentuhan

) ulaaarrr . . . .

Nyoman

: Ya, kenapa Gusti terkejut, ini kan Nyoman.

Gusti Biang : Kau? Kau (

Terbatuk

)

Nyoman

: Nah, itu akibatnya kalau belum santap malam. Apalagi

sejak beberapa hari ini Gusti sudah tidak mau minum jamu

lagi. Minum sekarang ya?

150

Pelajaran XI Hemat Energi

Gusti Biang : Kau . .

. kau, kukira ular belang jatuh dari pohon. Bikin sakit jantungku

kumat lagi.

Nyoman

: Gusti Biang takut sekali dengan ular, kenapa?

Gusti Biang : Binatang itu menggigit.

Nyoman

: Tetapi tidak semua ular berbahaya. (

Tersenyum

) Tiyang juga takut

pada ular.

. . . .

Lakukan kegiatan berikut!

1.

Setelah Anda dan kelompok Anda berlatih bermain drama,

selanjutnya perankan drama tersebut bersama kelompok

Anda di depan guru dan teman-teman Anda secara bergiliran!

Jangan lupa gunakan gerak-gerik, mimik, intonasi yang sesuai

dengan watak tokoh.

2.

Kelompok yang belum mendapat giliran, melakukan kegiatan

berikut!

a.

Mengamati kelompok yang sedang bermain drama.

b.

Menanggapi penampilan setiap tokoh yang diperankan

teman Anda. Hal-hal yang dapat Anda tanggapi sebagai

berikut.

1) Kesesuaian gerak-gerik dan mimik dengan watak

tokoh.

2) Kesesuaian intonasi yang digunakan dengan watak

tokoh.

Membaca Cepat Teks

Anda akan mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat

300 kata per menit. Anda juga akan belajar tentang ungkapan.

Informasi mengenai masalah hemat energi dapat juga Anda ketahui dengan

membaca sebuah teks di media cetak atau elektronik (internet). Untuk men-

dapatkan informasi dari teks tersebut secara cepat, Anda dapat menggunakan

teknik membaca cepat. Masih ingatkah langkah-langkah membaca cepat? Coba,

pelajari kembali Pelajaran VII.

A.

Perhatikan langkah dasar membaca cepat berikut ini!

1.

Bacalah bacaan ”Energi dan Kelestarian Lingkungan Hidup” selama

tiga menit dengan kecepatan 300 kata per menit!

2.

Sebelumnya, sediakanlah sebuah arloji. Kemudian, mintalah teman

sebangku untuk mengukur kecepatan membaca Anda!

Anda telah mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama.

Bagaimana hasilnya? Apakah kamu telah mengekspresikan dialog dengan baik?

Selain mengekspresikan dengan baik, Anda harus memerankan dialog dengan

gerak-gerik, mimik, dan intonasi yang sesuai dengan watak tokoh. Misalnya

Anda memerankan tokoh yang jujur, Anda harus melakukan gerak-gerik, mimik,

dan intonasi yang sesuai dengan watak tokoh yang jujur.

Intonasi merupakan turun-

naiknya nada saat mengucap-

kan kalimat.

Mimik merupakan per-

ubahan ekspresi wajah atau raut

muka sesuai dengan perasaan.

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

151

Energi dan Kelestarian Lingkungan Hidup

Tidak bisa disanggah lagi kalau saat ini, segala

aktivitas yang dilakukan masyarakat modern sangat

tergantung pada ketersediaan energi. Hampir di

semua sektor kegiatan, energi menjadi kebutuhan

pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh

karena itu, kemajuan suatu negara akan sangat

terkait dengan kecukupan ketersediaan energi di

negara tersebut. Sebut saja negara-negara maju

seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa

lainnya, bahkan Korea. Ketersediaan energi di

negara-negara tersebut sangat memadai untuk

melakukan kegiatan di berbagai bidang yang bisa

diandalkan untuk pembangunan bangsa dan

negaranya. Namun, dalam pengadaan energi tentu

saja harus memerhatikan faktor kelestarian

lingkungan hidup. Karena lingkungan tempat

makhluk hidup ini bernaung tidak kalah pentingnya

dari kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Merusak

lingkungan hidup sama saja dengan mencelakakan

diri sendiri. Lingkungan hidup suatu negara akan

sangat berkaitan dengan negara lain karena kita

tinggal di bumi yang sama. Oleh sebab itu, setiap

negara sangat berkewajiban untuk sungguh-

sungguh memerhatikan dan mencegah hal-hal yang

bisa menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup.

Dampak kerusakan lingkungan hidup seperti

pemanasan global saat kini sudah mulai dirasakan

di berbagai belahan bumi ini. Seperti terjadinya

peningkatan suhu udara, permukaan air pasang,

yang bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil, dan

daratan di sekitar pantai, terjadinya perubahan

iklim, mata air mulai tercemar yang kini sudah

terjadi di beberapa tempat termasuk di negeri ini.

Semua itu karena lingkungan tempat manusia dan

makhluk hidup lainnya sudah tercemar. Bahkan,

menurut sumber-sumber yang bisa dipercaya,

keganasan topan yang akhir-akhir ini suka melanda

salah satu bagian di daratan Amerika, diprediksi

oleh para ahli sebagai efek dari pemanasan global.

Ancaman lain yang tidak kalah bahayanya bagi

kehidupan manusia adalah terjadinya hujan asam.

Di Indonesia sendiri, memasuki tahun 2006

telah terjadi angin badai di beberapa perairan yang

mengakibatkan banjir di daerah sekitar pantai

hingga berhari-hari. Akibatnya, para nelayan tidak

bisa turun ke laut untuk mencari ikan sehingga

mereka mengalami masa-masa paceklik. Belum

lagi lebatnya curah hujan mengakibatkan banjir dan

tanah longsor di beberapa daerah. Kejadian-

kejadian ini tentu masih punya kaitan dengan

pemanasan global akibat kerusakan lingkungan.

Jika penyebab-penyebab kerusakan global ini tidak

ditanggulangi untuk ditekan sekecil mungkin, tentu

kerusakan lingkungan yang sudah terjadi ini akan

semakin parah. Akibatnya, akan merugikan semua

makhluk hidup termasuk kita.

Penyumbang terbesar kerusakan lingkungan

hidup secara menyeluruh adalah polusi yang

ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil,

seperti batu bara, bahan bakar minyak, dan gas

alam secara besar-besaran. Dari pembakaran itu

berakibat terjadinya emisi rumah kaca sebagai

penyebab pemanasan global.

Masalah lingkungan hidup memang bukan per-

soalan salah satu negara saja, tetapi sudah menjadi

tanggung jawab seluruh bangsa dan negara. Oleh

karena itu, kita harus mengusahakan diri untuk

mencegah rusaknya lingkungan hidup. Beberapa

negara yang masih memanfaatkan bahan bakar fosil

berusaha mengurangi efek rumah kaca dengan

menggunakan bahan bakar gas alam yang secara

ekonomis sangat kompetitif bila dibandingkan

dengan penggunaan minyak bumi atau batu bara.

Hanya sebenarnya gas alam juga tetap

menimbulkan CO

2

, tetapi lebih sedikit bila

dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi dan

batu bara. Di samping itu, gas alam juga menimbul-

kan methan selama proses penyediaannya, yang

kesemua itu dapat mengakibatkan kerusakan

lingkungan. Akhir-akhir ini muncul teori lain tentang

efek rumah kaca. Periset Amerika mengatakan

bahwa variabel aktivitas mataharilah yang

berpengaruh pada naik turunnya suhu global.

Namun, mengurangi pembakaran bahan bakar fosil

bagi pemenuhan kebutuhan energi tentu mempunyai

manfaat yang besar, paling tidak sebagai langkah

penghematan cadangan sumber daya alam yang

ada untuk dipergunakan oleh anak cucu kita nanti.

3.

Sambil membaca, tandailah pokok-pokok bacaan!

4.

Teman Anda akan memberi tanda setiap satu menit. Tandailah kata

terakhir yang berhasil Anda baca dalam satu menit!

5.

Hitunglah jumlah kata yang berhasil Anda baca selama satu menit!

6.

Jika Anda berhasil membaca 300 kata per menit berarti Anda telah

mampu membaca cepat. Namun, Anda harus banyak berlatih jika belum

berhasil mencapai 300 kata per menit!

7.

Lakukan kegiatan membaca cepat ini secara bergantian dengan teman

sebangku Anda!

152

Pelajaran XI Hemat Energi

Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak

bumi dan batu bara secara besar-besaran dilakukan

orang untuk keperluan pembangkit tenaga listrik,

industrialisasi, dan transportasi. Khusus untuk bahan

bakar pembangkit tenaga listrik, sebenarnya peng-

gunaan bahan bakar fosil sudah bisa ditekan sekecil

mungkin karena ada teknologi modern yang meng-

gunakan bahan bakar lain nonfosil yang lebih irit

produktif, aman, dan tidak menimbulkan polusi. Di

samping itu, bahan bakar fosil seperti bahan bakar

minyak harganya cenderung terus meningkat, per-

sediaannya juga sangat terbatas. Orang tidak

Ungkapan

Perhatikan kalimat berikut ini!

Semoga harapan penghematan sumber daya alam di negara kita ini

bukan semata-mata

harapan kosong

.

Kata yang bercetak tebal pada kalimat di atas merupakan contoh

ungkapan. Adapun arti ungkapan

harapan kosong

adalah harapan yang

sia-sia.

Masih ingatkah Anda, apakah yang dimaksud dengan ungkapan?

Ungkapan adalah gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan

tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.

mungkin tergantung terus-menerus kepada bahan

bakar minyak karena suatu saat cadangannya akan

habis. Oleh karena itu, bagi Indonesia kini saatnya

kita memanfaatkan bahan bakar nonfosil untuk

berbagai keperluan seperti untuk pembangkit listrik.

Dengan demikian, selain turut melakukan upaya

pelestarian lingkungan hidup secara global, juga

sebagai langkah penghematan cadangan sumber

daya alam yang sudah semakin menipis di negeri ini.

Semoga harapan penghematan sumber daya alam

di negara kita ini bukan semata-mata harapan kosong.

Sumber: www.batan.go.id

B.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!

1. Negara maju mana saja yang kemajuan di bidang industri tergantung

dengan ketersediaan energi?

2. Faktor apa yang harus diperhatikan dalam penggunaan energi?

3. Sebutkan salah satu dampak kerusakan lingkungan hidup dari peng-

gunaan energi yang tidak memerhatikan kelestarian lingkungan!

4. Sebutkan pula tanda-tanda dari dampak kerusakan lingkungan hidup

tersebut!

5. Kejadian apa saja yang terjadi di Indonesia terkait dengan pemanasan

global?

6. Hal apa saja yang berperan sebagai penyumbang terbesar kerusakan

lingkungan hidup secara menyeluruh?

7. Siapa yang bertanggung jawab terhadap masalah lingkungan hidup

tersebut?

8. Gas apa yang dapat digunakan untuk mengurangi efek rumah kaca?

9. Bagaimana teori tentang efek rumah kaca menurut peneliti Amerika?

10. Tujuan apa yang ingin dicapai Indonesia dengan memanfaatkan bahan

bakar nonfosil?

C.

Lakukan kegiatan berikut!

1.

Perhatikan kembali bacaan ”Energi dan Kelestarian Lingkungan

Hidup”!

2.

Tentukan pokok dan isi bacaan tersebut!

3.

Ungkapkan pokok-pokok isi bacaan secara lisan kepada guru Anda!

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

153

Meringkas Buku

Anda akan meringkas buku nonfiksi berdasarkan pokok-pokok pikiran

buku. Kemudian, Anda akan mendiskusikan ringkasan tersebut.

Selain dari media cetak atau elektronik, masalah-masalah energi dapat Anda

ketahui dari sebuah buku yang membahas masalah energi. Dari buku yang telah

Anda pahami tersebut, Anda dapat meringkasnya menjadi beberapa kalimat.

Perlu Anda tahu meringkas dan membuat ikhtisar itu berbeda. Di mana letak

perbedaannya? Perhatikan penjelasan berikut!

D.

Coba sebutkan beberapa ungkapan yang telah Anda ketahui beserta artinya!

E.

Coba temukan ungkapan lain yang masih ada dalam bacaan ”Energi dan Kelestarian

Lingkungan Hidup”!

Perbedaan Meringkas dan Membuat Ikhtisar

Meringkas dan membuat ikhtisar pada dasarnya berbeda. Meringkas

merupakan suatu cara untuk menyajikan karangan atau buku dalam

bentuk singkat atau pendek. Dalam kegiatan meringkas urutan isi dan

sudut pandang pengarang harus sama dengan urutan isi dan sudut

pandang karangan atau buku asli. Perbandingan bagian atau bab dalam

ringkasan sama dengan perbandingan bagian atau bab dalam karangan

atau buku asli. Meringkas sama dengan merangkum.

Ikhtisar merupakan suatu cara untuk menyajikan karangan atau buku

dalam bentuk singkat atau pendek tanpa mempertahankan urutan

karangan atau buku asli. Dalam ikhtisar penulis langsung mengemukakan

inti atau pokok masalah. Urutan isi ikhtisar juga dapat dibolak-balik.

Perbandingan bagian atau isi beberapa bab tidak perlu sama dengan

karangan atau buku asli. Bagian atau bab yang tidak penting dalam

karangan atau buku asli dapat dihilangkan.

A.

Pilihlah salah satu buku yang Anda miliki, lalu ringkaslah. Ikuti langkah-langkah

meringkas berikut ini!

1.

Cermati judul buku dan pengarang!

Contoh:

Energi Masa Depan (

Your Environment Future Energy

)

Pengarang: Sally Morgan

2.

Bacalah Kata Pengantar!

Tentukan ide pokok dalam kata pengantar sesuai dengan judulnya!

Contoh:

Semua kehidupan membutuhkan energi.

3.

Bacalah Daftar Isi!

Daftar isi sebuah buku akan memandu isi pokok uraian di dalam

buku tersebut. Cermati judul tiap-tiap babnya!

154

Pelajaran XI Hemat Energi

Masalah Energi

Saat kita menggunakan bahan bakar fosil,

terbentuklah gas yang mengotori udara. Tumpahan

minyak membahayakan pantai dan satwa. Tambang

batu bara merusak daerah pedalaman yang luas.

Energi nuklir menciptakan limbah berbahaya. Namun,

masalah terbesarnya adalah bahan bakar fosil mulai

habis. Kita harus mencari sumber energi yang lain.

Tumpahan minyak dapat menutupi pantai dan

membunuh burung. Kapal tanker raksasa meng-

angkut jutaan liter minyak ke seluruh dunia.

Kecelakaan dapat menyebabkan minyak tumpah.

Sekarang semua kapal tanker baru harus memiliki

dua lambung. Ini berarti lebih sedikit kemungkinan

terjadi tumpahan minyak.

Limbah nuklir tetap berbahaya selama ribuan

tahun. Sebagian orang percaya bahwa energi nuklir

dapat memecahkan masalah energi dunia. Namun,

ilmuwan harus menemukan cara teraman dalam

menyimpan limbah radioaktif yang dihasilkan

pembangkit listrik tenaga nuklir.

Permukaan air laut dapat naik jika suhu bumi

meningkat. Saat bahan bakar fosil terbakar, bahan

bakar fosil akan melepaskan gas karbon dioksida. Ini

disebut gas rumah kaca karena panas terperangkap

di atmosfer bumi. Sebagai hasilnya, bumi bertambah

panas sehingga menyebabkan banyak masalah

lingkungan.

Mengapa kita harus mencari sumber energi baru?

Pada tahun 2001 krisis tenaga listrik yang terjadi di

California menarik perhatian dunia akan habisnya

minyak dan gas. Pemutusan tenaga listrik di seluruh

dunia juga disebabkan gagalnya pasokan bahan bakar

fosil.

Bayangkan kehidupan tanpa listrik atau bensin?

Inilah sebabnya pemerintah di seluruh dunia sedang

mencari cara baru untuk menyediakan energi. Pada

waktu yang sama, kita semua harus belajar cara

menghemat energi.

Dikutip dari:

Energi Masa Depan

, Sally Morgan,

Pakar Raya, 2006

Tugas Rumah

Lakukan kegiatan berikut!

1.

Buatlah beberapa kelompok diskusi di kelas Anda!

2.

Pergilah ke perpustakaan untuk mencari satu buku yang akan Anda ringkas!

3.

Ikuti langkah-langkah dalam meringkas buku!

Contoh:

DAFTAR ISI

Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4

Apakah Bahan Bakar Itu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6

Apakah Bahan Bakar Fosil Itu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

8

Sumber Energi Lain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

10

Masalah Energi . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

12

Merencanakan Masa Depan . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . .

14

4.

Menemukan pokok pikiran atau gagasan utama di setiap bab atau

bagian. Rumuskanlah tiap-tiap bab dalam dua atau tiga kalimat

sederhana tanpa mengubah maksud si pengarang buku.

5.

Kemudian, urutkan rumusan kalimat-kalimat tersebut dari bab pertama

hingga terakhir. Berpeganglah bahwa rumusan kalimat tersebut masih

selaras dengan judul tiap bab. Bacalah daftar isi untuk mencocokkannya!

B.

Pahami kutipan satu bab tentang energi berikut ini!

1.

Setelah Anda memahami bab yang berjudul ”Masalah Energi”, catatlah

pokok-pokok pikiran bab tersebut!

2.

Rangkaikan pokok-pokok pikiran tersebut ke dalam beberapa kalimat

sederhana!

3.

Diskusikan ringkasan Anda dengan teman sebangku Anda. Berilah

masukan terhadap ringkasan teman Anda!

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

155

Rangkuman

Sumber-sumber energi di negara kita lama-kelamaan akan habis. Maka dari

itu, diperlukan partisipasi semua pihak untuk melakukan penghematan energi.

Masalah penghematan energi dapat dijadikan topik dalam sebuah diskusi. Anda

pernah mengikuti sebuah diskusi, bukan? Agar informasi dalam diskusi dapat

Anda peroleh secara utuh, Anda harus mengikuti diskusi dari awal sampai akhir

acara. Anda dapat memberikan komentar atau tanggapan dalam diskusi yang

Anda ikuti. Komentar atau tanggapan yang Anda kemukakan jangan

menyinggung perasaan orang lain. Anda juga dapat membuat sebuah rangkuman

dari diskusi yang Anda ikuti.

Masalah energi dapat tergolong ke dalam masalah ekonomi, industri, atau

sosial. Masalah-masalah yang menimpa rakyat Indonesia ini dapat dijadikan

sebuah topik dalam sebuah naskah drama. Naskah drama akan menjadi sempurna

bila diperankan. Pernahkah Anda memerankan seorang tokoh dalam naskah

drama? Bagaimana ekspresi Anda ketika marah, sedih, susah, atau senang?

Agar dapat memerankan tokoh dengan baik, sebaiknya Anda membaca

naskah drama khususnya tokoh yang Anda perankan, mengamati orang-orang

yang memiliki watak seperti tokoh yang hendak diperankan, dan berlatih

memerankan tokoh.

Tidak dapat disangkal lagi kalau segala aktivitas manusia modern sangat

tergantung pada ketersediaan energi. Dalam penggunaan energi, manusia sering

kali tidak memerhatikan lingkungan hidup sekitarnya. Informasi ini dapat Anda

peroleh dengan membaca sebuah artikel. Anda dapat menggunakan metode

membaca

skimming

untuk memperoleh pokok tiap paragraf secara cepat. Selain

membaca sebuah artikel, informasi tentang masalah-masalah yang berhubungan

dengan energi dapat Anda peroleh dengan membaca buku pengetahuan. Buku

yang telah Anda baca dapat Anda buat menjadi sebuah ringkasan. Langkah-

langkah membuat ringkasan meliputi: mencermati judul, kata pengantar, daftar

isi, membaca bab demi bab, menemukan dan mencatat pokok pikiran atau gagasan

utama tiap bab atau bagian. Kemudian, rumuskan tiap-tiap bab dalam beberapa

kalimat. Kalimat yang Anda susun usahakan tidak mengubah maksud pengarang.

4.

Tentukan satu bab yang akan diringkas oleh kelompok Anda!

5.

Pahami, kemudian buatlah catatan mengenai pokok-pokok pikiran dalam

bab yang kelompok Anda ringkas!

6.

Ubahlah pokok-pokok pikiran tersebut dalam beberapa kalimat!

7.

Diskusikan hasil ringkasan bersama kelompok Anda!

8.

Laporkan hasil ringkasan dan hasil diskusi kelompok kepada guru Anda!

Refleksi

Coba, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. Kemudian, renungkan

jawaban tersebut. Jika jawaban Anda secara keseluruhan mencapai 75%

mampu

,

berarti Anda menguasai pembelajaran yang diajarkan. Jika jawaban Anda secara

keseluruhan mencapai 75%

tidak mampu

, berarti Anda belum menguasai

kompetensi yang diajarkan. Berlatihlah dengan tekun.

Refleksi

156

Pelajaran XI Hemat Energi

Evaluasi Pelajaran XI

Kerjakan soal-soal berikut!

1.

Bacalah teks berikut!

Efek Hemat Energi di Negara Industri

Kebutuhan energi yang terus meningkat dari

waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya

pertumbuhan industri dan ekonomi di setiap negara,

pada kenyataannya menjadi satu masalah yang besar

ketika cadangan sumber energi konvensional semakin

terbatas. Meskipun begitu, dalam kondisi sumber

energi yang digunakan sulit untuk didapat, kebijakan

mengurangi konsumsi energi bukanlah merupakan

langkah yang tepat. Hampir semua negara di dunia,

besar konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi

merupakan dua sisi yang saling mempengaruhi.

Ferguson melaporkan bahwa berdasarkan hasil

penelitiannya terdapat fungsi korelasi yang signifikan

antara konsumsi energi (terutama yang diubah dalam

bentuk listrik) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi

di setiap negara. Hal ini berimplikasi pada perlunya

kehati-hatian dalam menerapkan kebijakan energi jika

pertumbuhan ekonomi di negara tersebut ingin tetap

terjaga. Karena yang perlu menjadi fokus perhatian

adalah bagaimana mengelola kebijakan penghematan

energi dan diversifikasi energi untuk menjaga

ketahanan energi tetap stabil.

Penghematan energi tentu berbeda dengan

mengurangi konsumsi energi karena pada peng-

hematan energi

output

yang dihasilkan tetaplah sama.

Artinya, ketika penghematan energi dilakukan jumlah

energi yang digunakan lebih efisien dibandingkan

sebelum penghematan energi dilakukan. Sedangkan

pembatasan energi adalah memangkas konsumsi

energi yang sangat mungkin berakibat kepada

menurunnya

output

yang selama ini dihasilkan. Dapat

juga dikatakan bahwa pada kebijakan pengurangan

konsumsi energi tidak dilakukan proses peningkatan

efisiensi sumber energi yang digunakan sehingga

jumlah energi yang lebih sedikit akan menghasilkan

output

yang lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.

. . . .

Dikutip dari: www.beritaiptek.com

1.

Mampukah Anda merangkum dan mengomentari pendapat narasumber

dalam diskusi dengan baik?

2.

Mampukah Anda memerankan tokoh drama dengan baik?

3.

Mampukah Anda membaca cepat dan menemukan pokok bacaan dengan

baik?

4.

Mampukah Anda menulis ringkasan dengan baik?

2.

Tentukan pokok-pokok pikiran dalam teks bacaan tersebut!

3.

Rangkaikan pokok-pokok pikiran tersebut ke dalam beberapa kalimat!

4.

Tentukan arti ungkapan berikut ini!

a.

air tawar

b.

tebal hati

c.

menanam budi

157

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Latihan Ulangan Kenaikan Kelas

1.

Kepada pembawa acara, atas waktu yang

diberikan ini perkenankan saya ucapkan

banyak-banyak terima kasih dalam acara ini.

Hasil perbaikan kalimat pembuka sambutan

tersebut . . .

a.

Terima kasih atas waktu panitia yang

telah menyerahkannya kepada saya

dalam acara ini.

b. Terima kasih saya ucapkan kepada

pembawa acara atas kesempatan

yang diberikan kepada saya untuk

menyampaikan pidato ini.

c.

Dalam acara ini terima kasih panitia atas

pemberian waktunya kepada saya.

d. Panitia, terima kasih saya sampaikan atas

kesempatan yang diberikan kepada saya

dalam acara ini.

e.

Kepada panitia saya sampaikan terima

kasih dalam acara ini atas waktu yang

diberikan kepada saya.

2.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudari,

Hadirin yang mulia. Kita bersyukur ke

hadirat Ilahi bahwa setelah yang kita

rencanakan beberapa waktu yang lalu, yakni

Peringatan Hari Kartini, berkat rahmat Ilahi

dapat kita laksanakan.

Kalimat yang tepat untuk memperbaiki

kalimat pembuka sambutan, tersebut . . .

a.

Bapak, Ibu, Saudara, dan hadirin sekalian.

Marilah kita bersyukur ke hadirat Ilahi

karena kegiatan Peringatan Hari Kartini

dapat terlaksana dengan baik.

b.

Hadirin yang kami muliakan. Puji syukur

ke hadirat Ilahi kita panjatkan karena atas

rahmat-Nya, acara peringatan Hari

Kartini dapat kita laksanakan.

c.

Saudara-saudari, dan hadirin-hadirat

yang kami hormati. Marilah kita

bersyukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Pilihlah jawaban yang tepat!

Esa karena acara ini telah terlaksana

dengan baik.

d. Hadirin yang kami muliakan. Izinkanlah

kami bersyukur ke hadirat Tuhan Yang

Maha Esa karena kegiatan yang sudah

lama direncanakan dapat terlaksana

dengan baik.

e.

Bapak, ibu, serta hadirin semua. Kita

bersyukur kepada Tuhan karena atas

berkat rahmat-Nyalah acara Peringatan

Hari Kartini dapat kita laksanakan.

3.

Kalimat yang paling tepat membuka sebuah

wawancara adalah . . .

a.

Baiklah Pak,

yuk

kita mulai wawancara

ini.

b.

Oke

Pak, coba kemukakan pendapat

Bapak tentang kegiatan Porseni yang

baru lalu.

c.

Menurut pendapat Bapak, perlukah

kegiatan Porseni ini diselenggarakan

secara berkala di tahun-tahun selanjutnya?

d. Begini saja, sekarang apa pendapat Bapak

tentang manfaat mengikuti kegiatan

Porseni ini?

e.

Apa yang bisa Bapak jelaskan kepada

kami tentang kegiatan Porseni ini?

4.

Kalimat yang berisi pengaduan atas ke-

terlambatan pengiriman barang adalah . . .

a.

Kami harap barang yang kami pesan

tidak terlambat pengirimannya.

b. Telah kami terima barang yang Anda

kirimkan.

c.

Barang yang Anda kirimkan mengalami

keterlambatan di tempat kami.

d. Pengiriman barang yang kami pesan

harap tepat waktu.

e.

Barang yang Anda kirimkan mengalami

keterlambatan. Oleh karena itu, kami

minta ganti rugi.

158

Latihan Ulangan Kenaikan Kelas

5.

Kalimat pembuka surat penawaran barang

berikut ini yang benar yaitu . . .

a.

Perkenankan kami menawarkan jenis

komputer baru yang mampu menjawab

tantangan zaman.

b. Pembelian komputer lebih dari 10 unit

akan mendapatkan potongan 10%.

c.

Harga barang masih bisa ditawar.

d. Perjanjian kita minggu lalu mengenai

penawaran komputer kami setujui.

e.

Telah kami terima komputer yang Anda

kirim.

6.

Pasal 1

Pihak pertama mengaku telah menjual secara

bebas sebidang tanah seluas 500 meter

persegi. Tanah tersebut terletak di Desa

Kranggan, Kecamatan Jati Sampurna,

Kabupaten Bekasi. Tanah tersebut dijual

kepada pihak kedua dan pihak kedua

mengaku telah membeli dengan harga

Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).

Adapun batas-batas tanah tersebut adalah

. . . .

Sebelah utara

: . . . .

Sebelah timur

: . . . .

Sebelah selatan : . . . .

Sebelah barat

: . . . .

Isi pasal di atas yang paling menonjol

kekuatan hukumnya adalah . . . .

a.

pengakuan kedua pihak

b.

batas-batas tanah yang dijual

c.

keadaan lokasi tanah

d. kesepakatan harga tanah

e.

letak tanah yang dijual

7.

Cermatilah bagan surat perjanjian berikut.

Bagian bernomor urut 4), 5), 6) berisi . . . .

a.

kesepakatan kedua pihak; pasal-pasal;

dan penutup surat

b. tujuan surat; kesepakatan kedua pihak;

dan pasal-pasal

c.

sumber hukum; pasal-pasal; harapan;

dan saran

d. tanggal pertemuan; kesepakatan pasal;

dan sanksi hukum

e.

kesepakatan kedua pihak; pasal-pasal;

dan sanksi hukum

Bacaan untuk soal nomor 8 dan 9.

1) Operasi pasar beras dilakukan pemerintah

di mana-mana. 2) Di kota maupun di desa.

3) Operasi pasar beras dilakukan untuk

menurunkan harga beras. 4) Namun, operasi

pasar beras yang dilakukan pemerintah belum

juga menuai hasil. 5) Harga beras tetap

membumbung tinggi.

8. Berdasarkan letak pikiran utamanya paragraf

di atas termasuk paragraf yang berpola . . . .

a.

deduktif

d. campuran

b. induktif

e.

deskriptif

c.

naratif

9. Gagasan pokok paragraf di atas terletak pada

kalimat . . . .

a.

1)

d. 4)

b. 2)

e.

5)

c.

3)

10.

Migrasi atau perpindahan penduduk

sebenarnya merupakan suatu reaksi kesempatan

ekonomi pada suatu wilayah. Pola migrasi di

negara-negara yang telah berkembang biasanya

seimbang dan saling ketergantungan

antarwilayah (interdependensi) di dalamnya.

Migrasi juga merefleksikan keseimbangan aliran

sumber daya manusia dari suatu wilayah ke

wilayah lain.

Berdasarkan letak pikiran utamanya paragraf

di atas termasuk bentuk . . . .

a.

deduktif

d. campuran

b. induktif

e.

deskriptif

c.

naratif

11. Komputer dapat dijadikan alat hiburan.

Banyak komputer yang dilengkapi fasilitas

gambar tiga dimensi dan tata suara yang

memukau. Hal ini sejalan dengan per-

kembangan internet. Oleh karena itu,

beberapa komputer kini dirancang dengan

mutu dan fungsi yang semakin meningkat

sesuai dengan aplikasinya.

Paragraf di atas termasuk jenis . . . .

1

2

4

5

a

5

b

5

c

6

8

b

9

10

7

8

a

159

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

a.

deduktif

d. campuran

b. induktif

e.

deskriptif

c.

naratif

12.

Dalam rangka memperingati hari ulang

tahun SMA Pembangunan, OSIS menggalak-

kan kegiatan bakti sosial. Kegiatan ini dapat

dilaksanakan melalui Pramuka, PMR, dan

PKS. Sekolah mengawali kegiatan tersebut

dengan ceramah.

Kalimat pembuka ceramah yang p

aling tepat

sesuai dengan ilustrasi adalah . . .

a.

Dalam rangka memperingati ulang tahun

SMA Pembangunan, OSIS diharapkan

dapat melakukan kegiatan bakti sosial

melalui Pramuka, PMR, dan PKS.

b.

Untuk mengawali kegiatan ulang tahun

sekolah. OSIS dapat memulai kegiatan-

nya dengan melaksanakan bakti sosial

dengan melalui Palang Merah Remaja.

c.

Kegiatan bakti sosial bukan hanya milik

rakyat awam saja melainkan juga untuk

palajar.

d. Dalam ceramah ini, topik yang akan kita

bahas yaitu masalah gerakan bakti sosial

yang dilaksanakan oleh OSIS melalui

Pramuka, PKS, dan PMR.

e.

Kegiatan cermah kali ini kita isi dengan

menggalakkan gerakan bakti sosial

melalui OSIS.

13. Novel

Kubah

dikarang oleh Ahmad Tohari

seorang putra Banyumas yang berkecimpung

dalam dunia politik dan juga seorang

seniman. Banyak karya sastra yang

ditulisnya, antara lain

Ronggeng Dukuh Paruk

,

Lintang Kemukus Dinihari

,

Jantera Bianglala

,

Lingkar Tanah Lingkar Air

, dan banyak cerita

pendek.

Unsur yang dominan dari penggalan resensi

di atas adalah . . . .

a.

identitas buku

b.

sinopsis cerita

c.

kebahasaan pengarang

d. keunggulan dan kelemahan

e.

kepengarangan

14.

Ahmad Tohari dalam novelnya

Ronggeng

Dukuh Paruk

telah memberi kesempatan

kepada kita untuk ikut memberikan apresiasi

dan tafsiran sesuai dengan kemampuan kita.

Dia tidak memaksakan pendapatnya kepada

pembaca. Karena sosok dan makna ronggeng

bagi kita tidak sama seperti yang digambarkan

Ahmad Tohari. Oleh sebab itu, dia memberi

ruang kepada kita sebagai pembaca untuk

menafsirkan. Bukankah karya sastra itu

dikatakan baik bila mampu mendatangkan

lahirnya berbagai tafsiran dan makna baru?

Kalimat resensi yang mengungkapkan

keunggulan novel sesuai isi paragraf adalah . . .

a.

Ahmad Tohari dikenal sebagai sastrawan

yang tidak mau memaksakan kehendak-

nya kepada para pembaca.

b. Makna ronggeng dalam novel ini

mengundang berbagai penafsiran

pembaca sehingga pembaca bebas

memaknai sendiri.

c.

Sosok dan makna ronggeng tidak

dijelaskan sehingga pembaca tidak

mampu memaknainya, tidak menjadi

masalah.

d. Ahmad Tohari menafsirkan berbagai hal

untuk makna ronggeng sehingga

pembaca banyak mendapatkan ilmu

pengetahuan.

e.

Makna ronggeng diungkapkan secara

jelas dan gamblang kepada pembaca

sehingga pembaca mampu menangkap

tafsirannya.

15. Sulit sekali menemukan kekurangan pada

buku ini. Semua unsur yang seharusnya

dimiliki sebuah karya fiksi terpenuhi dalam

buku ini. Bagi siswa yang tidak senang

membaca karya sastra memang buku ini tidak

menarik, sebab novel ini serius dan tidak

cukup menarik.

Unsur yang dominan dalam penggalan

resensi tersebut adalah . . . .

a.

kelemahan

b. kelebihan

c.

kelemahan dan kelebihan

d. novel tersebut tidak menarik bagi remaja

e.

novel tersebut tidak bersifat menghibur

16. Dalam rangka memperingati Hari Sumpah

Pemuda, SMA Sekar Arum 1 akan meng-

adakan kegiatan lomba menulis esai dan

cerpen antarsekolah. Untuk membiayai

kegiatan tersebut, panitia harus menyusun

proposal yang akan disampaikan kepada

calon donatur untuk menghimpun dana.

Kalimat yang merupakan rumusan tujuan

yang tepat dalam proposal sesuai dengan

ilustrasi di atas adalah . . .

160

Latihan Ulangan Kenaikan Kelas

a.

Dengan lomba menulis esai dan cerpen

kita tingkatkan sikap peduli terhadap

pendidikan bangsa.

b. Lomba menulis esai dan cerpen

menanamkan sikap mencintai kegiatan

menulis, terutama menulis karya sastra.

c.

Lomba menulis esai dan cerpen me-

rupakan alternatif cara untuk membuat

siswa belajar menulis karya sastra.

d. Lomba menulis esai dan cerpen bertujuan

meningkatkan dan mengembangkan

kreativitas siswa untuk menulis karya

tulis.

e.

Lomba menulis esai dan cerpen

dimaksudkan untuk membantu siswa

mencintai karya sastra.

17.

Memiliki keterampilan menulis tidaklah

semudah yang dibayangkan orang. Banyak

ahli terampil menuangkan gagasannya saat

berbicara. Namun, sering mereka kurang

terampil menyajikannya secara utuh melalui

tulisan. Oleh sebab itulah, perlu kiranya

diadakan lomba menulis karya sastra SMA

se-DKI sebagai wadah bagi siswa berlatih

menulis.

Penggalan proposal kegiatan di atas

merupakan unsur proposal bagian . . . .

a.

pendahuluan

b. sasaran

c.

tema

d. dasar pemikiran

e.

perkiraan anggaran

18. Tiga tahun lamanya kami bekerja . . . untuk

membiayai keluarga ini.

Ungkapan yang tepat untuk melengkapi

kalimat di atas adalah . . . .

a.

memegang buku

b.

memutar otak

c.

membanting tulang

d. menangkap angin

e.

meminta janji

19. Pak Rudi menjadi kuda hitam dalam undian

berhadiah yang diadakan oleh Bank Awan.

Makna ungkapan kuda hitam di atas

adalah . . . .

a.

pemenang yang tidak diduga

b.

dijadikan orang yang bersalah

c.

orang yang tidak pernah beruntung

d. orang yang selalu disalahkan

e.

orang yang selalu beruntung

20.

Ita seorang gadis desa. Ia pergi ke kota

untuk bekerja. Sudah lama ia tidak memberi

kabar kepada orang tuanya. Tiba-tiba Ita

pulang ke desanya. Perilakunya sungguh

berbeda, ia tidak lagi hormat kepada orang

tua. Ia juga sombong. Ia menganggap orang

desa seperti orang miskin. Dandanannya

serba mencolok. Ita bertingkah seperti orang

tidak pernah hidup susah.

Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi di

atas adalah . . .

a.

Jauh bau bunga dekat bau tahi.

b.

Lupa kacang akan kulitnya.

c.

Bagai kacang direbus satu.

d. Indah kabar dari muka.

e.

Diberi betis minta paha.

21. Perekonomian dalam rumah tangga harus

diatur dengan cermat. Oleh karena itu, kita

harus dapat memilah apa yang lebih penting

untuk dibeli dan apa yang tidak perlu untuk

dibeli. Jangan sampai perekonomian keluarga

menjadi besar pasak daripada tiang.

Makna peribahasa yang digunakan pada

penggalan wacana di atas adalah . . .

a.

Menekan biaya pameran dan promosi

agar mendapat hasil.

b. Ongkos pameran dan promosi tidak

sebanding dengan hasil.

c.

Kebutuhan pameran dan promosi cukup

tidak mahal.

d. Biaya pameran lebih tinggi daripada

biaya promosi barang.

e.

Biaya pengeluaran lebih tinggi daripada

hasil yang diperoleh.

22. Udara di pantai sangat sejuk. Angin

berembus sepoi-sepoi.

Nyiur melambai-

lambai memanggil semua orang.

Sungguh

indah pemandangan pantai.

Kalimat yang bercetak tebal pada paragraf di

atas menggunakan majas . . . .

a.

alegori

b. eufemisme

c.

pars prototo

d. totem proparte

e.

personifikasi

23. Kalimat yang menggunakan majas metonimia

adalah . . .

a. Wajah anak itu pucat seperti bulan

kesiangan.

b.

Perjuangan kami, rakyat kecil ini hanya

setitik air dalam samudra luas.

161

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

c.

Ayah membelikan saya Honda karena

bisa masuk perguruan tinggi negeri.

d. Gubuk sederhana inilah hasil karya kami

selama bertahun-tahun.

e.

Kenaikan harga-harga bahan bangunan

terasa sampai mencekik leher.

24. Guru Bahasa Inggris baru itu pandai sekali.

Jika yang pandai itu adalah guru Bahasa

Inggris penulisan yang tepat adalah . . .

a.

Guru, Bahasa Inggris baru itu pandai

sekali.

b. Guru Bahasa Inggris baru itu pandai

sekali.

c.

Guru-Bahasa Inggris baru itu pandai

sekali.

d. Guru Bahasa-Inggris baru itu pandai

sekali.

e.

Guru Bahasa Inggris baru itu pandai

sekali.

25. Guru baru memulai pelajaran Matematika

dengan belajar Logaritma. Jika yang

dimaksudkan pelajaran Matematika baru

dimulai oleh guru, kalimat tersebut diperbaiki

menjadi . . .

a. Guru baru itu, memulai pelajaran

Matematika dengan belajar Logaritma.

b. Guru, baru memulai pelajaran

Matematika dengan belajar Logaritma.

c.

Pelajaran Matematika dimulai dengan

belajar Logaritma oleh guru baru.

d. Baru dimulai belajar Logaritma pada

pelajaran Matematika oleh guru.

e.

Guru pelajaran Matematika baru

memulai belajar Logaritma.

26. Kita sebagai orang yang berpendidikan, kita

wajib menghormati guru di mana telah

mendidik kita.

Kalimat tersebut supaya logis, diubah

menjadi . . .

a. Orang yang berpendidikan wajib

menghormati guru yang mendidiknya.

b.

Sebagai orang yang berpendidikan, kita

wajib menghormati guru yang telah

mendidik kita.

c.

Orang yang berpendidikan pasti

menghormati guru yang mendidik.

d. Sebagai orang berpendidikan pasti

mengikuti petunjuk guru yang mendidik

mereka.

e.

Sebagai orang yang berpendidikan, kita

berkewajiban menghormati guru yang

mana mendidik kita.

27. Penulisan judul karya tulis yang benar adalah

. . .

a. Mempertanyakan Produksi Padi di

Indonesia.

b. Unsur Kebudayaan Dalam Novel

Indonesia

c.

Nilai-Nilai Kemasyarakatan yang

Terdapat dalam Masyarakat Desa.

d. Pesan-Pesan Pengarang dalam Karya

Sastranya.

e.

”Analisis Kemasyarakatan”.

28.

Nama Pak Mujair (1890–1957) diabadikan

sebagai nama ”ikan misterius” yang pernah

ditemukan oleh penduduk di muara sungai

Kondang di pesisir selatan Blitar. Ahli

perikanan Belanda ”berkeliling dunia” untuk

menemukan ikan lain yang sejenis. Usaha

mereka tidak sia-sia. Tetapi, mereka tidak

habis mengerti mengapa ”Saudara” ikan

misterius itu bermukim di Mozambik, Afrika

Timur. Bagaimana ikan Afrika, kini disebut

nila, yang hidup di air tawar itu mengarungi

samudra luas untuk bermigrasi ke Pulau Jawa

sulit dijelaskan?

Ide pokok penggalan informasi di atas adalah

. . .

a.

Pak Mujair memang tokoh misterius.

b.

Belanda gemar mempelajari ikan mujair.

c.

Nama mujair diabadikan sebagai nama

ikan.

d. Ikan mujair hidup dan produktif di air

tawar.

e.

Saudara ikan mujair tersebar di seluruh

dunia.

29. Mengutip dari sumber tertulis yang benar

adalah . . .

a.

Pertama, komposisi program studi di

kampus tidak sesuai dengan variasi

kebutuhan tenaga kerja di lapangan.

Kedua, terjadi degradasi mutu lulusan.

b. Oleh karena itu, bekerja tidak bisa

dilepaskan dari kehidupan manusia, baik

secara fisik maupun psikologis.

c.

Argumentasi itu tidak lain daripada

usaha untuk mengajukan bukti-bukti

atau menentukan kemungkinan-

kemungkinan untuk menyatakan sikap

atau pendapat mengenai suatu hal (Gorys

Keraf, 1989:3).

162

Latihan Ulangan Kenaikan Kelas

d. Gorys Keraf (

Komposisi

: 1989 halaman 3)

menjelaskan bahwa argumentasi adalah

suatu retorika yang berusaha untuk

mempengaruhi sikap dan pendapat

orang lain.

e.

Yaitu alur, penokohan, bahasa, dan

simbol-simbol yang dipakai oleh

pengarang (Imam Syafeie dan A.

Syukur Ghazali, 1995, halaman 10).

30. Pembahasan karya tulis ini penulis awali

dengan mengetengahkan masalah yang

berkaitan dengan peranan pelajar dalam

melestarikan kebudayaan daerah. Secara

umum, pelajar merupakan bagian dari

kebudayaan daerah. Oleh karena itu, pelajar

tidak mungkin terlepas dari tanggung jawab

dalam melestarikan kebudayaan daerah, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Mengingat luasnya jangkauan pembahasan,

pembahasan tersebut akan dibatasi ruang

lingkupnya.

Pertanyaan yang sesuai dengan pendahuluan

di atas adalah . . .

a.

Apakah remaja mempunyai sikap acuh

tak acuh terhadap kebudayaan daerah?

b.

Benarkah remaja merupakan bagian dari

kebudayaan daerah?

c.

Kapankah remaja harus berperan

langsung dalam melestarikan ke-

budayaan daerah?

d. Umur berapakah seseorang dikelompok-

kan sebagai remaja?

e.

Bagaimanakah hubungan antara remaja

dan orang tua dalam melestarikan

kebudayaan daerah?

31.

Kualitas remaja pemilik masa depan,

sangat ditentukan oleh perlakuan orang tua

terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya

suatu bangsa di masa depan sangat

dipengaruhi oleh kesiapan fisik, mental,

sosial, maupun intelektual generasi muda

yang saat ini masih berada dalam fase remaja.

Dalam karya tulis, uraian di atas merupakan

bagian . . . .

a.

tujuan penulisan

b.

latar belakang

c.

pembatasan masalah

d. landasan teori

e.

permasalahan

32. Kalimat permintaan saran yang logis pada

kata pengantar sebuah karya tulis adalah . . .

a.

Banyak kekurangan dijumpai di sana-

sini. Oleh karena itu, penulis mohon

supaya pembaca memberikan saran

untuk kemajuan penulis di masa datang.

b.

Dalam karya tulis ini banyak ditemukan

kekurangan, penulis berharap adanya

saran karya tulis ini lebih baik.

c.

Keterbatasan pengetahuan dan ke-

mampuan penulis menjadi kendala

dalam penulisan karya tulis ini. Untuk

itu, penulis mohon saran untuk kemajuan

penulisan di masa datang.

d. Penulis menyadari masih banyak

kekurangan dalam karya tulis ini karena

keterbatasan pengetahuan dan ke-

mampuan penulis. Oleh karena itu,

penulis sangat menghargai kritik dan sa-

ran dari berbagai pihak untuk perbaikan

pada masa yang akan datang.

e.

Penulis merasa banyak kekurangan

dalam karya tulis ini. Untuk itu, penulis

juga mengharap saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca untuk

memperkaya karya tulis ini.

33. Pemerintah mulai memikirkan masa depan

para . . . dewasa ini. Mereka tidak hanya

sekadar pemain olahraga, tetapi juga . . .

negara. Upaya ini dilakukan agar mereka

dapat berjuang secara . . .

Kata serapan yang baku untuk melengkapi

paragraf yang rumpang tersebut ialah . . . .

a.

atletik, aset, maksimal

b.

atlit, sumber daya, optimal

c.

atletis, sumber daya, maksimal

d. atlet, aset, optimal

e.

atlet, asset, optimal

34. Perhatikan contoh notula berikut ini!

(1) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas

Acara pembuka dipimpin . . . .

Pelaksanaan:

memutuskan kenaikan 100%

semua siswa diacak.

Acara penutup dipimpin . . . .

Yogyakarta, . . . .

Kepala Sekolah

Sekretaris

. . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . .

163

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

(2) Laporan Hasil Rapat Kenaikan kelas

SMAN I Sleman, Yogyakarta pelaksanaan

tanggal . . .

Acara:

a) pembukaan

b) sanbutan Kepala Sekolah

c)

pengesahan kenaikan kelas

d) penutup

Hasil:

a) Kelas I Jumlah siswa 240

Naik: 237, tidak naik: 3

b) Kelas II Jumlah siswa 240

Naik: 238, Tidak Naik: 2

Yogyakarta, . . . .

Kepala Sekolah

Sekretaris

. . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . .

(3) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas

Acara:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pelaksanaan:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Yogyakarta, . . . .

Kepala Sekolah

Sekretaris

. . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . .

(4) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas

Pembukaan:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Isi:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penutup:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Yogyakarta, . . . .

Kepala Sekolah

Sekretaris

. . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . .

(5) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas

No.

:

Hal

:

Acara :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kegiatan:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penutup:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Yogyakarta, . . . .

Kepala Sekolah

Sekretaris

. . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . .

Contoh notula yang benar adalah nomor . . . .

a.

pertama

d. keempat

b. kedua

e.

kelima

c.

ketiga

35. Mengingat fungsi ular yang mampu mem-

bantu kita dalam menjaga keseimbangan

lingkungan alam, sebaiknya kita ikut

mengusahakan kelestarian hidupnya.

Seyogyanya kita tidak memburu binatang ini

jika untuk diambil kulitnya, atau jika hanya

untuk dimakan. Kita harus menyadari bahwa

makin berkurang jumlah ular di alam bebas,

makin bertambah jumlah tikus yang akan

mengganggu sawah dan ladang petani kita.

Sanggahan yang memilliki alasan yang logis

adalah . . .

a.

Pendapat tersebut omong kosong, mana

ada ular yang memangsa tikus.

b.

Pendapat tersebut terlalu dibuat-dibuat,

saya kira tidak seorang pun yang berani

pada ular.

c.

Pendapat di atas cukup baik, tetapi perlu

diingat bahwa pelestarian binatang ini

berarti menyimpan bahaya.

d. Pendapat tersebut mustahil karena yang

makan ular hanya sedikit.

e.

Pendapat tersebut cukup baik, tetapi saya

tidak tertarik sama sekali dengan pokok

pembicaraan ini.

36. ”Saudara moderator, setelah saya mendengar

uraian Saudara A, saya merasa bingung

karena uraian tersebut bertentangan dengan

isi makalahnya, yakni pada halaman 2, baris

ke-27”. Kalimat di atas merupakan . . . .

a.

tanggapan seorang pemandu diskusi

b.

tanggapan seorang penyaji terhadap isi

makalahnya

c.

sanggahan seorang moderator diskusi

d. tanggapan seorang peserta diskusi

tentang ketidakpuasan

e.

pembelaan terhadap moderator

164

Latihan Ulangan Kenaikan Kelas

37. 1) Latar belakang

2) Pendahuluan

3) Kesimpulan

4) Tujuan

5) Pembahasan

Sistematik yang tepat untuk sebuah karya

tulis berdasarkan unsur-unsur karya tulis di

atas adalah . . . .

a.

1), 2), 3), 4), dan 5)

b.

2), 3), 4), 5), dan 1)

c.

3), 4), 5), 1), dan 2)

d. 2), 1), 4), 5), dan 3)

e.

1), 3), 5), 2), dan 4)

38. Penulisan daftar pustaka yang sesuai dengan

EyD untuk novel

Mantra Pejinak Ular

karya

Kuntowijoyo yang diterbitkan oleh Penerbit

Kompas di Jakarta tahun 2000 adalah . . .

a.

Kuntowijoyo. 2000. Penerbit Kompas.

Mantra Pejinak Ular

.

b.

Mantra Pejinak Ular

. 2000. Kuntowijoyo.

c.

Kuntowijoyo. 2000.

Mantra Pejinak Ular

.

Jakarta: Penerbit Kompas.

d.

Mantra Pejinak Ular

. Kuntowijoyo. 2000.

Jakarta: Penerbit Kompas.

e.

Kuntowijoyo.

Mantra Pejinak Ular

. 2000.

Jakarta-Penerbit Kompas.

39. Penulisan daftar pustaka yang benar adalah . . .

a.

R.A. Kartini. 1987.

Habis Gelap Terbitlah

Terang

. Jakarta: Balai Pustaka.

b. Keraf, Gorys. 1985.

Argumentasi dan

Narasi

. Ende Flores: Pustaka Jaya.

c.

Gorys, Keraf. 1985.

Argumentasi dan

Narasi

. Ende Flores. Pustaka Jaya.

d. Kridalaksana, Harimukti dan Kentjono,

Joko,

Seminar Bahasa Indonesia 1968

, Ende

Flores: Nusa Indah, 1971.

e.

Rosidi, Ajip, 1977.

Laut Biru Langit Biru

.

Pustaka Jaya, Jakarta.

40. Siti

: ”Pak Bagas memang guru sejati.

Mau melibatkan diri dengan

problem anak-anaknya. Dia

sungguh seperti bapakku sendiri.”

Rahmad : ”Dia seo

rang bapak yang

melindungi, sifatnya lembut

seperti seorang ibu . . . .”

Armen : ”Bagaimana kalau dia kita juluki,

Pak Bagas Sang Penyelamat . . . .”

Semua

: ”Setuju!”

Watak Pak Bagas sesuai dengan kutipan di

atas . . . .

a.

lembut

b. penyelamat

c.

baik hati

d. setia

e.

pengertian

41. Gadis

: Aku tidak mengemis nyawa

pada Tuan!

Van Dijk

: Akan kita lihat nanti . . . .

Hei kau, Ibu! Siapkan dirimu!

Kini giliranmu!

Ibu

: Tidak! Tidak! Biarkan aku

pulang. Demi kemanusiaan.

Aku punya anak dua orang,

masih kecil-kecil. Mereka

terkunci. Jika aku harus mati

buat mereka, aku akan

menerima dengan senang hati.

Situasi yang terdapat dalam kutipan di atas

adalah . . . .

a.

menegangkan

b. menakutkan

c.

menyedihnya

d. menggembirakan

e.

mengharukan

42.

Astuti mengangguk sambil mencoba

tersenyum. Kemudian mulai berjalan

meninggalkan tempat itu. Saya terus

memandanginya sampai sosok tubuhnya

hilang di belokan jalan. Saya masih belum

dapat mempercayai bahwa inilah hidup.

Matahari bersinar terik ketika saya

kembali ke kemah. Hawa dingin terasa segar

di badan. Puncak Gunung Slamet mulai

menghilang tertutup kabut. Alam Baturaden

memang indah. Tetapi nasib Astuti terus

membayangi perasaan saya.

Unsur intrinsik yang menonjol dalam

penggalan cerpen tersebut . . . .

a.

alur maju, latar tempat, amanat

b.

alur maju, latar tempat, latar waktu

c.

alur sorot balik, latar tempat, latar waktu

d. alur sorot balik, perwatakan, latar budaya

e.

alur, sudut pandang, gaya bahasa

43.

. . .

Kita lihat, dari pintu masuk sebuah ruangan

di hotel berbintang empat itu, dia membelok

ke arah kiri. Dia memilih kursi paling samping

dari deretan kursi paling belakang. Begitu dia

duduk, sejumlah lelaki dekat kursi itu serempak

kasak-kusuk dalam gelap.

Latar tempat penggalan cerpen tersebut . . . .

a.

pintu masuk

b.

kursi paling belakang

165

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

c.

arah kiri

d. kursi paling samping

e.

hotel bintang empat

44.

”Walau apa katamu terhadapku, walau

kaucaci maki aku, kaukutuki aku, aku terima.

Tapi, untuk membiarkan Masri dan Arni

hidup sebagai suami istri, padahal Tuhan

telah melarangnya, o . . . o . . . o . . ., itu telah

melanggar prinsip hidup setiap orang yang

percaya pada-Nya. Kau memang telah

berbuat sesuatu yang benar sebagai ibu yang

mau memelihara kebahagiaan anaknya. Tapi,

ada lagi kebenaran yang lebih mutlak yang

tak bisa ditawar-tawar lagi, Iyah, yakni

kebenaran yang dikatakan Tuhan dalam

kitab-Nya. Prinsip hidup segala manusialah

menjunjung kebenaran Tuhan.”

Kemarau

, A.A. Navis

Unsur ekstrinsik yang terdapat dalam kutipan

novel di atas adalah . . . .

a.

religi

d. sosial

b. adat

e.

ekonomi

c.

budaya

45.

Mentari yang tidak siap mendepat cacian

dari Roberto berusaha menahan diri. Ia tahu

pemuda itu menjadi sangat emosi karena

merasa begitu kehilangan calon istri.

”Roberto! Jaga mulutmu!” . . .

Tanpa disangka tiba-tiba Roberto

mengayunkan tangannya ke arah Johanes.

Mentari menjerit sambil menutup wajahnya

dengan telapak tangan. Suasana jadi gempar,

semua jadi menjerit sambil menutup

wajahnya dengan telapak tangan. Suasana

jadi gempar, semua jadi merubung Roberto

yang terus menghujam pukulan ke arah

Johanes . . . .

Dua hari kemudian, tiba-tiba orang tua

Roberto datang ke Puskesmas untuk minta

maaf kepada Johanes dan Mentari atas sikap

Roberto. Roberto juga tampak menyesali

tindakannya.

Serpih-Serpih Salju di Anaipu

, Dyah Kalsit

Nilai moral yang terkandung dalam

penggalan tersebut yaitu . . .

a.

Karena sangat emosi boleh memukul

orang lain.

b. Berani mengakui kesalahan dan minta

maaf.

c.

Harus dapat menahan diri kalau dicaci

seseorang.

d. Segera melerai bila melihat orang

berkelahi.

e.

Menyesal karena kehilangan calon istri.

46.

Menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL)

bukan pekerjaan mudah. Buktinya, PKL yang

berjualan di trotoar Jalan Sudirman dekat

Pasar Wage beberapa waktu yang lalu sudah

pindah. Akan tetapi, sekarang kembali lagi

ke tempat semula. Kini tempat itu menjadi

ramai lagi. Wali Kota Purwokerto mengakui

bahwa PKL memang sulit ditertibkan. Waktu

diminta pindah, mereka menyatakan sudah

sanggup, dan langsung pindah. Akan tetapi,

mereka hanya berpindah sementara.

Kawasan trotoar Jalan Sudirman sebelah

barat Pasar Wage, sejak tiga hari terakhir ini

kembali dipenuhi para pedagang tersebut!

Sumber: www.suaramerdeka.com

Ringkasan yang tepat berdasarkan penggalan

bacaan tersebut . . .

a.

Wali Kota Purwokerto mengakui sangat

tidak mudah mengatur Pedagang Kaki

Lima (PKL). Mereka menganggap bahwa

kepindahan tersebut masih sangat

sementara dan tidak permanen.

b. Pedagang Kaki Lima (PKL) sangat

menyulitkan Pemerintah Kota Purwokerto.

Mereka berdagang di tempat terlarang,

kemudian disuruh pindah ke tempat yang

telah ditentukan.

c.

Pekerjaan paling tidak mudah adalah

menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL)

berjualan di tempat yang telah

ditentukan. Akan tetapi, tidak beberapa

lama mereka kembali lagi ke tempat

semula.

d. Pedagang Kaki Lima (PKL) tidak mudah

diatur karena mereka mudah pindah dari

tempat berjualan yang telah ditentukan.

Selang beberapa waktu pindah lagi ke

tempat yang dilarang pemerintah.

e.

Menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL)

trotoar Jalan Sudirman sebelah barat

Pasar Wage Purwokerto tidak mudah.

166

Latihan Ulangan Kenaikan Kelas

47.

Musik berirama dangdut banyak

penggemarnya dewasa ini. Jenis musik

tersebut tidak hanya disenangi oleh

masyarakat pedesaan, tetapi juga oleh

masyarakat perkotaan. Oleh sebab itu,

tidaklah berlebihan bila semua stasiun televisi

yang ada di negeri ini memprogramkan paket

khusus penayangan musik berirama dangdut

meskipun dengan jam tayang yang berbeda-

beda. Banyak pengusaha rekaman

memanfaatkannya.

Rangkuman yang tepat paragraf tersebut

adalah . . .

a. Musik dangdut digemari berbagai

kalangan sehingga diprogramkan semua

stasiun tv.

b.

Musik dangdut berkembang pesat berkat

para pengusaha rekaman dan stasiun tv.

c.

Kini penggemar musik dangdut tidak

hanya masyarakat pedesaan, tetapi juga

masyarakat perkotaan.

d. Masyarakat pada umumnya senang

tayangan musik dangdut karena mudah

dinikmati.

e.

Masyarakat penggemar dangdut dapat

menikmati musik ini karena banyak

pengusaha rekaman dan stasiun tv.

48.

Sebuah lapangan luas yang masih terlihat

sekarang adalah Buffelsveld alias lapangan

Banteng. Dahulu lapangan itu tempat tentara-

tentara berbaris dan berparade sehingga juga

dikenal sebagai Paradeplein atau nama

kerennya, Champ de Mars. Lapangan

Banteng juga pernah disebut sebagai

Waterloo Plein, memperingati peristiwa

dikalahkan Napoleon oleh gabungan

pasukan Inggris, Jerman, dan Belanda pada

tahun 1815. Di lapangan itu pernah dibangun

sebuah monumen seekor singa di atas sebuah

kolam yang ditempatkan di tengah lapangan.

Sayang, monumen itu dihancurkan oleh

penguasa Jepang ketika Perang Dunia II

berkecamuk.

Disadur dari:

Intisari

, Juni 2001

Ide pokok penggalan bacaan tersebut ialah

. . .

a.

Sebuah lapangan luas yang masih terlihat

sekarang adalah Buffelsveld alias

lapangan Banteng.

b. Dahulu lapangan itu tempat tentara-

tentara berbaris dan berparade sehingga

juga dikenal sebagai Paradeplein atau

nama kerennya, Champ de Mars.

c.

Lapangan Banteng juga pernah disebut

sebagai Waterloo Plein, memperingati

peristiwa dikalahkannya Napoleon oleh

gabungan pasukan Inggris, Jerman, dan

Belanda pada tahun 1815.

d. Di lapangan itu pernah dibangun sebuah

monumen seekor singa di atas sebuah

kolam yang ditempatkan di tengah

lapangan.

e.

Sayang, monumen itu dihancurkan oleh

penguasa Jepang ketika Perang Dunia II

berkecamuk.

49. Hari Pers Nasional 2007 dirayakan dengan

mengadakan refleksi. Refleksi ini sangat tepat

dengan mengusung fakta pers sebagai media.

Secara idealistik posisi pers ditegaskan

sebagai bagian dari solusi. Keberadaan pers

ditegaskan sebagai bagian dari solusi.

Keberadaan itu sangatlah dirasakan, dengan

contoh aktual ketika terjadi bencana tsunami

di Aceh dan Nias dua tahun lalu, gempa bumi

di Yogyakarta dan Jawa Tengah, luapan

lumpur panas Lapindo Brantas, dan sekarang

banjir besar yang melanda Jakarta. Setidak-

tidaknya termuat pesan dasar: meng-

informasikan dan mengkomunikasikan.

Sumber:

Jawa Pos

, Februari 2007

Fakta yang terdapat dalam penggalan tajuk

rencana di atas terdapat dalam kalimat . . .

a.

1

d. 4

b. 2

e.

5

c.

3

50. Gagasan pokok penggalan tajuk rencana di

atas terletak dalam kalimat . . . .

a.

1

d. 4

b. 2

e.

5

c.

3

167

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Glosarium

aktivator:

hal/benda

yang

bekerja

aktif

untuk

menjalankan

sebuah

alat

artefak:

benda-benda

seperti

alat,

perhiasan

yang

menunjukkan

kecakapan

kerja

manusia

(terutama

pada

zaman

dahulu)

yang

ditemukan

melalui

penggalian

arkeologi

bioteknologi:

teknologi

yang

menyangkut

jasad

hidup

diversifikasi:

penganekaragaman

ekologi:

ilmu

tentang

hubungan

timbal

balik

antara

makhluk

hidup

dan

alam

sekitarnya

emisi

karbon:

pelepasan

karbon

akibat

pembakaran

yang

tidak

sempurna

genre:

ragam

sastra;

jenis

intrusi:

perembesan

air

laut

ke

dalam

lapisan

tanah

sehingga

terjadi

percampuran

air

laut

dengan

air

tanah

kolega:

teman

sejawat;

teman

sepekerjaan

konvensional:

radisional

konversi:

perubahan

dari

satu

bentuk

ke

bentuk

yang

lain

kosmopolit:

warga

dunia

(orang

yang

hidup

tanpa

aturan

yang

mengikat)

mediasi:

proses

pengikutsertaan

pihak

ketiga

dalam

penyelesaian

suatu

perselisihan

sebagai

penasihat

nirkabel:

tanpa

menggunakan

kabel

perspektif:

sudut

pandang;

pandangan

polemik:

perdebatan

mengenai

suatu

masalah

yang

dikemukakan

secara

terbuka

dalam

media

massa

radioaktif:

berkenaan

dengan

sifat

beberapa

unsur

atau

yang

dapat

memancarkan

sinar

radiasi

atau

sinar

gama

melalui

penghancuran

inti

atom

signifikan:

penting,

berarti

167

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

168

Pelajaran V Berpikir Kreatif

Daftar

Pustaka

Alwi, Hasan, Soenjono Darjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono. 2003.

Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia

. Jakarta: Balai Pustaka.

Bardy, L. 1985.

Ungkapan dan Peribahasa

. Klaten: Intan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran 3: Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA/MA

. Jakarta.

_____. 2006.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik

Indonesia

Nomor

23

Tahun

2006

tentang

Standar

Kompetensi

Lulusan

untuk

Satuan

Pendidikan

Dasar

dan

Menengah

.

Jakarta.

Harymawan,

R.M.A.

1993.

Dramaturgi

.

Bandung:

Rosdakarya.

Mido,

Frans.

1994.

Cerita

Rekaan

dan

Seluk-Beluknya

.

Ende:

Nusa

Indah.

Nurgiyantoro,

Burhan.

2002.

Teori

Pengkajian

Fiksi

.

Yogyakarta:

Gadjah

Mada

University

Press.

Nursisto.

2000.

Penuntun

Mengarang

.

Yogyakarta:

Adicita.

Ramlan,

M.

1987.

Sintaksis

.

Yogyakarta:

Karyono.

Redaksi

Balai

Pustaka.

2004.

Pantun

Melayu

.

Jakarta:

Balai

Pustaka.

Rumadi,

A.

1988.

Kumpulan

Drama

Remaja

.

Jakarta:

Gramedia.

Saadawi,

Nawal

el.

2002.

Perempuan

di

Titik

Nol

.

Jakarta:

Yayasan

Obor

Indonesia.

Sabariyanto,

Dirgo.

1999.

Mengapa

Disebut

Baku

dan

Tidak

Baku?

(Kosakata)

.

Yogyakarta:

Mitra

Gama.

Soedarso.

2002.

Speed

Reading,

Sistem

Membaca

Cepat

dan

Efektif

.

Jakarta:

Gramedia.

Sugono,

Dendy.

2002.

Ensiklopedia

Sastra

Indonesia

Modern

.

Bandung:

Rosdakarya.

Tim

Penyusun.

2002.

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

(edisi

ketiga)

.

Jakarta:

Balai

Pustaka.

Tim

Penyusun.

2007.

Detik-Detik

Ujian

Nasional

Bahasa

Indonesia

SMA/MA

.

Klaten:

Intan

Pariwara.

Tohari,

Ahmad.

1995.

Lingkar

Tanah

Lingkar

Air

.

Purwokerto:

Harta

Prima.

Utami,

Ayu.

1998.

Saman

.

Jakarta:

Kepustakaan

Populer

Indonesia.

Waluyo,

Herman

J.

1987.

Teori

dan

Apresiasi

Puisi

.

Jakarta:

Erlangga.

168

Terampil

Berbahasa

Indonesia

XI

IPA

dan

IPS

169

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Indeks

A

A. Rumadi, 137, 178

Ahmad Tohari, 130, 159

Aktivator, 46

Arswendo Atmowiloto, 116

Artikel, 4,–6, 12–14, 17, 45, 47–56, 85, 102, 116,

142,146, 155,

Ayu Utami, 60

B

Biografi, 63, 66, 111, 113, 115–116

Bioteknologi, 48

C

Clare Oliver, 97

D

Danarto, 11–12, 54

Dendy Sugono, 113, 116

Destruktif, 52

Diversifikasi, 156

Dyah Kalsit, 165

E

Ekologi, 7, 48

Ekosistem, 7, 14, 172

Elektro, 46, 55

Emisi, 7, 151

Energi, 7, 95, 145–146, 150–156, 186

Etnik, 135–136

F

Faktual, 106

Faktual, 11–12

Fantastis, 11

Fantastis, 116

Fosil, 151–152, 154

Fosil, 7

G

Genre, 112

Global, 151–152

I

Induktif, 6,–8, 13, 47, 55, 56, 83–84, 158–159

Intrusi, 5

K

Kompetitif, 151

Konversi, 117, 126–127

Konversi, 5, 7

M

Mediasi, 49

N

Nawal el-Saadawi, 64

Ngarto Februana, 12

Nh. Dini, 111–114

Nonfosil, 152

Nuklir, 154

O

Olivia Goldsmith, 67, 130

Output, 156

P

Primitif, 5

Publikasi, 51, 53, 55, 59–60

Putu Wijaya, 149

R

Radioaktif, 154

Realitas, 11–12, 184

Rekomendasi, 46

S

S. Suharianto, 75

Sally Morgan, 153–154

Spektakuler, 135

Stabil, 156

Sufi, 12

Surealistis, 11

Swasensor, 45, 47, 55

T

Tanker, 154

Timo Scheunemann, 18, 28

Tritagonis, 30, 76, 138, 149

Tropis, 95

U

Undang-undang, 19, 124, 127, 129, 135–136

V

Versi, 46

Virus, 94, 140

169

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

170

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

171

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

1 Teks Mendengarkan (halaman 3)

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Anak-anak yang berbahagia,

Assalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh.

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di halaman ini guna

memperingati hari Bumi. Peringatan hari Bumi ini akan kita isi dengan kegiatan

menanam pohon di lingkungan sekolah kita. Kemudian, keesokan harinya kita akan

melakukan kunjungan di kawasan hutan gambut Riau yang terkenal yaitu

Semenanjung Kampar.

Kunjungan di kawasan hutan gambut tersebut bertujuan untuk melihat keadaan

yang terjadi di Semenanjung Kampar. Ini merupakan bukti kepedulian kita terhadap

lingkungan hutan gambut yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.

Bapak dan Ibu guru yang saya hormati serta anak-anakku yang saya cintai.

Seperti kita ketahui bersama bahwa kawasan hutan gambut tersebut kini mulai

terkikis dengan adanya hutan tanaman industri. Hal ini bisa menjadi awal datangnya

petaka banjir asap dan kekurangan air. Bencana ini dapat berdampak bagi orang

banyak termasuk kita semua.

Semoga kepedulian kita terhadap keadaan hutan gambut dapat dipahami dan

dimengerti oleh pihak-pihak yang telah merusaknya. Semoga kegiatan kita di

kawasan hutan gambut tidak mendapat satu halangan apa pun. Kami berharap

agar hadirin menyukseskan kegiatan yang telah memakan dana ratusan ribu ini.

Demikian sambutan saya. Saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang

berkenan di hati kalian semua. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh.

172

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

2 Teks Mendengarkan (halaman 14)

Hadirin yang saya hormati,

Selamat malam dan salam sejahtera,

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat dan hidayah-Nya pada malam hari ini kita dapat berkumpul bersama di

tempat ini guna mengikuti sarasehan dengan tema ”Selamatkan Hutanku,

Selamatkan Negeriku”.

Seperti kita ketahui bersama bahwa kebakaran hutan gambut di Kalimantan

Tengah mengancam keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Jika kebakaran ini

dibiarkan terus, tidak saja merusak ekosistem tetapi juga merugikan bagi masyarakat

yang tinggal di sekitar area tersebut. Sebagai langkah awal, kami berusaha

memadamkan api di hutan tersebut. Selain itu, kami memantau terus-menerus

dengan menggunakan pesawat

ultralight

.

Semoga dengan diadakan sarasehan ini, masalah-masalah yang timbul akibat

kebakaran hutan gambut dapat teratasi.

Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan. Saya berharap rekan-rekan

semua dapat mengikuti acara sarasehan ini dengan baik.

Sekian, terima kasih.

173

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

3 Teks Mendengarkan (halaman 16)

Pembinaan Sepak Bola Harus Sejak Usia Dini

Pewawancara : Wartawan

Suara Karya

, Syamsudin Walad.

Narasumber

: Letjen (Purn.) Ir. H. Azwar Anas.

Pewawancara :

Munas PSSI yang berlangsung di Makassar pekan lalu telah

memilih kembali Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode

2007–2011, tanggapan Anda?

Narasumber

: Pertama-tama saya ucapkan selamat kepada Nurdin. Saya melihat

dia memang orang yang komit dengan sepak bola Indonesia. Dia

kelihatan mau mengorbankan segala waktu dan kemampuannya

untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Terlepas dari pro dan kontra

di masyarakat, saya tahu betul siapa dia. Selain cinta benar dengan

sepak bola, dia juga orang yang memiliki tekad yang kuat. Memang

PSSI ke depan harus dipimpin oleh orang-orang yang kuat, berani,

tahan mental, tahan kritikan dan mau bekerja keras untuk sepak

bola Indonesia.

Pewawancara :

Sekarang ini PSSI tengah disorot lantaran prestasi sepak bola

Indonesia yang terus terpuruk. Apa yang harus dilakukan pengurus

ke depan nanti untuk memperbaiki kondisi ini?

Narasumber

: Ada beberapa pendekatan yang harus dilakukan. Pertama,

pendekatan dari sisi legalitas, seperti AD/ART yang harus disesuai-

kan dengan perkembangan persepakbolaan Asia dan disesuaikan

dengan standar FIFA. Aturan pertandingan yang disesuaikan

dengan FIFA, termasuk sanksi-sanksi bagi yang melanggar.

Kemudian pendekatan empiris, dalam arti kekuatan sepak bola,

baik dari sisi pemain, wasit, pelatih, dana maupun prasarana

lainnya. Untuk mendapatkan pemain yang bagus tidak gampang,

harus ada pembinaan sejak usia dini. Saya pernah mendatangkan

Franz Beckenbauer, dan dia mengatakan bahwa pemain-pemain

kita hanya memiliki 10 persen dari dasar-dasar bermain sepak

bola. Bayangkan itu, hanya 10 persen kemampuan pemain-pemain

kita dibandingkan standar sepak bola Eropa. Dari sisi wasit juga

kita harus bekerja sama dengan FIFA agar kita memiliki wasit yang

benar-benar berkualitas. Soal pelatih, kita juga jangan sekadar

memilih pelatih asing. Cari pelatih yang benar-benar berkualitas.

Kalau perlu pelatih tingkat dunia yang juga bisa memberi

pengetahuan kepada pelatih-pelatih kita.

Pewawancara :

Soal dana dan prasarana, bagaimana?

Narasumber

: Itulah, saya katakan saat ini berbeda dengan dulu. Saat ini dana

sangat terbatas, sementara prasarana dan lapangan sepak bola

hilang. Sekarang lapangan banyak yang berubah menjadi mall.

Bagaimana anak-anak kita bisa bermain bola kalau lahannya

sudah tidak ada. Saya lihat banyak anak-anak yang terpaksa

bermain bola di jalan-jalan. Soal dana, saat ini tak bisa hanya

bergantung pada pemerintah. Harus melibatkan peran swasta.

Terus terang saya salut dengan komitmen keluarga Bakrie yang

benar-benar mau membantu perkembangan olahraga Indonesia.

Tak hanya di sepak bola melalui Nirwan, tetapi di cabang olahraga

lainnya juga.

Pewawancara :

Soal pembinaan usia dini, sejak kapan itu harus dilakukan?

174

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Narasumber

: Seharusnya dari usia 10 tahun ke bawah, kemudian dilanjutkan

dengan pembinaan usia 10–15 tahun. Jika pada usia 15 tahun

sudah mengetahui teknik-teknik dasar sepak bola, itu akan mudah

membentuk tim yang tangguh. Saya pernah membawa anak-anak

usia 15 tahun berlatih ke klub Sampdoria, Italia. Program yang

kami sebut Primavera itu, meski sempat menuai kritik, tetapi

toh

lebih baik dari sekarang ini.

. . . .

Sumber: www.suarakarya.com

4 Teks Mendengarkan (halaman 28)

Pewawancara :

Saat ini sulit sekali membangun tim sepak bola Indonesia yang

kuat dan bisa berprestasi, minimal di tingkat Asia Tenggara.

Menurut Anda apa yang salah?

Narasumber

: Saya juga tidak tahu kenapa. Padahal dari sisi pendanaan, setelah

swasta ikut terlibat, itu tidak ada masalah. Tapi, memang saya

lihat sekarang ini orientasinya lebih kepada materi. Dulu pemain

sangat bangga bila dipanggil membela timnas. Semangat “Merah

Putih” mereka berkobar-kobar. Tapi sekarang, saya dengar pemain

lebih senang membela klub karena bayarannya lebih tinggi

ketimbang timnas. Memang itu tidak bisa digeneralisasi

(disamaratakan). Mungkin saja perkembangan sepak bola di

negara-negara lain lebih cepat dibanding Indonesia.

Pewawancara :

Keberadaan pemain-pemain asing di Liga Indonesia saat ini juga

tengah disorot karena dianggap tidak memberikan nilai tambah

bagi sepak bola Indonesia. Anda adalah Ketua Umum PSSI yang

membuka pintu masuknya pemain asing di Indonesia. Tanggapan

Anda?

Narasumber

: Pemain asing yang bermain di Liga Indonesia harus benar-benar

diseleksi. Maksud saya dulu mendatangkan pemain asing agar

pemain-pemain kita bisa belajar dari mereka, baik dari sisi teknik

maupun mental bertanding. Dulu itu pemain asing yang bermain

di Liga Indonesia benar-benar berkualitas. Salah satunya Roger

Mila. Pemain asal Kamerun ini sempat menjadi perhatian pada

Piala Dunia 1990. Saat ini saya tidak tahu seperti apa seleksi

pemain asing.

Sumber: www.suarakarya.com

175

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

5 Teks Mendengarkan (halaman 32)

Contoh 1

Di halaman muka rumah Suksoro. Di sekeliling pohon kecil beberapa kursi kebun

dengan mejanya. Di atas meja ada dua buah mangkuk berisi kopi. Perempuan tua

sedang bercakap-cakap. Waktu sore.

Adegan Pertama

Perempuan tua : ”Ayahmu tidak kelihatan sehari-hari ini Satilawati.”

Satilawati

: ”Ayah berkur

ung saja sehari-harian ini dalam kamarnya.

Mengarang, apa lagi. Katanya mengumpulkan bahan-bahan

untuk bukunya tentang pahlawan-pahlawan Aceh.”

Perempuan tua : ”Banyakkah ia mendapat duit dengan karangannya itu?”

Satilawati

: (

menunjuk ke belakangnya

)

”Rumah ini buktinya.”

Perempuan tua : ”Memang ia seorang yang rajin.”

Satilawati

: ”Tapi sejak mata orang Indonesia terbuka untuk kesusastraan

baru, ia tercecer. Bahkan ia menjadi lawan pemuda-pemuda yang

hendak maju itu.”

Perempuan tua : “Maksudmu, karangannya tidak disukai orang lagi?”

Satilawati

: ”Hanya oleh kawan-kawannya yang sezaman dengan dia. Dan

oleh orang-orang yang tiada mempunyai perjuangan hidup lagi.

Aku sendiri kurang suka membaca karangan Ayah.”

Perempuan tua : ”Biasanya orang yang sudah

tua itu . . . biasanya tidak mau

mengambil sesuatu yang baru.”

Satilawati

: ”T

api bukan itu sebabnya dengan Ayah. Ia hanya keluaran sekolah

desa saja. Hanya kepandaian berbahasa Indonesia yang menjadi-

kan dia pengarang dulu. Dan aku pikir, Ayah dalam kesusastraan

Indonesia akan seperti air hujan saja. Turun dari langit, masuk

ke dalam tanah liat, hilang. Atau jika tergenang di atas tanah,

dipanasi sinar matahari, habis menjadi hawa.”

Perempuan tua : ”Rendah betul pandanganmu kepada ayahmu.”

Satilawati

: ”

Rendah sekali. Pernah Ishak berkata. ”Karangan seperti itu dapat

kuselesaikan satu hari satu. Tapi itu sama dengan meracuni

kesusastraan baru Indonesia, Satilawati.”

Perempuan tua : (

tersenyum

)

”Ishak itu siapa?”

Satilawati

: (

terkejut lekas bicara kembali

)

”Temanku, dulu ia sering ke sini.”

Perempuan tua : ”Dan engkau telah bertukar cincin dengan dia diam-diam, bukan?”

Satilawati

: (

terkejut

)

”Dari mana Nenek tahu?”

Perempuan tua : ”Dari ayahmu.”

Satilawati

: (

sesak bernapas

)

”Ayah tahu?”

Perempuan tua (

tersenyum

) mengangguk.

Satilawati

: ”Dan sekarang kami telah bertukar cincin kembali. Juga dengan

diam-diam.”

Perempuan tua : (

terkejut

)

”Betulkah itu Satilawati?”

176

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Satilawati

: (

cepat-cepat

)

”Tapi hatiku masih kena kepadanya, Nek. Tidak pernah aku begitu

tertarik kepada laki-laki (

memegang tangan perempuan tua

).

Banyak yang terselip dalam hatiku yang hendak aku keluarkan.

Tapi kepada siapa? Kepada siapa?”

Perempuan tua : ”Kepada ayahmu.”

Satilawati

: ”T

idak bisa, Nek. Ayah dari semula telah benci kepada Ishak. Ayah

melihat kepada Ishak sebagai lawannya dalam mengarang. Pernah

Ayah mengatakan, Ishak seorang yang tidak beragama. Anak

perempuan jahat dipermuliakannya dalam karangannya. Dan

waktu Ayah mengatakan itu, ia menatap mataku, seakan-akan ia

hendak mengatakan. ”Coba engkau lanjutkan perkenalanmu

dengan dia”. Aku takut dengan Ayah, Nek.”

Perempuan tua : (

menepuk bahu Satilawati

)

”Keluarkan isi hatimu kepadaku. Satilawati. Anggaplah aku ini

sebagai ibumu sendiri.”

. . . .

Contoh 2

Diam

Judul asli:

Le Silence

Karya: Jean Murriat

Saduran: Bakdi Soemanto

Para Pelaku:

1.

Aleks

2.

Irna

3.

Dawud

Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada beberapa meja dan

kursi. Ada sebuah pintu di sebelah kiri untuk keluar dan masuk. Di atas meja ada

beberapa buku. Saat itu sore hari, kira-kira pukul 18.00. Lampu belum dinyalakan.

01. Aleks : (Masuk menjatuhkan buku-bukunya di meja, dan duduk dengan kesal)

Bing, Bing. (Berhenti) Bing, Bing. (Berhenti) Bong. Bong. (Berhenti)

Bong, Booooooong. Huh, Bongkrek.

02. Irna

: He, sudah lama?

03. Aleks : Baru saja. Kau?

04. Irna

: Lebih baru dari kau. Mana Bing?

05. Aleks : Tahu. Keluar ’kali.

06. Irna

: Jadi, nggak jadi?

07. Aleks : Sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi,

boleh bilang tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi

terlambat, dan apa saja.

08. Irna

: Kalau tahu begini, aku mestinya . . . .

09. Aleks : Nggak kemari, dan ke Rahayu bersama Agus, nonton, dan jajan, dan

minum-minum, dan rileks, dan putar-putar kota, dan cuci mata, dan . . . .

10. Irna

: Cukup. Kau tidak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia

tak sehebat kau, tak sebrilyan kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau,

dan tak sekaya kau . . . .

11. Aleks : Cukup. Tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung,

tetapi menjatuhkan, menghina, meremehkan, memandang rendah,

me . . . .

12. Irna

: Cukup. Tak u . . . .

13. Aleks : Cukup. Kau . . . .

14. Irna

: Sudah.

177

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

15. Dawud: (Tiba-tiba masuk) Sudah. Setiap kali ketemu, begini. Di sekolah, di

kantin, di sini, di rumah Amroq, di rumah Pak Juweh, di rumah . . . .

16. Irna

: Sudah. Kau juga sama saja. Marah selalu. Di sini, di sana, dan . . . .

17. Aleks : Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal

ngomong, asal . . . .

18. Dawud:

Diam.

19. Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak.

20. Aleks : Ini jadi . . . .

21. Irna

: Diam. Dawud bilang apa? Masak nggak dengar bahwa da . . . .

22. Dawud:

Diam, Irna. Kalau kau terus-terus begitu, berkeringat tanpa guna.

Padahal . . . .

23. Aleks : Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekuen itu namanya. Absurd.

Buat larangan dilanggar sendiri. Huh. Dasar . . . .

24. Irna

: Kau mulai lagi. Komentar itu secukupnya. Tidak ngelantur ke sana ke

sini . . . .

25. Aleks : Diam, Irna, diaaaam!

26. Dawud: Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak memberi contoh

. . . .

27. Irna

: Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud.

28. Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.

Sumber:

Kumpulan Drama Remaja

, A. Rumadi, Gramedia, Jakarta, 1991

6 Teks Mendengarkan (halaman 45)

Kehidupan Galilei

Judul asli : Leben des Galilei

Karya : Bertolt Brecht

Terjemahan : Frans Rahardjo

Para Pelaku:

1. Gal (Galilei)

2. And (Andrea, anak lelaki)

3. Sar (Nyonya Sarti), ibu Andrea, pemilik rumah

Panggung menggambarkan ruang kerja Galilei.

01. Gal : Jadi kau sudah mengerti apa yang akan jelaskan kemarin?

02. And : Tentang apa?

03. Gal : Tentang kemarin.

04. And : Tentang koppernikus dengan perputarannya itu.

05. Gal : Ya.

06. And : Belum. Bagaimana mungkin Anda harapkan aku ngerti? Aku masih sukar

memahami. Satu Oktober nanti usiaku baru genap sebelas.

07. Gal : Apa salahnya kau memahami, Nak? Aku ingin, agar orang mengerti apa

yang aku pikirkan. Untuk itu aku bekerja dan uangnya kubelikan buku-

buku daripada kubayarkan tukang susu.

08. And : Tapi kenyataannya aku selalu melihat, matahari terbit di timur dan

tenggelam di barat. Begitu selalu. Matahari tidak pernah mandeg. Tidak

pernah dan tidak akan mandeg.

178

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

09. Gal : Apa? Kaukatakan engkau melihat? Apa yang kaulihat? Sebenarnya

engkau tidak melihat apa-apa. Engkau sekadar membelalakkan matamu.

Membelalakkan mata belum berarti melihat. (

Gal menaruh meja waskom

di tengah-tengah kamar

) Nah ini matahari. Duduklah. (

And duduk di kursi,

Gal berdiri di belakangnya

) Coba katakan di mana mataharinya? Di

sebelah kanan atau di sebelah kiri?

10. And : Di sebelah kiri.

11. Gal : Bagus. Dan sekarang bagaimana caranya supaya matahari itu berada

di sebelah kanan?

12. And : Jika Anda memindahkan matahari itu ke sebelah kanan, tentu!

13. Gal : Cuma begitu saja? Tidak ada cara lain? (

Gal mengangkat And sekaligus

dengan kursi yang didudukinya dan memindahkannya ke sebelah lain

dari meja waskom

) Nah, sekarang di mana mataharinya?

14. And : Di sebelah kanan.

15. Gal : Dan apakah matahari itu tidak bergerak?

16. And : Tentu tidak!

17. Gal : Jadi yang bergerak adalah . . . .

18. And : Aku.

19. Gal : Salah! Goblok! Kursinya!

20. And : Tapi aku kan melekat pada kursi itu?

21. Gal : Nah, kursi itu adalah bumi. Dan engkau berada di atas bumi itu.

(

Sar, masuk, mengatur tempat tidur sambil memperhatikan

)

22. Sar : Apa yang sedang Anda ajarkan kepada anakku, Tuan Galilei?

23. Gal : Aku sedang mengajar dia melihat, Nyonya Sarti.”

24. Sar : Dengan cara mengurung dia dalam kamar seperti ini?

25. And : Jangan ikut campur, Bu. Ibu kan tidak mengerti apa yang sedang kami

pelajari.

26. Sar : O, ya, tapi apakah kau sendiri mengerti pelajaran itu? (

Kepada Gal

)

Jangan Anda ajari dia hal yang sukar-sukar. Sedang dua kali dua

dikatakan lima. Dia selalu salah wesel tentang apa yang Anda ajarkan

kepadanya. Malah kemarin dia memberi tahu aku, katanya bumi ini

berputar mengelilingi matahari. Ia yakin benar, karena katanya soal itu

telah diselidiki dengan saksama oleh orang yang bernama Koppernikus.

27. And : (

Kepada Gal

) Bukankah Koppernikus memang telah menyelidikinya

dengan saksama, Tuan Galilei? Lebih baik Anda jelaskan sendiri kepada

Ibu.

28. Sar : Apa? (

Kepada Gal

) Jadi Anda sendiri telah mengajarkan omong kosong

semacam itu? Pantesan anakku ngomong kiri-kanan di sekolah. Sampai-

sampai para rohaniwan mendatangi aku, gara-gara pernyataannya yang

lancang yang bisa membawa bencana itu. Anda patut malu, Tuan Galilei.

29. Gal : (

Sambil sarapan

) Penyelidikan kami cukup mempunyai dasar yang kuat,

Nyonya Sarti. Setelah melalui perdebatan yang sengit, akhirnya Andrea

dan aku sampailah pada suatu penemuan baru. Tak lama lagi kita akan

menyingkap tabir rahasia yang menyelimuti bumi kita. Akan tampil suatu

zaman baru. Zaman yang jaya, di mana dibutuhkan kegairahan untuk

hidup.

30. Sar : Ya . . . , mudah-mudahan dalam zaman baru itu nanti kita masih mampu

membayar tukang susu. Tuan Galilei, di luar ada orang muda, yang juga

mempelajarinya. Pakaiannya bagus dan membawa surat pujian. (

Sar,

menyerahkan surat

) Semoga Anda tidak mengecewakan aku dan

janganlah Anda abaikan surat itu. Aku prihatin tentang rekening susu itu.

Sumber:

Kumpulan Drama Remaja

, Editor A. Rumadi, Grasindo, 1991

179

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

7 Teks Mendengarkan (halaman 58)

Sidang Jumat yang terhormat.

Sebagaimana kita maklumi bahwa masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok

manusia. Kelompok terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Apabila rumah

tangga ini baik niscaya baiklah masyarakat itu. Itu tadi faktor pertama. Faktor kedua

adalah sekolah dan faktor ketiga sebagai faktor penentu juga, yaitu masyarakat itu

sendiri.

Khotbah kali ini saya fokuskan pada faktor pertama, yaitu bagaimana konsep

Islam dalam mendidik anak. Dasar alasannya bahwa kasus-kasus kejahatan remaja

yang banyak kita baca di harian atau majalah, para pelakunya tidak hanya dari

kalangan keluarga tidak mampu atau yang intelektualnya rendah saja. Bahkan,

banyak pula dijumpai anak-anak kaum berada atau pejabat.

Oleh karena masalah anak adalah masalah yang tidak dapat dianggap enteng,

kadang menyenangkan, kadang menyulitkan dan menyebalkan; maka sebagai

landasan pertama, marilah kita perhatikan dulu firman Allah dalam surat An-Anfal

ayat 28:

”Maka ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan

dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar”.

Ayat di atas merupakan peringatan atau lampu kuning agar kita waspada

terhadap anak jika kita tidak dapat mendidik dengan baik. Jika dididik dengan baik

Insya Allah, anak tersebut menjadi anak yang shaleh, berguna bagi agama, keluarga,

masyarakat dan bangsanya, dan kita mendapat pahala dari Allah. Demikian pula

sebaliknya, apabila kita mengabaikan mereka, maka kecelakaanlah yang menimpa

kita, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat, bukan kecelakaan yang datangnya dari luar

justru dari dalam, dari anak kita sendiri,

Na’udzubillaahi mindzalik

.

. . . .

Sumber:

Himpunan Khutbah Jum’ah, Seri Amalan Sehari-

hari

, M. Farid Anwar, CV Amin Surabaya, 1986

180

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

8 Teks Mendengarkan (halaman 70)

A : “Bu, anak saya

kok

sangat tergantung kepada orang tuanya. Semuanya harus

dikerjakan orang tua. Sebenarnya bagaimana cara mendidik anak agar mandiri?”

B : ”Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk melatih anak menjadi mandiri.

Ajarilah ia sedari kecil untuk bergantung pada dirinya sendiri dan menentukan

pilihannya sendiri.”

A : ”Lalu, bagaimana cara melatih anak untuk bergantung pada diri sendiri dan

menentukan pilihannya ?”

B : ”Caranya, Anda dapat memberi anak kesempatan memilih. Hargai semua

usaha yang ia lakukan, hindari banyak bertanya, jangan langsung menjawab

pertanyaannya, beri pengertian kepada anak kalau ada alternatif lain, dan yang

paling penting jangan patahkan semangatnya.”

A : ”Saya sudah pernah mencoba memberi kesempatan kepada anak saya untuk

memilih. Namun, pilihan yang dia tentukan malah macam-macam. Misalnya,

saya suruh memilih pakaian, malah dia memilih baju yang aneh-aneh. Saya

kan jadi jengkel. Akhirnya tetap saya yang memilih pakaian.”

B : ”Nah, hal itulah yang membuat anak jadi tergantung kepada Ibu. Akhirnya,

pakaian yang ia kenakan bukan pilihannya sendiri, tetapi pilihan Ibu. Seharusnya

Ibu menghargai pilihan anak, apa pun pilihannya. Membiasakan anak untuk

membuat keputusan-keputusan sendiri sejak dini akan memudahkan si anak

untuk memutuskan sendiri hal-hal yang terjadi dalam hidupnya. Selain

menghargai pilihan anak, Anda harus menghargai usahanya.”

A. : “Bagaimana contoh menghargai hasil usaha anak, Bu?”

B : ”Kita bisa membiarkan anak untuk memakai sepatu sendiri, membuka kaleng

permen sendiri, ataupun menalikan sepatunya sendiri. Beri mereka hadiah

kecil setelah mereka berhasil melakukan sesuatu. Hal itu dapat memacu

semangatnya untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi.”

A : ”Apa tidak terlalu dini untuk melatih anak bergantung pada dirinya sendiri dan

menentukan pilihannya sendiri?”

B : ”Tentu tidak. Semakin sering dibiasakan bergantung pada diri sendiri semakin

cepat dia belajar mandiri. Dan, tentunya semakin cepat pula dia ingin berusaha

meraih sesuatu.”

A : ”Sebetulnya, saya belum tega melepas anak saya bergantung pada diri sendiri.

Tetapi, . . . saya akan mencobanya. Mudah-mudahan kali ini usaha saya

berhasil.”

B : ”Ya, itu lebih baik, Bu. Percayalah, anak Ibu pasti tumbuh menjadi anak yang

mandiri dan penuh tanggung jawab.”

A : ”Baiklah, saya akan mengikuti saran Ibu. Terima kasih atas penjelasannya.

Semoga lain waktu kita bisa berbincang-bincang lagi.”

181

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Parmin

Mencurigai. Betapa tidak enaknya perbuatan ini.

Bahkan terhadap orang yang patut dicurigai sekalipun.

Lebih tidak enak lagi kalau orang itu adalah Parmin.

Tukang kebun yang rajin dan tak banyak cakap itu.

Yang kerjanya cekatan, dengan wajah yang senantiasa

memancarkan kesabaran. Kadang ia membangkitkan

rasa iba, tanpa dia bersikap meminta. Parmin justru

banyak memberi, Cuma jarang begitu disadari.

Tapi keadaan telah berubah. Semenjak pesta ulang

tahun papi beberapa hari yang lalu, senyum itu tak lagi

akrab dengan wajah lugunya. Tak ada yang bisa

memaksa Parmin untuk mengatakan sesuatu

sehubungan dengan kemurungannya itu selain ucapan,

”Saya tidak apa-apa.” Rasanya berat untuk berpikiran

bahwa orang seperti dia bisa melakukan tindak tak

terpuji. tapi apa boleh buat, ada dugaan kuat bahwa

paling tidak dia telah berbuat salah yang membuatnya

begitu resah. Dan inilah peristiwa yang mengawali

kecurigaan itu, seperti berulang kali diceritakan mami.

Parmin mencuri? Itulah kemungkinan yang paling

dikhawatirkan. Hari-hari sebelumnya sebenarnya tidak

ada petunjuk ke arah itu. Bahkan hari Sabtu, pada

siangnya pesta itu akan berlangsung, pagi-pagi ia

datang masih dengan penampilan cerah seperti biasa.

Kapan dan mengapa? Sekitar pukul sepuluh ia

membantu Parjilah berbelanja ke beberapa rumah

makan, pasar, dan

supermarket.

Selanjutnya

pekerjaan Parmin tidak berat: menyimpan es krim,

menghidangkannya bila ada tamu yang berminat.

Segalanya berjalan beres.

Adalah sangat mengagetkan ketika keesokan

harinya ia tetap muncul, walau masih dengan

kegelisahan dan kegugupannya. Nampak lesu,

bekerja tanpa gairah, Parmin kemudian minta izin

pulang awal dengan alasan kurang enak badan. Tapi,

keesokan harinya lagi, yakni dua hari setelah pesta

ulang tahun papi, Parmin tidak masuk!

Bisa jadi 'sang tikus' berhasil berbelit dari

perangkap. Tapi berarti pula ada kesempatan

menyelidik. Dapur diteliti, gudang belakang dibongkar.

Diamati saksama apakah terdapat kerusakan pada

pintu-pintu, dan yang penting adalah barang-barang

di dalam yang hilang, yang kira-kira paling berharga

dan bisa menarik perhatian seseorang yang ”sudah

lama melakukan pengamatan dengan menyamar

sebagai tukang kebun”.

Walhasil, kerja seharian bongkar muat sana-sini

tak menghasilkan apa-apa selain rangkaian nostalgia

dan seonggok debu. Jadi, Bisa saja Parmin tak

9 Teks Mendengarkan (halaman 100)

mengambil apa-apa, pada saat itu, Tapi belum tentu

untuk hari-hari mendatang, sebagai mana ditandas-

kan oleh Tante Tatik, kakak papi tertua, ketika

dihubungi mami lewat telepon. ”Hati-hati. Pencuri

zaman sekarang mulai bekerja pakai akal. Mereka

pandai-pandai, punya

planning

. Rumah sebelah

pernah kena rampok jutaan persis di mana tempat

menyimpan barang-barang berharga.”

Mami tersentak. Ya, siapa sebenarnya Parmin?

Pembantu perempuan cepat-cepat dipanggil, lalu

diinterogasi.

”Parjilah! Dulunya Parmin itu tinggal sedusun

sama kamu?”

”Tidak.”

Lho

, jadi dia bukan apa-apa kamu,

to?

Tidak

kenal sejak di dusun? Sejak kecil? Tidak tahu juga

rumahnya di mana? Atau rumah saudara-saudara

dia?”

”Tidak. Saya kenal Mas Parmin waktu dia kerja di

rumah sebelah.”

”Rumah Parmin pasti tak jauh dari sini. Ke sini

dia cuma bersepeda,” papi menganalisa. ”Besok kita

tanyakan ke kelurahan. Kalau perlu ke kecamatan.”

Mami setuju. Tapi . . . .

”Di mana

sih

kantor kecamatan kita?”

Pada akhirnya ternyata Mami, atau siapa pun, tak

perlu merepotkan diri ke kantor kelurahan, kecamatan,

atau kantor apa pun, karena pada hari ketiga, keempat

dan seterusnya sampai dengan kemarin ini, Parmin

masuk seperti biasa.

Namun tak berarti persoalan lalu selesai. Sebab

nanti siang akan ada pesta lagi. (Arisan keluarga

sebenarnya. Tapi apalah bedanya dengan pesta).

Kecurigaan atas diri Parmin tak menjadikan mami

ragu-ragu membolehkan Parmin datang membantu-

bantu. Malah sebaliknya, pesta nanti siang seolah

dirancang sebagai perangkap, yang diharapkan bisa

merangsang Parmin agar ”melakukan rekonstruksi

tanpa paksaan”.

Pukul sembilan dia datang dengan sepeda tuanya.

Langsung ke kebun belakang, mengambil slang air,

menyiram taman anggrek. Selesai itu mami menyuruh

Parmin mempersiapkan kursi-kursi tambahan untuk

ruang tengah.

”Mau ada acara makan,” mami menambahkan.

Arisan memang berjalan lancar, namun tak urung

mami terbawa-bawa jadi gelisah. Dan, entah mesti

182

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

disyukuri ataukah disesalkan, rekonstruksi ternyata

berjalan persis yang dinanti. Parmin, suatu ketika,

melintas cepat dari dapur ke garasi. Himan siaga.

Sempat ia melihat Parmin memasukkan sesuatu ke

dalam tasnya. Hanya sekilas. Karena secepat itu pula

Parmin melarikan sepedanya keluar.

”Kejar!” mami berteriak.

Maka nampaklah dua sepeda mencoba berpacu,

berkelit di antara ratusan mobil yang berhenti ataupun

melata pelan, di tengah jalanan Jakarta yang macet,

tanpa ada yang tahu persis siapa mengejar siapa.

Jangan-jangan, justru parminlah yang tengah

mengejar sesuatu, Tapi apa? Himan mengikuti dengan

perasaan bertanya-tanya.

Sampai kemudian Parmin nampak menyusuri

dinding sebuah rumah petak, separuh bangunan batu

dan sebelah atas dinding kayu. Di ujung sana Parmin

memasukkan sepedanya. Himan cepat menyusul.

Tapi yang dihadapinya kemudian memaksanya untuk

berhenti melangkah, urung menyergap.

”Bapak pulang! Bapak datang!”

Tiga anak kecil keluar dari dalam merubung

Parmin. Seseorang meninju-ninju kaki bapaknya,

seorang ber-

breakdance

tak keruan, dan yang satu

lagi menarik-narik tas.

”Hati-hati ada isinya!”

Serentak ketiganya bersorak. ”Mak! Mak! Tas

bapak ada isinya!”

Istri parmin keluar, membawa segelas teh yang

nampaknya sudah disiapkan sejak tadi. Sementara

itu tas dibuka. Ada bungkusan plastik. Bungkusan

dibuka. Ada kantong plastik. Kantong plastik dibuka.

Si bungsu merebut. Plastik pecah. Isinya sebagian

tumpah!

”Maak! Es kriiim!

”Cepat ambil gelas!”

”He, he, kalau sudah begini lupa berdoa, ya?”

”Berdoa kan buat kalau mau makan nasi, Mak.”

”Ya sudah, sekarang mengucap terima kasih

saja,” Parmin menyambung. ”Yang memberi es krim

ini tante Oche, tante Ucis, sama Oom Himan. Ayo,

gimana?”

Dengan takzim ketiganya mengucapkan pelan,

satu anak menyebut satu nama.

”Terima kasih Tante Oche.”

”Terima kasih Tante Ucis.”

”Terima kasih Oom Himan.”

Himan melangkah surut. Diambilnya sepedanya,

lalu pelan ia menyusuri gang yang remang oleh sisa-

sisa cahaya lampu dari dalam rumah-rumah petak

yang jendelanya masih terbuka.

Dikutip dengan sedikit perubahan:

Parmin

,

Kumpulan Cerpen

, Jujur Prananto, Kompas, 2002

183

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

10 Teks Mendengarkan (halaman 106)

Peti Kubur Batu Kalang Diduga Megalitik Tua

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Peti kubur batu Kalang di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan,

Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat ini masih bisa ditemui setidaknya

di sembilan titik. Jumlahnya 100 lebih, dengan jarak antartitik kelompok peti

kubur batu bervariasi antara 150 meter dan 1 kilometer. Lokasi peti kubur

batu sekitar 10 km dari Bengawan Solo. Kubur batu terletak di lereng-lereng

perbukitan, tepatnya di Bukit Sumur 70 Kedewan di lahan hutan seluas sekitar

15 hektare dan Bukit Gunung Mas. Rata-Rata kubur batu berukuran 1 meter–

2 meter. Namun, ada juga kubur batu yang berukuran 3 meter. Kedalaman

lubang kubur sekitar 60 sentimeter.

Selain di Kawengan, kubur batu juga ditemukan di areal perbukitan Desa

Dungur di Kecamatan Senori, Desa Soko di Kecamatan Bangilan, Desa

Nglateng di Kecamatan Kalirejo, Desa Prambon di Kecamatan Palang,

Kabupaten Tuban. Tiga puluh tahun lalu pernah batu-batu yang merupakan

peti kubur batu itu diambili untuk proyek bangunan karena ketidaktahuan

masyarakat. Saat ini sebagian peti kubur batu itu kondisinya sudah terkikis

dan berada di antara semak belukar.

2. Masalah

Masalah yang akan disajikan dalam makalah ini yakni sisa-sisa batu

kubur yang telah diambil masyarakat kondisinya sudah terkikis dan berada

di antara semak belukar.

3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini dimaksudkan untuk mendapat masukan tentang

penanganan batu kubur peninggalan zaman Megalitik.

B. Pembahasan

Peti kubur batu merupakan

tradisi megalitik tua yang sudah

ada sejak masa bercocok tanam

pada zaman prasejarah. Diper-

kirakan situs ini paling tua berasal

dari masa perundagian pada

zaman prasejarah. Bahkan,

berasal dari masa Hindu-Budha

yang masih melanjutkan tradisi

prasejarah. Oleh karena itu, peti

kubur batu peninggalan pra-

sejarah ini wajib dilestarikan.

Untuk melestarikan peninggalan peti kubur batu agar tidak terkikis atau

musnah, pihak pemerintah dalam hal ini Balai Arkeologi memindahkan peti kubur

batu yang ditemukan ke dapan cagar budaya atau museum. Usaha tersebut

dapat dilakukan agar masyarakat mengetahui peninggalan nenek moyang pada

zaman batu. Peti kubur batu tersebut juga dimanfaatkan untuk penelitian calon-

calon arkeolog. Usaha tersebut dapat dilakukan agar masyarakat mengetahui

peninggalan nenek moyang pada zaman batu.

Repro:

Kompas

, 17 Juni 2007

184

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

C. Penutup

1. Kesimpulan

Dalam rangka melestarikan peninggalan nenek moyang bangsa

Indonesia agar tidak musnah, pemerintah perlu memberi perhatian dengan

cara memindahkan peti kubur batu tersebut ke dalam cagar budaya atau

museum. Dengan demikian, peninggalan budaya tersebut dapat dijadikan

penelitian maupun diketahui masyarakat luas sebagai benda bersejarah.

2. Saran

Usaha pelestarian benda-benda peninggalan sejarah perlu dilakukan.

Hal ini dilakukan agar peninggalan bersejarah tersebut tidak musnah. Selain

itu, berpotensi sebagai pengembangan pariwisata di Indonesia.

11 Teks Mendengarkan (halaman 132)

Teater sebagai Gerak Budaya

Moderator

: ”Akhir-akhir ini para teaterawan kehilangan ’kreativitasnya’.

Sementara itu, gerak budaya melalui aksi-aksi teaterikal justru

muncul dari kalangan aktivis, buruh, mahasiswa, maupun LSM. Tidak

ada batasan ruang pementasan dan bebas menentukan tema.

Bagaimana para teaterawan melihat fenomena ini?”

Narasumber : ”Seni merupakan unsur ekspresi yang paling penting dalam budaya.

Seni sanggup menyuarakan pengalaman lebih langsung,

menyeluruh, dan lengkap. Apa pun pilihan bentuk, isi pementasan

atau aksi akan menjadi tanda, cara, strategi kebudayaan dalam

mempengaruhi, merespon kondisi sosial dan budaya. Pilihan

tersebut diharapkan dapat memberikan semangat para teaterawan

untuk berkreativitas kembali.”

Peserta

: ”Berdasarkan uraian Anda, berarti seni harus mengungkapkan

kebenaran. Seni tersebut harus menyesuaikan keadaan yang terjadi.

Jika seni harus mengikuti tradisi, bagaimana kemandirian seni

sendiri?”

Narasumber : ”Kebenaran menjadi kata kunci yang diagungkan dalam wujud

pementasan. Kebenaran juga berkaitan erat dengan kebaikan dan

keindahan. Akhirnya, wujud seni pementasan teater akan

memengaruhi keefektivitasan gerak budaya. Secara garis besar, ada

enam kecenderungan dalam cara penyampaian dan berekspresi

para teaterawan di Tanah Air. Yang pertama merupakan manifestasi

budaya massa. Karena banyak pementasan yang menyiratkan

adegan sinetron, laga, dan misteri yang mampu mengharu-biru

penonton dengan realitas di angan-angan sehingga budaya massa

yang lahir hanya bersifat menyenangkan. Padahal seni berusaha

mengungkapkan kritik terhadap kenyataan sosial-budaya secara

jujur. Kedua, membuat dan memperlakukan naskah dengan cara

bermain-main. Modal ini cenderung mengoptimalkan unsur satire

dan komedi. Memang seni adalah ekspresi kreatif, tanggapan, dan

renungan seniman terhadap masyarakat. Ekspresi yang muncul pun

bisa bersifat hiburan. Akan tetapi, mengemukakan hiburan semata

maka segi sosial, politik, dan budaya tidak tersampaikan. Ketiga,

meskipun dikemas rapi dan baik pertunjukan meniggalkan lubang

besar pada kejiwaan tokoh-tokohnya. Padahal seni bukanlah entitas

185

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

yang mati, melainkan menjadi gerakan kesadaran. Keempat, memilih

naskah yang sublim, tetapi ekspresi seninya kurang mendapat porsi

yang optimal. Kelompok ini akan mampu mengerahkan daya

kreativitas untuk mewujudkan kompleksitas karakter sehingga

kenyataan dapat diungkapkan dalam bentuk seni. Kelima, fenomena

lain dalam pementasan teater baik di gedung kesenian maupun

kampus-kampus. Pementasan menjadi alat mencapai tujuan tertentu

yang berujung pada kemanusiaan karena seni untuk masyarakat.

Terakhir, sikap santai dalam menyikapi kehadiran ruang pementas-

an.”

Peserta

: ”Jadi, apa kedudukan seni dalam kehidupan?”

Narasumber : ”Seni bukan lokomotif demokrasi, tetapi seni merupakan gerak roh

budaya demokrasi itu sendiri yang akan membimbing manusia di

dalam menempuh gerak budaya, kapan pun manusia hidup secara

lebih manusiawi.”

. . . .

Disadur dari: www.sinarharapan.co.id

186

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Hemat Energi Bisa Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Menteri Keuangan Jusuf Anwar mengatakan

penghematan energi dapat mengurangi pertumbuhan

ekonomi tetapi hal itu harus dibuktikan seiring dengan

waktu. Namun saat ini karena kondisi kelangkaan BBM

di beberapa daerah dan kenaikan harga minyak mentah

dunia membuat penghematan itu harus dilakukan agar

konsumsi BBM yang ditargetkan dalam APBN 2005

sebesar 59,6 juta kilo liter tidak membengkak. Menteri

Keuangan (Menkeu) mengatakan itu kepada wartawan

seusai membuka sosialisasi pelaksanaan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA), di Jakarta, Kamis (14/

7). Sebelumnya Gubenur Bank Indonesia Burhanuddin

Abdullah mengatakan, penghematan energi bisa

berhadapan dengan pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan beberapa pengamat ekonomi, di antaranya

Sri Adiningsih mengatakan penghematan energi

khususnya pada sektor industri justru akan memukul

balik pertumbuhan ekonomi.

Menanggapi hal tersebut Menkeu mengakui,

kebijakan penghemat energi kemungkinan dapat

mengurangi pertumbuhan ekonomi tetapi saat ini

12 Teks Mendengarkan (halaman 146)

penghematan harus dilakukan. Bagaimanapun,

sambungnya, pengurangan pemakaian (konsumsi)

BBM dapat menghemat 10 persen terhadap konsumsi

BBM, dan dari sisi fiskal penghematan 10 persen itu

sangat membantu. Pola hidup kita yang boros dengan

penggunaan energi juga harus diubah.

Dia menjelaskan, bila penghematan itu dilakukan

di samping bisa menurunkan konsumsi BBM juga

dapat menghindari membengkaknya subsidi BBM

dengan harga minyak mentah yang masih tinggi saat

ini berkisar US$60 per barel bila tidak ada

penghematan maka subsidi diperkirakan akan naik

melebihi target di APBN-P (anggaran pendapatan dan

belanja negara-perubahan), yakni Rp76,5 triliun

menjadi Rp120 triliun. Mengenai dampak

penghematan subsidi terhadap pertumbuhan industri,

Menkeu mengatakan, pemerintah cuma menghemat

yang tidak perlu. Tetapi industri yang perlu untuk

pertumbuhan tetap jalan. Pertumbuhan tidak akan

berhenti.

Sumber: http://www.korantempo.com

167

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Glosarium

aktivator:

hal/benda

yang

bekerja

aktif

untuk

menjalankan

sebuah

alat

artefak:

benda-benda

seperti

alat,

perhiasan

yang

menunjukkan

kecakapan

kerja

manusia

(terutama

pada

zaman

dahulu)

yang

ditemukan

melalui

penggalian

arkeologi

bioteknologi:

teknologi

yang

menyangkut

jasad

hidup

diversifikasi:

penganekaragaman

ekologi:

ilmu

tentang

hubungan

timbal

balik

antara

makhluk

hidup

dan

alam

sekitarnya

emisi

karbon:

pelepasan

karbon

akibat

pembakaran

yang

tidak

sempurna

genre:

ragam

sastra;

jenis

intrusi:

perembesan

air

laut

ke

dalam

lapisan

tanah

sehingga

terjadi

percampuran

air

laut

dengan

air

tanah

kolega:

teman

sejawat;

teman

sepekerjaan

konvensional:

radisional

konversi:

perubahan

dari

satu

bentuk

ke

bentuk

yang

lain

kosmopolit:

warga

dunia

(orang

yang

hidup

tanpa

aturan

yang

mengikat)

mediasi:

proses

pengikutsertaan

pihak

ketiga

dalam

penyelesaian

suatu

perselisihan

sebagai

penasihat

nirkabel:

tanpa

menggunakan

kabel

perspektif:

sudut

pandang;

pandangan

polemik:

perdebatan

mengenai

suatu

masalah

yang

dikemukakan

secara

terbuka

dalam

media

massa

radioaktif:

berkenaan

dengan

sifat

beberapa

unsur

atau

yang

dapat

memancarkan

sinar

radiasi

atau

sinar

gama

melalui

penghancuran

inti

atom

signifikan:

penting,

berarti

167

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

168

Pelajaran V Berpikir Kreatif

Daftar

Pustaka

Alwi, Hasan, Soenjono Darjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono. 2003.

Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia

. Jakarta: Balai Pustaka.

Bardy, L. 1985.

Ungkapan dan Peribahasa

. Klaten: Intan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran 3: Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA/MA

. Jakarta.

_____. 2006.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik

Indonesia

Nomor

23

Tahun

2006

tentang

Standar

Kompetensi

Lulusan

untuk

Satuan

Pendidikan

Dasar

dan

Menengah

.

Jakarta.

Harymawan,

R.M.A.

1993.

Dramaturgi

.

Bandung:

Rosdakarya.

Mido,

Frans.

1994.

Cerita

Rekaan

dan

Seluk-Beluknya

.

Ende:

Nusa

Indah.

Nurgiyantoro,

Burhan.

2002.

Teori

Pengkajian

Fiksi

.

Yogyakarta:

Gadjah

Mada

University

Press.

Nursisto.

2000.

Penuntun

Mengarang

.

Yogyakarta:

Adicita.

Ramlan,

M.

1987.

Sintaksis

.

Yogyakarta:

Karyono.

Redaksi

Balai

Pustaka.

2004.

Pantun

Melayu

.

Jakarta:

Balai

Pustaka.

Rumadi,

A.

1988.

Kumpulan

Drama

Remaja

.

Jakarta:

Gramedia.

Saadawi,

Nawal

el.

2002.

Perempuan

di

Titik

Nol

.

Jakarta:

Yayasan

Obor

Indonesia.

Sabariyanto,

Dirgo.

1999.

Mengapa

Disebut

Baku

dan

Tidak

Baku?

(Kosakata)

.

Yogyakarta:

Mitra

Gama.

Soedarso.

2002.

Speed

Reading,

Sistem

Membaca

Cepat

dan

Efektif

.

Jakarta:

Gramedia.

Sugono,

Dendy.

2002.

Ensiklopedia

Sastra

Indonesia

Modern

.

Bandung:

Rosdakarya.

Tim

Penyusun.

2002.

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

(edisi

ketiga)

.

Jakarta:

Balai

Pustaka.

Tim

Penyusun.

2007.

Detik-Detik

Ujian

Nasional

Bahasa

Indonesia

SMA/MA

.

Klaten:

Intan

Pariwara.

Tohari,

Ahmad.

1995.

Lingkar

Tanah

Lingkar

Air

.

Purwokerto:

Harta

Prima.

Utami,

Ayu.

1998.

Saman

.

Jakarta:

Kepustakaan

Populer

Indonesia.

Waluyo,

Herman

J.

1987.

Teori

dan

Apresiasi

Puisi

.

Jakarta:

Erlangga.

168

Terampil

Berbahasa

Indonesia

XI

IPA

dan

IPS

169

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Indeks

A

A. Rumadi, 137, 178

Ahmad Tohari, 130, 159

Aktivator, 46

Arswendo Atmowiloto, 116

Artikel, 4,–6, 12–14, 17, 45, 47–56, 85, 102, 116,

142,146, 155,

Ayu Utami, 60

B

Biografi, 63, 66, 111, 113, 115–116

Bioteknologi, 48

C

Clare Oliver, 97

D

Danarto, 11–12, 54

Dendy Sugono, 113, 116

Destruktif, 52

Diversifikasi, 156

Dyah Kalsit, 165

E

Ekologi, 7, 48

Ekosistem, 7, 14, 172

Elektro, 46, 55

Emisi, 7, 151

Energi, 7, 95, 145–146, 150–156, 186

Etnik, 135–136

F

Faktual, 106

Faktual, 11–12

Fantastis, 11

Fantastis, 116

Fosil, 151–152, 154

Fosil, 7

G

Genre, 112

Global, 151–152

I

Induktif, 6,–8, 13, 47, 55, 56, 83–84, 158–159

Intrusi, 5

K

Kompetitif, 151

Konversi, 117, 126–127

Konversi, 5, 7

M

Mediasi, 49

N

Nawal el-Saadawi, 64

Ngarto Februana, 12

Nh. Dini, 111–114

Nonfosil, 152

Nuklir, 154

O

Olivia Goldsmith, 67, 130

Output, 156

P

Primitif, 5

Publikasi, 51, 53, 55, 59–60

Putu Wijaya, 149

R

Radioaktif, 154

Realitas, 11–12, 184

Rekomendasi, 46

S

S. Suharianto, 75

Sally Morgan, 153–154

Spektakuler, 135

Stabil, 156

Sufi, 12

Surealistis, 11

Swasensor, 45, 47, 55

T

Tanker, 154

Timo Scheunemann, 18, 28

Tritagonis, 30, 76, 138, 149

Tropis, 95

U

Undang-undang, 19, 124, 127, 129, 135–136

V

Versi, 46

Virus, 94, 140

169

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

170

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

171

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

1 Teks Mendengarkan (halaman 3)

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Anak-anak yang berbahagia,

Assalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh.

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di halaman ini guna

memperingati hari Bumi. Peringatan hari Bumi ini akan kita isi dengan kegiatan

menanam pohon di lingkungan sekolah kita. Kemudian, keesokan harinya kita akan

melakukan kunjungan di kawasan hutan gambut Riau yang terkenal yaitu

Semenanjung Kampar.

Kunjungan di kawasan hutan gambut tersebut bertujuan untuk melihat keadaan

yang terjadi di Semenanjung Kampar. Ini merupakan bukti kepedulian kita terhadap

lingkungan hutan gambut yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.

Bapak dan Ibu guru yang saya hormati serta anak-anakku yang saya cintai.

Seperti kita ketahui bersama bahwa kawasan hutan gambut tersebut kini mulai

terkikis dengan adanya hutan tanaman industri. Hal ini bisa menjadi awal datangnya

petaka banjir asap dan kekurangan air. Bencana ini dapat berdampak bagi orang

banyak termasuk kita semua.

Semoga kepedulian kita terhadap keadaan hutan gambut dapat dipahami dan

dimengerti oleh pihak-pihak yang telah merusaknya. Semoga kegiatan kita di

kawasan hutan gambut tidak mendapat satu halangan apa pun. Kami berharap

agar hadirin menyukseskan kegiatan yang telah memakan dana ratusan ribu ini.

Demikian sambutan saya. Saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang

berkenan di hati kalian semua. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh.

172

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

2 Teks Mendengarkan (halaman 14)

Hadirin yang saya hormati,

Selamat malam dan salam sejahtera,

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat dan hidayah-Nya pada malam hari ini kita dapat berkumpul bersama di

tempat ini guna mengikuti sarasehan dengan tema ”Selamatkan Hutanku,

Selamatkan Negeriku”.

Seperti kita ketahui bersama bahwa kebakaran hutan gambut di Kalimantan

Tengah mengancam keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Jika kebakaran ini

dibiarkan terus, tidak saja merusak ekosistem tetapi juga merugikan bagi masyarakat

yang tinggal di sekitar area tersebut. Sebagai langkah awal, kami berusaha

memadamkan api di hutan tersebut. Selain itu, kami memantau terus-menerus

dengan menggunakan pesawat

ultralight

.

Semoga dengan diadakan sarasehan ini, masalah-masalah yang timbul akibat

kebakaran hutan gambut dapat teratasi.

Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan. Saya berharap rekan-rekan

semua dapat mengikuti acara sarasehan ini dengan baik.

Sekian, terima kasih.

173

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

3 Teks Mendengarkan (halaman 16)

Pembinaan Sepak Bola Harus Sejak Usia Dini

Pewawancara : Wartawan

Suara Karya

, Syamsudin Walad.

Narasumber

: Letjen (Purn.) Ir. H. Azwar Anas.

Pewawancara :

Munas PSSI yang berlangsung di Makassar pekan lalu telah

memilih kembali Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode

2007–2011, tanggapan Anda?

Narasumber

: Pertama-tama saya ucapkan selamat kepada Nurdin. Saya melihat

dia memang orang yang komit dengan sepak bola Indonesia. Dia

kelihatan mau mengorbankan segala waktu dan kemampuannya

untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Terlepas dari pro dan kontra

di masyarakat, saya tahu betul siapa dia. Selain cinta benar dengan

sepak bola, dia juga orang yang memiliki tekad yang kuat. Memang

PSSI ke depan harus dipimpin oleh orang-orang yang kuat, berani,

tahan mental, tahan kritikan dan mau bekerja keras untuk sepak

bola Indonesia.

Pewawancara :

Sekarang ini PSSI tengah disorot lantaran prestasi sepak bola

Indonesia yang terus terpuruk. Apa yang harus dilakukan pengurus

ke depan nanti untuk memperbaiki kondisi ini?

Narasumber

: Ada beberapa pendekatan yang harus dilakukan. Pertama,

pendekatan dari sisi legalitas, seperti AD/ART yang harus disesuai-

kan dengan perkembangan persepakbolaan Asia dan disesuaikan

dengan standar FIFA. Aturan pertandingan yang disesuaikan

dengan FIFA, termasuk sanksi-sanksi bagi yang melanggar.

Kemudian pendekatan empiris, dalam arti kekuatan sepak bola,

baik dari sisi pemain, wasit, pelatih, dana maupun prasarana

lainnya. Untuk mendapatkan pemain yang bagus tidak gampang,

harus ada pembinaan sejak usia dini. Saya pernah mendatangkan

Franz Beckenbauer, dan dia mengatakan bahwa pemain-pemain

kita hanya memiliki 10 persen dari dasar-dasar bermain sepak

bola. Bayangkan itu, hanya 10 persen kemampuan pemain-pemain

kita dibandingkan standar sepak bola Eropa. Dari sisi wasit juga

kita harus bekerja sama dengan FIFA agar kita memiliki wasit yang

benar-benar berkualitas. Soal pelatih, kita juga jangan sekadar

memilih pelatih asing. Cari pelatih yang benar-benar berkualitas.

Kalau perlu pelatih tingkat dunia yang juga bisa memberi

pengetahuan kepada pelatih-pelatih kita.

Pewawancara :

Soal dana dan prasarana, bagaimana?

Narasumber

: Itulah, saya katakan saat ini berbeda dengan dulu. Saat ini dana

sangat terbatas, sementara prasarana dan lapangan sepak bola

hilang. Sekarang lapangan banyak yang berubah menjadi mall.

Bagaimana anak-anak kita bisa bermain bola kalau lahannya

sudah tidak ada. Saya lihat banyak anak-anak yang terpaksa

bermain bola di jalan-jalan. Soal dana, saat ini tak bisa hanya

bergantung pada pemerintah. Harus melibatkan peran swasta.

Terus terang saya salut dengan komitmen keluarga Bakrie yang

benar-benar mau membantu perkembangan olahraga Indonesia.

Tak hanya di sepak bola melalui Nirwan, tetapi di cabang olahraga

lainnya juga.

Pewawancara :

Soal pembinaan usia dini, sejak kapan itu harus dilakukan?

174

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Narasumber

: Seharusnya dari usia 10 tahun ke bawah, kemudian dilanjutkan

dengan pembinaan usia 10–15 tahun. Jika pada usia 15 tahun

sudah mengetahui teknik-teknik dasar sepak bola, itu akan mudah

membentuk tim yang tangguh. Saya pernah membawa anak-anak

usia 15 tahun berlatih ke klub Sampdoria, Italia. Program yang

kami sebut Primavera itu, meski sempat menuai kritik, tetapi

toh

lebih baik dari sekarang ini.

. . . .

Sumber: www.suarakarya.com

4 Teks Mendengarkan (halaman 28)

Pewawancara :

Saat ini sulit sekali membangun tim sepak bola Indonesia yang

kuat dan bisa berprestasi, minimal di tingkat Asia Tenggara.

Menurut Anda apa yang salah?

Narasumber

: Saya juga tidak tahu kenapa. Padahal dari sisi pendanaan, setelah

swasta ikut terlibat, itu tidak ada masalah. Tapi, memang saya

lihat sekarang ini orientasinya lebih kepada materi. Dulu pemain

sangat bangga bila dipanggil membela timnas. Semangat “Merah

Putih” mereka berkobar-kobar. Tapi sekarang, saya dengar pemain

lebih senang membela klub karena bayarannya lebih tinggi

ketimbang timnas. Memang itu tidak bisa digeneralisasi

(disamaratakan). Mungkin saja perkembangan sepak bola di

negara-negara lain lebih cepat dibanding Indonesia.

Pewawancara :

Keberadaan pemain-pemain asing di Liga Indonesia saat ini juga

tengah disorot karena dianggap tidak memberikan nilai tambah

bagi sepak bola Indonesia. Anda adalah Ketua Umum PSSI yang

membuka pintu masuknya pemain asing di Indonesia. Tanggapan

Anda?

Narasumber

: Pemain asing yang bermain di Liga Indonesia harus benar-benar

diseleksi. Maksud saya dulu mendatangkan pemain asing agar

pemain-pemain kita bisa belajar dari mereka, baik dari sisi teknik

maupun mental bertanding. Dulu itu pemain asing yang bermain

di Liga Indonesia benar-benar berkualitas. Salah satunya Roger

Mila. Pemain asal Kamerun ini sempat menjadi perhatian pada

Piala Dunia 1990. Saat ini saya tidak tahu seperti apa seleksi

pemain asing.

Sumber: www.suarakarya.com

175

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

5 Teks Mendengarkan (halaman 32)

Contoh 1

Di halaman muka rumah Suksoro. Di sekeliling pohon kecil beberapa kursi kebun

dengan mejanya. Di atas meja ada dua buah mangkuk berisi kopi. Perempuan tua

sedang bercakap-cakap. Waktu sore.

Adegan Pertama

Perempuan tua : ”Ayahmu tidak kelihatan sehari-hari ini Satilawati.”

Satilawati

: ”Ayah berkur

ung saja sehari-harian ini dalam kamarnya.

Mengarang, apa lagi. Katanya mengumpulkan bahan-bahan

untuk bukunya tentang pahlawan-pahlawan Aceh.”

Perempuan tua : ”Banyakkah ia mendapat duit dengan karangannya itu?”

Satilawati

: (

menunjuk ke belakangnya

)

”Rumah ini buktinya.”

Perempuan tua : ”Memang ia seorang yang rajin.”

Satilawati

: ”Tapi sejak mata orang Indonesia terbuka untuk kesusastraan

baru, ia tercecer. Bahkan ia menjadi lawan pemuda-pemuda yang

hendak maju itu.”

Perempuan tua : “Maksudmu, karangannya tidak disukai orang lagi?”

Satilawati

: ”Hanya oleh kawan-kawannya yang sezaman dengan dia. Dan

oleh orang-orang yang tiada mempunyai perjuangan hidup lagi.

Aku sendiri kurang suka membaca karangan Ayah.”

Perempuan tua : ”Biasanya orang yang sudah

tua itu . . . biasanya tidak mau

mengambil sesuatu yang baru.”

Satilawati

: ”T

api bukan itu sebabnya dengan Ayah. Ia hanya keluaran sekolah

desa saja. Hanya kepandaian berbahasa Indonesia yang menjadi-

kan dia pengarang dulu. Dan aku pikir, Ayah dalam kesusastraan

Indonesia akan seperti air hujan saja. Turun dari langit, masuk

ke dalam tanah liat, hilang. Atau jika tergenang di atas tanah,

dipanasi sinar matahari, habis menjadi hawa.”

Perempuan tua : ”Rendah betul pandanganmu kepada ayahmu.”

Satilawati

: ”

Rendah sekali. Pernah Ishak berkata. ”Karangan seperti itu dapat

kuselesaikan satu hari satu. Tapi itu sama dengan meracuni

kesusastraan baru Indonesia, Satilawati.”

Perempuan tua : (

tersenyum

)

”Ishak itu siapa?”

Satilawati

: (

terkejut lekas bicara kembali

)

”Temanku, dulu ia sering ke sini.”

Perempuan tua : ”Dan engkau telah bertukar cincin dengan dia diam-diam, bukan?”

Satilawati

: (

terkejut

)

”Dari mana Nenek tahu?”

Perempuan tua : ”Dari ayahmu.”

Satilawati

: (

sesak bernapas

)

”Ayah tahu?”

Perempuan tua (

tersenyum

) mengangguk.

Satilawati

: ”Dan sekarang kami telah bertukar cincin kembali. Juga dengan

diam-diam.”

Perempuan tua : (

terkejut

)

”Betulkah itu Satilawati?”

176

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Satilawati

: (

cepat-cepat

)

”Tapi hatiku masih kena kepadanya, Nek. Tidak pernah aku begitu

tertarik kepada laki-laki (

memegang tangan perempuan tua

).

Banyak yang terselip dalam hatiku yang hendak aku keluarkan.

Tapi kepada siapa? Kepada siapa?”

Perempuan tua : ”Kepada ayahmu.”

Satilawati

: ”T

idak bisa, Nek. Ayah dari semula telah benci kepada Ishak. Ayah

melihat kepada Ishak sebagai lawannya dalam mengarang. Pernah

Ayah mengatakan, Ishak seorang yang tidak beragama. Anak

perempuan jahat dipermuliakannya dalam karangannya. Dan

waktu Ayah mengatakan itu, ia menatap mataku, seakan-akan ia

hendak mengatakan. ”Coba engkau lanjutkan perkenalanmu

dengan dia”. Aku takut dengan Ayah, Nek.”

Perempuan tua : (

menepuk bahu Satilawati

)

”Keluarkan isi hatimu kepadaku. Satilawati. Anggaplah aku ini

sebagai ibumu sendiri.”

. . . .

Contoh 2

Diam

Judul asli:

Le Silence

Karya: Jean Murriat

Saduran: Bakdi Soemanto

Para Pelaku:

1.

Aleks

2.

Irna

3.

Dawud

Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada beberapa meja dan

kursi. Ada sebuah pintu di sebelah kiri untuk keluar dan masuk. Di atas meja ada

beberapa buku. Saat itu sore hari, kira-kira pukul 18.00. Lampu belum dinyalakan.

01. Aleks : (Masuk menjatuhkan buku-bukunya di meja, dan duduk dengan kesal)

Bing, Bing. (Berhenti) Bing, Bing. (Berhenti) Bong. Bong. (Berhenti)

Bong, Booooooong. Huh, Bongkrek.

02. Irna

: He, sudah lama?

03. Aleks : Baru saja. Kau?

04. Irna

: Lebih baru dari kau. Mana Bing?

05. Aleks : Tahu. Keluar ’kali.

06. Irna

: Jadi, nggak jadi?

07. Aleks : Sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi,

boleh bilang tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi

terlambat, dan apa saja.

08. Irna

: Kalau tahu begini, aku mestinya . . . .

09. Aleks : Nggak kemari, dan ke Rahayu bersama Agus, nonton, dan jajan, dan

minum-minum, dan rileks, dan putar-putar kota, dan cuci mata, dan . . . .

10. Irna

: Cukup. Kau tidak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia

tak sehebat kau, tak sebrilyan kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau,

dan tak sekaya kau . . . .

11. Aleks : Cukup. Tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung,

tetapi menjatuhkan, menghina, meremehkan, memandang rendah,

me . . . .

12. Irna

: Cukup. Tak u . . . .

13. Aleks : Cukup. Kau . . . .

14. Irna

: Sudah.

177

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

15. Dawud: (Tiba-tiba masuk) Sudah. Setiap kali ketemu, begini. Di sekolah, di

kantin, di sini, di rumah Amroq, di rumah Pak Juweh, di rumah . . . .

16. Irna

: Sudah. Kau juga sama saja. Marah selalu. Di sini, di sana, dan . . . .

17. Aleks : Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal

ngomong, asal . . . .

18. Dawud:

Diam.

19. Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak.

20. Aleks : Ini jadi . . . .

21. Irna

: Diam. Dawud bilang apa? Masak nggak dengar bahwa da . . . .

22. Dawud:

Diam, Irna. Kalau kau terus-terus begitu, berkeringat tanpa guna.

Padahal . . . .

23. Aleks : Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekuen itu namanya. Absurd.

Buat larangan dilanggar sendiri. Huh. Dasar . . . .

24. Irna

: Kau mulai lagi. Komentar itu secukupnya. Tidak ngelantur ke sana ke

sini . . . .

25. Aleks : Diam, Irna, diaaaam!

26. Dawud: Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak memberi contoh

. . . .

27. Irna

: Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud.

28. Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.

Sumber:

Kumpulan Drama Remaja

, A. Rumadi, Gramedia, Jakarta, 1991

6 Teks Mendengarkan (halaman 45)

Kehidupan Galilei

Judul asli : Leben des Galilei

Karya : Bertolt Brecht

Terjemahan : Frans Rahardjo

Para Pelaku:

1. Gal (Galilei)

2. And (Andrea, anak lelaki)

3. Sar (Nyonya Sarti), ibu Andrea, pemilik rumah

Panggung menggambarkan ruang kerja Galilei.

01. Gal : Jadi kau sudah mengerti apa yang akan jelaskan kemarin?

02. And : Tentang apa?

03. Gal : Tentang kemarin.

04. And : Tentang koppernikus dengan perputarannya itu.

05. Gal : Ya.

06. And : Belum. Bagaimana mungkin Anda harapkan aku ngerti? Aku masih sukar

memahami. Satu Oktober nanti usiaku baru genap sebelas.

07. Gal : Apa salahnya kau memahami, Nak? Aku ingin, agar orang mengerti apa

yang aku pikirkan. Untuk itu aku bekerja dan uangnya kubelikan buku-

buku daripada kubayarkan tukang susu.

08. And : Tapi kenyataannya aku selalu melihat, matahari terbit di timur dan

tenggelam di barat. Begitu selalu. Matahari tidak pernah mandeg. Tidak

pernah dan tidak akan mandeg.

178

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

09. Gal : Apa? Kaukatakan engkau melihat? Apa yang kaulihat? Sebenarnya

engkau tidak melihat apa-apa. Engkau sekadar membelalakkan matamu.

Membelalakkan mata belum berarti melihat. (

Gal menaruh meja waskom

di tengah-tengah kamar

) Nah ini matahari. Duduklah. (

And duduk di kursi,

Gal berdiri di belakangnya

) Coba katakan di mana mataharinya? Di

sebelah kanan atau di sebelah kiri?

10. And : Di sebelah kiri.

11. Gal : Bagus. Dan sekarang bagaimana caranya supaya matahari itu berada

di sebelah kanan?

12. And : Jika Anda memindahkan matahari itu ke sebelah kanan, tentu!

13. Gal : Cuma begitu saja? Tidak ada cara lain? (

Gal mengangkat And sekaligus

dengan kursi yang didudukinya dan memindahkannya ke sebelah lain

dari meja waskom

) Nah, sekarang di mana mataharinya?

14. And : Di sebelah kanan.

15. Gal : Dan apakah matahari itu tidak bergerak?

16. And : Tentu tidak!

17. Gal : Jadi yang bergerak adalah . . . .

18. And : Aku.

19. Gal : Salah! Goblok! Kursinya!

20. And : Tapi aku kan melekat pada kursi itu?

21. Gal : Nah, kursi itu adalah bumi. Dan engkau berada di atas bumi itu.

(

Sar, masuk, mengatur tempat tidur sambil memperhatikan

)

22. Sar : Apa yang sedang Anda ajarkan kepada anakku, Tuan Galilei?

23. Gal : Aku sedang mengajar dia melihat, Nyonya Sarti.”

24. Sar : Dengan cara mengurung dia dalam kamar seperti ini?

25. And : Jangan ikut campur, Bu. Ibu kan tidak mengerti apa yang sedang kami

pelajari.

26. Sar : O, ya, tapi apakah kau sendiri mengerti pelajaran itu? (

Kepada Gal

)

Jangan Anda ajari dia hal yang sukar-sukar. Sedang dua kali dua

dikatakan lima. Dia selalu salah wesel tentang apa yang Anda ajarkan

kepadanya. Malah kemarin dia memberi tahu aku, katanya bumi ini

berputar mengelilingi matahari. Ia yakin benar, karena katanya soal itu

telah diselidiki dengan saksama oleh orang yang bernama Koppernikus.

27. And : (

Kepada Gal

) Bukankah Koppernikus memang telah menyelidikinya

dengan saksama, Tuan Galilei? Lebih baik Anda jelaskan sendiri kepada

Ibu.

28. Sar : Apa? (

Kepada Gal

) Jadi Anda sendiri telah mengajarkan omong kosong

semacam itu? Pantesan anakku ngomong kiri-kanan di sekolah. Sampai-

sampai para rohaniwan mendatangi aku, gara-gara pernyataannya yang

lancang yang bisa membawa bencana itu. Anda patut malu, Tuan Galilei.

29. Gal : (

Sambil sarapan

) Penyelidikan kami cukup mempunyai dasar yang kuat,

Nyonya Sarti. Setelah melalui perdebatan yang sengit, akhirnya Andrea

dan aku sampailah pada suatu penemuan baru. Tak lama lagi kita akan

menyingkap tabir rahasia yang menyelimuti bumi kita. Akan tampil suatu

zaman baru. Zaman yang jaya, di mana dibutuhkan kegairahan untuk

hidup.

30. Sar : Ya . . . , mudah-mudahan dalam zaman baru itu nanti kita masih mampu

membayar tukang susu. Tuan Galilei, di luar ada orang muda, yang juga

mempelajarinya. Pakaiannya bagus dan membawa surat pujian. (

Sar,

menyerahkan surat

) Semoga Anda tidak mengecewakan aku dan

janganlah Anda abaikan surat itu. Aku prihatin tentang rekening susu itu.

Sumber:

Kumpulan Drama Remaja

, Editor A. Rumadi, Grasindo, 1991

179

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

7 Teks Mendengarkan (halaman 58)

Sidang Jumat yang terhormat.

Sebagaimana kita maklumi bahwa masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok

manusia. Kelompok terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Apabila rumah

tangga ini baik niscaya baiklah masyarakat itu. Itu tadi faktor pertama. Faktor kedua

adalah sekolah dan faktor ketiga sebagai faktor penentu juga, yaitu masyarakat itu

sendiri.

Khotbah kali ini saya fokuskan pada faktor pertama, yaitu bagaimana konsep

Islam dalam mendidik anak. Dasar alasannya bahwa kasus-kasus kejahatan remaja

yang banyak kita baca di harian atau majalah, para pelakunya tidak hanya dari

kalangan keluarga tidak mampu atau yang intelektualnya rendah saja. Bahkan,

banyak pula dijumpai anak-anak kaum berada atau pejabat.

Oleh karena masalah anak adalah masalah yang tidak dapat dianggap enteng,

kadang menyenangkan, kadang menyulitkan dan menyebalkan; maka sebagai

landasan pertama, marilah kita perhatikan dulu firman Allah dalam surat An-Anfal

ayat 28:

”Maka ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan

dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar”.

Ayat di atas merupakan peringatan atau lampu kuning agar kita waspada

terhadap anak jika kita tidak dapat mendidik dengan baik. Jika dididik dengan baik

Insya Allah, anak tersebut menjadi anak yang shaleh, berguna bagi agama, keluarga,

masyarakat dan bangsanya, dan kita mendapat pahala dari Allah. Demikian pula

sebaliknya, apabila kita mengabaikan mereka, maka kecelakaanlah yang menimpa

kita, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat, bukan kecelakaan yang datangnya dari luar

justru dari dalam, dari anak kita sendiri,

Na’udzubillaahi mindzalik

.

. . . .

Sumber:

Himpunan Khutbah Jum’ah, Seri Amalan Sehari-

hari

, M. Farid Anwar, CV Amin Surabaya, 1986

180

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

8 Teks Mendengarkan (halaman 70)

A : “Bu, anak saya

kok

sangat tergantung kepada orang tuanya. Semuanya harus

dikerjakan orang tua. Sebenarnya bagaimana cara mendidik anak agar mandiri?”

B : ”Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk melatih anak menjadi mandiri.

Ajarilah ia sedari kecil untuk bergantung pada dirinya sendiri dan menentukan

pilihannya sendiri.”

A : ”Lalu, bagaimana cara melatih anak untuk bergantung pada diri sendiri dan

menentukan pilihannya ?”

B : ”Caranya, Anda dapat memberi anak kesempatan memilih. Hargai semua

usaha yang ia lakukan, hindari banyak bertanya, jangan langsung menjawab

pertanyaannya, beri pengertian kepada anak kalau ada alternatif lain, dan yang

paling penting jangan patahkan semangatnya.”

A : ”Saya sudah pernah mencoba memberi kesempatan kepada anak saya untuk

memilih. Namun, pilihan yang dia tentukan malah macam-macam. Misalnya,

saya suruh memilih pakaian, malah dia memilih baju yang aneh-aneh. Saya

kan jadi jengkel. Akhirnya tetap saya yang memilih pakaian.”

B : ”Nah, hal itulah yang membuat anak jadi tergantung kepada Ibu. Akhirnya,

pakaian yang ia kenakan bukan pilihannya sendiri, tetapi pilihan Ibu. Seharusnya

Ibu menghargai pilihan anak, apa pun pilihannya. Membiasakan anak untuk

membuat keputusan-keputusan sendiri sejak dini akan memudahkan si anak

untuk memutuskan sendiri hal-hal yang terjadi dalam hidupnya. Selain

menghargai pilihan anak, Anda harus menghargai usahanya.”

A. : “Bagaimana contoh menghargai hasil usaha anak, Bu?”

B : ”Kita bisa membiarkan anak untuk memakai sepatu sendiri, membuka kaleng

permen sendiri, ataupun menalikan sepatunya sendiri. Beri mereka hadiah

kecil setelah mereka berhasil melakukan sesuatu. Hal itu dapat memacu

semangatnya untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi.”

A : ”Apa tidak terlalu dini untuk melatih anak bergantung pada dirinya sendiri dan

menentukan pilihannya sendiri?”

B : ”Tentu tidak. Semakin sering dibiasakan bergantung pada diri sendiri semakin

cepat dia belajar mandiri. Dan, tentunya semakin cepat pula dia ingin berusaha

meraih sesuatu.”

A : ”Sebetulnya, saya belum tega melepas anak saya bergantung pada diri sendiri.

Tetapi, . . . saya akan mencobanya. Mudah-mudahan kali ini usaha saya

berhasil.”

B : ”Ya, itu lebih baik, Bu. Percayalah, anak Ibu pasti tumbuh menjadi anak yang

mandiri dan penuh tanggung jawab.”

A : ”Baiklah, saya akan mengikuti saran Ibu. Terima kasih atas penjelasannya.

Semoga lain waktu kita bisa berbincang-bincang lagi.”

181

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Parmin

Mencurigai. Betapa tidak enaknya perbuatan ini.

Bahkan terhadap orang yang patut dicurigai sekalipun.

Lebih tidak enak lagi kalau orang itu adalah Parmin.

Tukang kebun yang rajin dan tak banyak cakap itu.

Yang kerjanya cekatan, dengan wajah yang senantiasa

memancarkan kesabaran. Kadang ia membangkitkan

rasa iba, tanpa dia bersikap meminta. Parmin justru

banyak memberi, Cuma jarang begitu disadari.

Tapi keadaan telah berubah. Semenjak pesta ulang

tahun papi beberapa hari yang lalu, senyum itu tak lagi

akrab dengan wajah lugunya. Tak ada yang bisa

memaksa Parmin untuk mengatakan sesuatu

sehubungan dengan kemurungannya itu selain ucapan,

”Saya tidak apa-apa.” Rasanya berat untuk berpikiran

bahwa orang seperti dia bisa melakukan tindak tak

terpuji. tapi apa boleh buat, ada dugaan kuat bahwa

paling tidak dia telah berbuat salah yang membuatnya

begitu resah. Dan inilah peristiwa yang mengawali

kecurigaan itu, seperti berulang kali diceritakan mami.

Parmin mencuri? Itulah kemungkinan yang paling

dikhawatirkan. Hari-hari sebelumnya sebenarnya tidak

ada petunjuk ke arah itu. Bahkan hari Sabtu, pada

siangnya pesta itu akan berlangsung, pagi-pagi ia

datang masih dengan penampilan cerah seperti biasa.

Kapan dan mengapa? Sekitar pukul sepuluh ia

membantu Parjilah berbelanja ke beberapa rumah

makan, pasar, dan

supermarket.

Selanjutnya

pekerjaan Parmin tidak berat: menyimpan es krim,

menghidangkannya bila ada tamu yang berminat.

Segalanya berjalan beres.

Adalah sangat mengagetkan ketika keesokan

harinya ia tetap muncul, walau masih dengan

kegelisahan dan kegugupannya. Nampak lesu,

bekerja tanpa gairah, Parmin kemudian minta izin

pulang awal dengan alasan kurang enak badan. Tapi,

keesokan harinya lagi, yakni dua hari setelah pesta

ulang tahun papi, Parmin tidak masuk!

Bisa jadi 'sang tikus' berhasil berbelit dari

perangkap. Tapi berarti pula ada kesempatan

menyelidik. Dapur diteliti, gudang belakang dibongkar.

Diamati saksama apakah terdapat kerusakan pada

pintu-pintu, dan yang penting adalah barang-barang

di dalam yang hilang, yang kira-kira paling berharga

dan bisa menarik perhatian seseorang yang ”sudah

lama melakukan pengamatan dengan menyamar

sebagai tukang kebun”.

Walhasil, kerja seharian bongkar muat sana-sini

tak menghasilkan apa-apa selain rangkaian nostalgia

dan seonggok debu. Jadi, Bisa saja Parmin tak

9 Teks Mendengarkan (halaman 100)

mengambil apa-apa, pada saat itu, Tapi belum tentu

untuk hari-hari mendatang, sebagai mana ditandas-

kan oleh Tante Tatik, kakak papi tertua, ketika

dihubungi mami lewat telepon. ”Hati-hati. Pencuri

zaman sekarang mulai bekerja pakai akal. Mereka

pandai-pandai, punya

planning

. Rumah sebelah

pernah kena rampok jutaan persis di mana tempat

menyimpan barang-barang berharga.”

Mami tersentak. Ya, siapa sebenarnya Parmin?

Pembantu perempuan cepat-cepat dipanggil, lalu

diinterogasi.

”Parjilah! Dulunya Parmin itu tinggal sedusun

sama kamu?”

”Tidak.”

Lho

, jadi dia bukan apa-apa kamu,

to?

Tidak

kenal sejak di dusun? Sejak kecil? Tidak tahu juga

rumahnya di mana? Atau rumah saudara-saudara

dia?”

”Tidak. Saya kenal Mas Parmin waktu dia kerja di

rumah sebelah.”

”Rumah Parmin pasti tak jauh dari sini. Ke sini

dia cuma bersepeda,” papi menganalisa. ”Besok kita

tanyakan ke kelurahan. Kalau perlu ke kecamatan.”

Mami setuju. Tapi . . . .

”Di mana

sih

kantor kecamatan kita?”

Pada akhirnya ternyata Mami, atau siapa pun, tak

perlu merepotkan diri ke kantor kelurahan, kecamatan,

atau kantor apa pun, karena pada hari ketiga, keempat

dan seterusnya sampai dengan kemarin ini, Parmin

masuk seperti biasa.

Namun tak berarti persoalan lalu selesai. Sebab

nanti siang akan ada pesta lagi. (Arisan keluarga

sebenarnya. Tapi apalah bedanya dengan pesta).

Kecurigaan atas diri Parmin tak menjadikan mami

ragu-ragu membolehkan Parmin datang membantu-

bantu. Malah sebaliknya, pesta nanti siang seolah

dirancang sebagai perangkap, yang diharapkan bisa

merangsang Parmin agar ”melakukan rekonstruksi

tanpa paksaan”.

Pukul sembilan dia datang dengan sepeda tuanya.

Langsung ke kebun belakang, mengambil slang air,

menyiram taman anggrek. Selesai itu mami menyuruh

Parmin mempersiapkan kursi-kursi tambahan untuk

ruang tengah.

”Mau ada acara makan,” mami menambahkan.

Arisan memang berjalan lancar, namun tak urung

mami terbawa-bawa jadi gelisah. Dan, entah mesti

182

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

disyukuri ataukah disesalkan, rekonstruksi ternyata

berjalan persis yang dinanti. Parmin, suatu ketika,

melintas cepat dari dapur ke garasi. Himan siaga.

Sempat ia melihat Parmin memasukkan sesuatu ke

dalam tasnya. Hanya sekilas. Karena secepat itu pula

Parmin melarikan sepedanya keluar.

”Kejar!” mami berteriak.

Maka nampaklah dua sepeda mencoba berpacu,

berkelit di antara ratusan mobil yang berhenti ataupun

melata pelan, di tengah jalanan Jakarta yang macet,

tanpa ada yang tahu persis siapa mengejar siapa.

Jangan-jangan, justru parminlah yang tengah

mengejar sesuatu, Tapi apa? Himan mengikuti dengan

perasaan bertanya-tanya.

Sampai kemudian Parmin nampak menyusuri

dinding sebuah rumah petak, separuh bangunan batu

dan sebelah atas dinding kayu. Di ujung sana Parmin

memasukkan sepedanya. Himan cepat menyusul.

Tapi yang dihadapinya kemudian memaksanya untuk

berhenti melangkah, urung menyergap.

”Bapak pulang! Bapak datang!”

Tiga anak kecil keluar dari dalam merubung

Parmin. Seseorang meninju-ninju kaki bapaknya,

seorang ber-

breakdance

tak keruan, dan yang satu

lagi menarik-narik tas.

”Hati-hati ada isinya!”

Serentak ketiganya bersorak. ”Mak! Mak! Tas

bapak ada isinya!”

Istri parmin keluar, membawa segelas teh yang

nampaknya sudah disiapkan sejak tadi. Sementara

itu tas dibuka. Ada bungkusan plastik. Bungkusan

dibuka. Ada kantong plastik. Kantong plastik dibuka.

Si bungsu merebut. Plastik pecah. Isinya sebagian

tumpah!

”Maak! Es kriiim!

”Cepat ambil gelas!”

”He, he, kalau sudah begini lupa berdoa, ya?”

”Berdoa kan buat kalau mau makan nasi, Mak.”

”Ya sudah, sekarang mengucap terima kasih

saja,” Parmin menyambung. ”Yang memberi es krim

ini tante Oche, tante Ucis, sama Oom Himan. Ayo,

gimana?”

Dengan takzim ketiganya mengucapkan pelan,

satu anak menyebut satu nama.

”Terima kasih Tante Oche.”

”Terima kasih Tante Ucis.”

”Terima kasih Oom Himan.”

Himan melangkah surut. Diambilnya sepedanya,

lalu pelan ia menyusuri gang yang remang oleh sisa-

sisa cahaya lampu dari dalam rumah-rumah petak

yang jendelanya masih terbuka.

Dikutip dengan sedikit perubahan:

Parmin

,

Kumpulan Cerpen

, Jujur Prananto, Kompas, 2002

183

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

10 Teks Mendengarkan (halaman 106)

Peti Kubur Batu Kalang Diduga Megalitik Tua

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Peti kubur batu Kalang di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan,

Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat ini masih bisa ditemui setidaknya

di sembilan titik. Jumlahnya 100 lebih, dengan jarak antartitik kelompok peti

kubur batu bervariasi antara 150 meter dan 1 kilometer. Lokasi peti kubur

batu sekitar 10 km dari Bengawan Solo. Kubur batu terletak di lereng-lereng

perbukitan, tepatnya di Bukit Sumur 70 Kedewan di lahan hutan seluas sekitar

15 hektare dan Bukit Gunung Mas. Rata-Rata kubur batu berukuran 1 meter–

2 meter. Namun, ada juga kubur batu yang berukuran 3 meter. Kedalaman

lubang kubur sekitar 60 sentimeter.

Selain di Kawengan, kubur batu juga ditemukan di areal perbukitan Desa

Dungur di Kecamatan Senori, Desa Soko di Kecamatan Bangilan, Desa

Nglateng di Kecamatan Kalirejo, Desa Prambon di Kecamatan Palang,

Kabupaten Tuban. Tiga puluh tahun lalu pernah batu-batu yang merupakan

peti kubur batu itu diambili untuk proyek bangunan karena ketidaktahuan

masyarakat. Saat ini sebagian peti kubur batu itu kondisinya sudah terkikis

dan berada di antara semak belukar.

2. Masalah

Masalah yang akan disajikan dalam makalah ini yakni sisa-sisa batu

kubur yang telah diambil masyarakat kondisinya sudah terkikis dan berada

di antara semak belukar.

3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini dimaksudkan untuk mendapat masukan tentang

penanganan batu kubur peninggalan zaman Megalitik.

B. Pembahasan

Peti kubur batu merupakan

tradisi megalitik tua yang sudah

ada sejak masa bercocok tanam

pada zaman prasejarah. Diper-

kirakan situs ini paling tua berasal

dari masa perundagian pada

zaman prasejarah. Bahkan,

berasal dari masa Hindu-Budha

yang masih melanjutkan tradisi

prasejarah. Oleh karena itu, peti

kubur batu peninggalan pra-

sejarah ini wajib dilestarikan.

Untuk melestarikan peninggalan peti kubur batu agar tidak terkikis atau

musnah, pihak pemerintah dalam hal ini Balai Arkeologi memindahkan peti kubur

batu yang ditemukan ke dapan cagar budaya atau museum. Usaha tersebut

dapat dilakukan agar masyarakat mengetahui peninggalan nenek moyang pada

zaman batu. Peti kubur batu tersebut juga dimanfaatkan untuk penelitian calon-

calon arkeolog. Usaha tersebut dapat dilakukan agar masyarakat mengetahui

peninggalan nenek moyang pada zaman batu.

Repro:

Kompas

, 17 Juni 2007

184

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

C. Penutup

1. Kesimpulan

Dalam rangka melestarikan peninggalan nenek moyang bangsa

Indonesia agar tidak musnah, pemerintah perlu memberi perhatian dengan

cara memindahkan peti kubur batu tersebut ke dalam cagar budaya atau

museum. Dengan demikian, peninggalan budaya tersebut dapat dijadikan

penelitian maupun diketahui masyarakat luas sebagai benda bersejarah.

2. Saran

Usaha pelestarian benda-benda peninggalan sejarah perlu dilakukan.

Hal ini dilakukan agar peninggalan bersejarah tersebut tidak musnah. Selain

itu, berpotensi sebagai pengembangan pariwisata di Indonesia.

11 Teks Mendengarkan (halaman 132)

Teater sebagai Gerak Budaya

Moderator

: ”Akhir-akhir ini para teaterawan kehilangan ’kreativitasnya’.

Sementara itu, gerak budaya melalui aksi-aksi teaterikal justru

muncul dari kalangan aktivis, buruh, mahasiswa, maupun LSM. Tidak

ada batasan ruang pementasan dan bebas menentukan tema.

Bagaimana para teaterawan melihat fenomena ini?”

Narasumber : ”Seni merupakan unsur ekspresi yang paling penting dalam budaya.

Seni sanggup menyuarakan pengalaman lebih langsung,

menyeluruh, dan lengkap. Apa pun pilihan bentuk, isi pementasan

atau aksi akan menjadi tanda, cara, strategi kebudayaan dalam

mempengaruhi, merespon kondisi sosial dan budaya. Pilihan

tersebut diharapkan dapat memberikan semangat para teaterawan

untuk berkreativitas kembali.”

Peserta

: ”Berdasarkan uraian Anda, berarti seni harus mengungkapkan

kebenaran. Seni tersebut harus menyesuaikan keadaan yang terjadi.

Jika seni harus mengikuti tradisi, bagaimana kemandirian seni

sendiri?”

Narasumber : ”Kebenaran menjadi kata kunci yang diagungkan dalam wujud

pementasan. Kebenaran juga berkaitan erat dengan kebaikan dan

keindahan. Akhirnya, wujud seni pementasan teater akan

memengaruhi keefektivitasan gerak budaya. Secara garis besar, ada

enam kecenderungan dalam cara penyampaian dan berekspresi

para teaterawan di Tanah Air. Yang pertama merupakan manifestasi

budaya massa. Karena banyak pementasan yang menyiratkan

adegan sinetron, laga, dan misteri yang mampu mengharu-biru

penonton dengan realitas di angan-angan sehingga budaya massa

yang lahir hanya bersifat menyenangkan. Padahal seni berusaha

mengungkapkan kritik terhadap kenyataan sosial-budaya secara

jujur. Kedua, membuat dan memperlakukan naskah dengan cara

bermain-main. Modal ini cenderung mengoptimalkan unsur satire

dan komedi. Memang seni adalah ekspresi kreatif, tanggapan, dan

renungan seniman terhadap masyarakat. Ekspresi yang muncul pun

bisa bersifat hiburan. Akan tetapi, mengemukakan hiburan semata

maka segi sosial, politik, dan budaya tidak tersampaikan. Ketiga,

meskipun dikemas rapi dan baik pertunjukan meniggalkan lubang

besar pada kejiwaan tokoh-tokohnya. Padahal seni bukanlah entitas

185

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

yang mati, melainkan menjadi gerakan kesadaran. Keempat, memilih

naskah yang sublim, tetapi ekspresi seninya kurang mendapat porsi

yang optimal. Kelompok ini akan mampu mengerahkan daya

kreativitas untuk mewujudkan kompleksitas karakter sehingga

kenyataan dapat diungkapkan dalam bentuk seni. Kelima, fenomena

lain dalam pementasan teater baik di gedung kesenian maupun

kampus-kampus. Pementasan menjadi alat mencapai tujuan tertentu

yang berujung pada kemanusiaan karena seni untuk masyarakat.

Terakhir, sikap santai dalam menyikapi kehadiran ruang pementas-

an.”

Peserta

: ”Jadi, apa kedudukan seni dalam kehidupan?”

Narasumber : ”Seni bukan lokomotif demokrasi, tetapi seni merupakan gerak roh

budaya demokrasi itu sendiri yang akan membimbing manusia di

dalam menempuh gerak budaya, kapan pun manusia hidup secara

lebih manusiawi.”

. . . .

Disadur dari: www.sinarharapan.co.id

186

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

Hemat Energi Bisa Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Menteri Keuangan Jusuf Anwar mengatakan

penghematan energi dapat mengurangi pertumbuhan

ekonomi tetapi hal itu harus dibuktikan seiring dengan

waktu. Namun saat ini karena kondisi kelangkaan BBM

di beberapa daerah dan kenaikan harga minyak mentah

dunia membuat penghematan itu harus dilakukan agar

konsumsi BBM yang ditargetkan dalam APBN 2005

sebesar 59,6 juta kilo liter tidak membengkak. Menteri

Keuangan (Menkeu) mengatakan itu kepada wartawan

seusai membuka sosialisasi pelaksanaan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA), di Jakarta, Kamis (14/

7). Sebelumnya Gubenur Bank Indonesia Burhanuddin

Abdullah mengatakan, penghematan energi bisa

berhadapan dengan pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan beberapa pengamat ekonomi, di antaranya

Sri Adiningsih mengatakan penghematan energi

khususnya pada sektor industri justru akan memukul

balik pertumbuhan ekonomi.

Menanggapi hal tersebut Menkeu mengakui,

kebijakan penghemat energi kemungkinan dapat

mengurangi pertumbuhan ekonomi tetapi saat ini

12 Teks Mendengarkan (halaman 146)

penghematan harus dilakukan. Bagaimanapun,

sambungnya, pengurangan pemakaian (konsumsi)

BBM dapat menghemat 10 persen terhadap konsumsi

BBM, dan dari sisi fiskal penghematan 10 persen itu

sangat membantu. Pola hidup kita yang boros dengan

penggunaan energi juga harus diubah.

Dia menjelaskan, bila penghematan itu dilakukan

di samping bisa menurunkan konsumsi BBM juga

dapat menghindari membengkaknya subsidi BBM

dengan harga minyak mentah yang masih tinggi saat

ini berkisar US$60 per barel bila tidak ada

penghematan maka subsidi diperkirakan akan naik

melebihi target di APBN-P (anggaran pendapatan dan

belanja negara-perubahan), yakni Rp76,5 triliun

menjadi Rp120 triliun. Mengenai dampak

penghematan subsidi terhadap pertumbuhan industri,

Menkeu mengatakan, pemerintah cuma menghemat

yang tidak perlu. Tetapi industri yang perlu untuk

pertumbuhan tetap jalan. Pertumbuhan tidak akan

berhenti.

Sumber: http://www.korantempo.com